KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Gendhis tentu saja tidak tahu jika nyawa kecilnya sedang diincar oleh Jessica dan Mario. Setelah ia mengikuti acara lelang dan mengantarkan Rose menuju apartemen tua, Gendhis langsung meluncur ke apartemennya sendiri dan segera berkutat dengan ponsel dan laptopnya.
Ia mendengus kesal tetapi juga tidak berdaya ketika ia melihat tumpukan berkas kepemilikan lahan yang baru saja dimenangkan oleh Rose.
Mendesah, sebenarnya Gendhis juga merasa kurang percaya diri dengan lahan tersebut, bagaimanapun juga lahan ini dipenuhi dengan rumor yang kurang baik. Dan Gendhis malah mengaitkan dengan hal – hal mistik seperti kebanyakan tanah terbengkalai di negaranya.
“Bujug dah, gimana kalau pas pembangunan terus mbak Kunti dan mas ocong nyamperin?” dumalnya pelan. Meskipun begitu, mata dan tangannya masih tetap fokus dengan pekerjaan masing – masing. Mencari desain untuk pabrik dan laboratorium serta pihak konstruksi yang akan ‘dimintai’ tolong untuk membangunnya.
“Belum lagi kalau ada si manis tuyul – tuyul, ck ck ck, tapi nggak apa sih kalo tuh bocil- bocil yang imut yang dateng. Pan itung – itung tenaga kerja tambahan buat Rose ngumpulin Dollar,” kikik Gendhis sendiri.
“Bentar deh, tapi tuyul Indo mudeng kagak yeh bedanya duit Rupiah sama Dollar? Ntar malah muter – muter nggak karuan lagi,” monolognya lagi.
Gendhis kemudian menepuk keningnya hingga merah dan kembali bermonolog. Yah, akhir – akhir ini ia seringkali bermonolog. Terutama setelah Rose kembali sadar ke jalan yang benar.
“Ngapa gue jadi ngomong dewek sih! Hah, lagian itu si bos pea kenapa malah nggak mau disini sama gue aja? Kan jadinya gue punya temen ngobrol. Huh jadi kangen Rose si pea,” dumalnya.
“Ini juga, ngapa nggak ketemu – ketemu sih yang cocok sama keinginan si Rose. Lagian yang bener bae, ngapain Mansion Mau digabungkan jadi 1 pelataran sama pabrik segala sih? Ck ck ck, bule kaya mah emang beda pikirannya,” sungut Gendhis.
“Eh bentar – bentar, kayaknya nih perusahaan konstruksi boleh juga, ya masih anakan dari PHANTOM sih. Tapi bolehlah dicoba dulu,” mata Gendhis berkilat senang ketika ia mendapatkan salah satu perusahaan konstruksi yang cocok dengan estetika Rose.
Gendhis hanya belum mendapatkan gambaran Desain Mansion yang diinginkan oleh Rose, tetapi untuk ruang Lab dan Pabriknya Rose memberikan kebebasan penuh kepadanya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, gendhis memutuskan untuk menghubungi Rose dan mengabarkan jika ia memiliki kandidat perusahaan Konstruksi yang menurutnya bagus.
📲: “ Yups, ada yang bisa saya banting?” Gendhis keki sendiri ketika ia mendengar suara Rose yang malas dan ingin sekali ditoyor kepalanya.
📱: “ Makin sableng bae nih orang,”
📲: “ Ada apa?”
📱: “ Buset Deh, nggak bisa apa basa basi bentaran?”
📲: “ Ndis, Gue sibuk,”
📱: “ Ya lah, Eh Rose aku udah berhasil nemuin kandidat yang cocok. Perusahaan anakan PHANTOM sih.”
📲: “ Mana aja yang penting sanggup sampai akhir pekerjaan, nggak akan mogok dijalan,”
📱: “ Tenang aja, bagus sih reviewnya juga, mereka bahkan dilengkapi dengan jasa desain interiornya juga. Yang jadi masalah adalah lo harus secepatnya nyelesain rumor lahan itu. Terus juga Dana jangan sampai terhenti di tengah jalan,”
📲: “ Hmmm, baiklah – baiklah. Besok mari bertemu. Aku sangat lelah,”
📱: “ yasudah sampai jum....”
TUT TUT TUT
Gendhis hanya melongo menatap layar ponselnya yang menghitam karena Rose telah mematikan sambungan teleponnya dari seberang.
“Buset, bener – bener deh si bambang ini, bisa – bisanya asal nutup Bae,” kembali Gendhis bersungut – sungut karena merasa keki dengan sikap Rose yang menurutnya sungguh ..... Ahhh sudahlah.
Yang terpenting besok mereka akan bertemu dan akan segera membahas mengenai lahan itu dan segera melakukan pembaruan.
“Apa – apalah, nurut Bae kita mah,” desah Gendhis sambil melangkah menuju ke meja belajarnya lagi. Gendhis segera menutup Laptopnya dan berniat untuk membersihkan diri sebelum ia tidur.
Benar saja, ternyata ia juga merasakan kelelahan karena seharian ini ia harus mengikuti lelang yang membosankan. Belum lagi energinya terkuras banyak ketika ia harus berdebat dengan Jessica tadi.
🪽🪽🪽
Sementara itu, di ruang Kerja Jack, kini Mike tengah memberikan secarik cek bertuliskan $20 juta dollar. Tentu saja ini adalah uang yang dihasilkan rumah lelang untuk lahan yang dimenangkan oleh Rose tadi.
Lahan itu adalah milik keluarga sepupu Jack, jadi Jack berniat untuk segera memberikan uang ini kepada pamannya yang kini mungkin tengah risau karena kecemasan akan rumor dari halaman Mansion miliknya.
“Apa kamu sudah menyelidiki apa yang ingin dilakukan oleh Elyn?” tanya Jack sambil melonggarkan Dasi yang setengah mencekik di leher seksinya.
“Haah? Elyn? Siapa?” Mike dengan cengo menatap bingung kearah Jack yang masih menunggu jawaban darinya.
Jack hanya memutar matanya malas ketika ia melihat Mike yang begitu bodoh hingga tidak menyadari maksud dari ucapannya.
Mike meneguk ludahnya kelat dan segera memutar otaknya. Ia menepuk keningnya begitu ia sadar siapa yang dimaksud oleh bosnya yang sedang labil ini.
“Oh.. Maksudnya nona Roselyn? Hmmm, sulit sekali bos, kan juga belum ada sehari. Saya meminta orang – orang kita untuk mengawal nona Roselyn dengan asistennya tetapi mereka langsung pulang tanpa mengadakan pertemuan apa – apa,” jelas Mike sambil membenarkan kacamata bacanya.
Jack mengetuk – ngetukkan jari jemarinya di meja. Ia sedang berpikir keras apa yang ingin direncanakan oleh Rose dengan lahan yang ia dapatkan.
Jack tentu saja merasa khawatir, ia sendiri belum yakin dengan kasus teror yang terjadi di lahan milik sepupunya ini.
Ia terlampau sibuk untuk sekedar ‘menengok’ lahan tersebut.
Wajar baginya jika merasa khawatir, takut – takut jika gadis ‘incarannya’ malah mendapatkan kerugian dengan mengambil alih lahan tersebut.
“Pantau saja terus, mungkin mereka terlalu lelah karena acara hari ini dan akan membahasnya besok atau beberapa hari kemudian,” dalam hal menganalisis situasi, bisa dikatakan jika Jack adalah yang terbaik.
Mike mengangguk tanpa melakukan protes apapun. Kini ia semakin yakin jika bos dinginnya ini benar – benar tertarik dengan gadis manis itu. Mike sungguh bahagia untuk Jack.
Karena jika Jack mendapatkan gadis pujaannya, makan Mike pastinya juga akan mendapatkan kesempatan untuk mencari jodoh dong? Muehehehehe...
Jack tentu saja tidak tahu apa yang tengah berada di pikiran asistennya yang sedikit konyol ini. Ia hanya mengangguk puas dengan pengaturan yang ia buat untuk Rose.
Dirinya sendiri juga bingung, kenapa ia terus saja terngiang – ngiang dengan bayangan gadis kecil itu. Mereka baru bertemu 2 kali jika dihitung dengan hari ini tetapi semua pertemuan begitu mengena di hatinya..
Ck ck ck, tampaknya benar apa yang dipikirkan oleh Mike, pria dingin dan kesepian ini akan segera mencair karena bertemu dengan gadis musim seminya...