Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
Amira di Papah oleh Sena menuju ruangan dan di ikuti oleh Damar di belakang.
Sampai di ruangan istirahat, Amira dibaringkan oleh Sena.
"Damar, tolong ambil minyak telon di tas ku!" titah Sena pada Damar. Damar segera mengambil apa yang di inginkan Sena. setelah Damar memberikan minyak telon kepada Sena, Damar keluar dari ruangan itu, Sena yang tinggal berdua saja dengan Amira, dia mengoleskan minyak telon itu ke seluruh tubuh Amira yang terlihat sangat pucat.
"Mbak, Mira kenapa, apa Mbak sakit, kalau sakit tidak usah bekerja, minta cuti aja dulu!" Sena sangat iba pada Amira, walau pertama kali dia tidak suka sama Amira, tapi sekarang dia lebih nyaman berteman dengan Amira.
"Aku tidak apa-apa, aku hanya pusing aja, terimakasih sudah menolong ku." Ucap Amira.
Sama-sama Mbak, kita ini teman, jadi kita harus saling membantu, kalau begitu aku keluar dulu, Mbak istirahat aja jangan di buat kerja dulu nanti tambah parah." Setelah mengatakan itu Sena langsung keluar dari ruangan istirahat itu.
Amira tidak mau cerita, kalau dia lagi ada masalah dengan suaminya, dia tidak mau orang lain tau kalau dia dengan suaminya sudah bercerai.
Hari sudah mau magrib, namun di ruangan rawat Pak Handoko masih terhias dengan keseruan dan kehangatan sebuah keluarga. Arsen yang baru berjumpa dengan keluarganya, dia lupa sama istrinya, bahkan hari ini tidak memberi kabar istrinya sama sekali, Arsen sangat bahagia dan senang karena baru bisa seperti ini lagi dengan keluarganya sehingga dia lupa kasih kabar pada Desi istrinya.
Senja melihat jam tangannya, ternyata sudah menunjukkan pukul 16-20-32 detik.
" Mama, Kak Arsen, kalian pulang aja, Papa biar aku yang menjaganya. Mas juga pulang aja istirahat di rumah, mas pasti capek kan?" Senja berfikir biar dia saja yang menjaga Papanya di rumah sakit, yang lain semuanya pulang aja.
Arkan menggeleng kepala, dia tidak mau pulang kalau Senja tidak pulang, lebih baik dia tetap di rumah sakit ini menemani istrinya menjaga Pak Handoko.
"Mas tidak mau pulang, kalau kamu tidak pulang, mas nggak bisa tidur kalau tidak ada kamu." ucap Arkan manja pad istrinya . Arsen yang mendengar Arkan berkata begitu manja pada Senja, dia meledek Arkan.
"Alah, gak usah lebay kali." Ledek Arsen pad adik iparnya itu.
"Biarin istri, istri ku, kenapa Kak Arsen yang sewot?" Arkan tidak peduli ada Mama dan Papa mertuanya itu, dia tetap seperti Tom and Jerry dengan Kakak iparnya itu.
"Sudah, sudah, jangan ribut, Sebaiknya kalian saja yang pulang, biar Mama saja yang jaga Papa kalian." Timpal Mama Ratih menengahi Anak-anak nya. Melihat antusias Anak-anak dan menantunya ingin menjaganya, Pak Handoko terus mengucap syukur karena sudah di anugerahi Anak-anak yang sangat peduli pada dirinya.
Arkan lagi-lagi menggeleng kepala.
"Tidak Ma, Mama saja yang pulang, Mama harus banyak istirahat, Mama tidak boleh kelelahan, aku tidak mau Mama ikut -ikutan sakit." Ujar Arkan yang sangat perhatian pada Mama mertuanya. Arsen yang mendengar Arkan berkata seperti itu hatinya terenyuh, ternyata Arkan sangat menyayangi dan perhatian kepada kedua orang tuanya.
Lagi-lagi Arsen sangat yakin kalau Arkan suami yang baik untuk adik nya. Arsen lebih sangat merasa bersalah lagi dan menyesal, karena telah mengusir adiknya dan menantang hubungan keduanya.
"Tapi Nak, Mama mau disini jagain Papa kalian." Ucap mama Ratih tidak mau pulang, paruh baya itu mau tetap di sini bersama suaminya.
"Tidak Ma, Sekarang begini saja, Mama sekarang pulang dulu istirahat, nanti malam Mama bisa kesini lagi, sekalian bawakan makan malam, dan juga baju ku, benarkan Mas?" tanya Senja pada suaminya untuk meyakinkan mamanya agar mau pulang.
Arkan pun mengangguk setuju dengan ide istrinya itu, karena ada benarnya juga.
Arsen yang sudah dari tadi menyimak pembicaraan adik dan Mamanya dia pun ikut menengahi.
"Ma, yang dikatakan oleh Senja ada benarnya juga, Mama pulang dulu untuk istirahat, biar aku yang mengantar mu. Nanti malam aku dan Desi ke sini lagi sekalian jemput Mama, kita pergi barengan ke sini." Arsen berniat ingin pulang ke rumah membersihkan diri sekalian ingin menjemput istrinya dan mengajak nginap di rumah sakit menjaga Papanya.
"Iya Ma, Kak Arsen benar," sahut Arkan setuju dengan perkataan Arsen. Akhirnya Mama Ratih mau tidak mau dia harus pulang. Dia tidak ada ulangan lagi untuk mengelak, kedua Anak dan menantunya sudah bekerja sama untuk menyuruhnya pulang.
"Baiklah Mama akan pulang." Mama Ratih pasrah karena percuma mengelak dia cuma seorang diri sudah pasti tidak akan menang, sedangkan mereka bertiga pasti sudah di jamin menang.
Mama Ratih mengambil tasnya dan membenarkan pakaiannya yang sudah sedikit berantakan kemudian dia mendekati ranjang suaminya meminta izin pulang sebentar.
"Ya udah kami pulang dulu ya?" ucap Arsen berpamitan. Tapi arsen membisikan sesuatu di telinga Arkan.
"Ingat jaga adikku baik-baik jangan posesif aku ini Kakak kandungnya." Bisik Arsen ketika hendak keluar dari ruangan itu.
"Hem," jawab Arkan dengan berdehem. Sedangkan Arsen tersenyum meledek pada adik iparnya itu.
Setelah Mama Ratih dan Arsen pergi, Pak Handoko wajahnya menjadi murung, dia melihat sekeliling sudah sepi, hanya tersisa menantu dan Anaknya saja yang tinggal di ruangan itu.
Senja yang melihat Wajah Papanya murung, dia mendekati ranjang Papanya.
"Apa Papa mau minum?" tanya Senja menawarkan air minum ke Papanya untuk mengalihkan pikiran Papanya
Pak Handoko mengangguk. Kemudian senja mengambil botol air minum, dia membuka tutup botol itu dan memasukkan straw lalu menyodorkan ke bapaknya. Pak handoko segera minumnya.
Selesai Pak Handoko minum, Senja mengajak Papanya itu mengobrol ringan agar wajah Papanya tidak lagi murung. Senja tau kalau Papanya sangat merindukan keluarganya berkumpul seperti dulu, keluarga yang penuh dengan kehangatan.
Di sisi lain di sebuah rumah mini malis, seorang wanita sedang khawatir karena menunggu suami nya yang tidak kunjung pulang dan tidak memberinya kabar.
Hari sudah hampir malam, namun yang di tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya. Akhirnya wanita cantik itu menekan nomor suaminya itu.
"Mas, kamu lagi di mana?" tanya Desi pada suaminya saat teleponnya sudah tersambung.
"Mas lagi di jalan, mas lagi mengantar Mama pulang." Jawab Arsen yang sedang mengemudi.
Desi yang mendengar jawaban Arsen yang mengatakan sedang mengantar Mamanya, Desi tersenyum, dia sangat senang karena keluarga suaminya sudah bertemu.
"Apa mas sudah bertemu dengan Mama?" tanya Desi lagi di seberang telpon untuk memastikan benarkah yang dia dengar tadi.
"Iya sayang, sebentar lagi mas pulang setelah mangantar Mama," jawab arsen, agar istrinya tenang.
"Bagai mana mas bisa bertemu dengan mama? tanya Desi lagi, dia sangat antusias mendengar tentang pencarian suaminya itu.
"Ceritanya panjang, nanti aja mas ceritakan di rumah, mas lagi menyetir ni." Arsen tidak mau gagal fokus di saat mengemudi.
"Ya udah, aku matikan telponnya ya? Hati-hati di jalan aku menunggu mas pulang." Desi tersenyum dan bersyukur karena suaminya sudah menemukan rang tuanya.
"Ma, setelah Mama keluar dari rumah, kalian tinggal di mana.?" tanya Arsen hati-hati takut nanti Mamanya marah.
"Waktu itu Mama dan Papa langsung masuk ke mobil yang sudah menunggu di depan rumah. Mama pikir itu taksi online, namun Mama pun heran kenapa mobil mewah di jadikan taksi online. Ternyata setelah sampai di rumah itu mobil Arkan." Mama Ratih menceritakan saat dia pertama kali keluar dari rumah Arsen.
"Dan orang yang membawa mobil itu memanggil Arkan dengan sebutan sebagai Tuan, dan kamu tahu? adik kamu Senja dipanggil oleh orang itu Nona muda, aku dan Papa kamu dipanggil nyonya dan tuan." Lanjut Mama Ratih lagi.
Mendengar cerita dari Mama nya, kini Arsen tambah penasaran dia sudah mulai bertanya-tanya siapa Arkan sebenarnya? Arsen sempat berpikir kalau adik iparnya itu seorang mafia atau bandar narkoba. Namun Arsen menepis pikirannya itu, karena dia pikir tidak mungkin mafia atau bandar narkoba menjadi tukang ojek.
Bersambung
aq kalo k mall gajah mada plaza, jadi prhatian para pengunjung. mungkin krn tampilanq yg sederhana? emang orang miskin ga blh k mall? bukan mo mencuri kq, cuma mo lht" aja ga boleh? bgtlh org" kaya d kota, pd sombong pdhl ga smua kkayaan mrk halal lho