NovelToon NovelToon
Langit Maheswara

Langit Maheswara

Status: tamat
Genre:Tamat / BTS / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Reni mardiana

Perjuangan dan kesabaran seorang Langit Maheswara, berakhir sia-sia. Wanita yang selalu dia puja, lebih memilih orang baru. Niat hati ingin memberikan kejutan dengan sebuah cicncin dan juga buket bunga, malah dirinya yang dibuat terkejut saat sebuah pemandangan menusuk rongga dadanya. sekuat tenaga menahan tangisnya yang ingin berteriak di hadapan sang kekasih, dia tahan agar tidak terlihat lemah.

Langit memberikan bunga yang di bawanya sebagai kado pernikahan untuk kekasihnya itu, tak banyak kata yang terucap, bahkan ia mengulas senyum terbaiknya agar tak merusak momen sakral yang memang seharusnya di liputi kebahagiaan.

Jika, dulu Ibunya yang di khianati oleh ayahnya. maka kini, Langit merasakan bagaimana rasanya menjadi ibunya di masa lalu. sakit, perih, hancur, semua luka di dapatkan secara bersamaan.

Ini lanjutan dari kisah "Luka dan Pembalasan" yang belum baca, yuk baca dulu 🤗🥰🥰



jangan lupa dukungannya biar Authornya semangat ya 🙏🤗🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memilih mati

Langkah kaki seorang gadis kian menjauh, air laut sudah menelannya sampai batas dadanya. Tetapi Langit langsung mengejarnya dengan langkah panjangnya, tubuh gadis itu di seret sampai ombak menyerang keduanya hingga terjatuh.

"Apa kau gila, hah!" Bentak Langit.

Wajah sang gadis terlihat pucat dengan mata yang sembab, dia pingsan di dalam dekapan Langit yang berusaha menyadarkannya. Angkasa berlari tergopoh-gopoh saat mendapati kakaknya berlari ke tengah laut, mendapati kakaknya terbaring mendekap seorang perempuan diatas hamparan pasir mmebuat Angkasa bingung.

"Abang, hahhh... Haahhh... Siapa dia Bang? Kasa udah jantungan, kirain Abang mau bundir." Tanya Angkasa dengan nafas tersengal.

"Cepat bantu Abang bawa perempuan ini." Desak Langit.

Tanpa banyak bicara lagi, Langit langsung mengangkat tubuh gadis malang yang terlihat menyimpan banyak luka. Entah apa yang sudah di lewatinya, yang pastinya Langit mendengar teriakan itu sebelum gadis itu nekat menerjang air laut. Angkasa mengambil sepatu dan juga tas yang tak jauh dari tempat kakaknya berdiri, sambil berjalan dua mengecek isinya, siapa tahu ada kerabat atau keluarganya yang bisa di hubungi.

Angkasa membukakan pintu mobilnya,Langit lantas duduk di kursi belakang sambil memangku kepala gadis tersebut di pangkuannya. Semakin lama wajahnya kian berubah mulai membiru, Langit yakin gadis itu kedinginan.

"Matikan Ac-nya." Titah Langit dengan panik.

Angkasa gegas mematikan Ac mobilnya, di belakang Langit menggosokkan tangannya berupaya memberikan kehangatan pada sang gadis.

"D-Dingin, hikss.. Hiks..." Mulutnya bersuara dengan bibir bergetar.

"Bertahanlah." Ucap Langit menggenggam erat tangan gadis itu yang sangat kaku dan dingin.

Angkasa manambah laju mobilnya, dia pun sama khawatirnya dengan sang Kakak karena melihat keadaan gadis itu. Mereka langsung membawanya ke rumah sakit terdekat, rasa kemanusiaan mendorong keduanya untuk menyelamatkan gadis yang berniat mengakhiri hidupnya.

****

Di tempat lain.

Galaxy memarkirkan motornya dengan asal, dia berlari keadah rumah dengan kondisi tubuh basah kuyup lengkap dengan lebam di wajahnya. Laras berpapasan dengan Putranya yang terlihat berantakan, Aiman yang baru turun dari lantai atas pun ikut terkejut melihat keadaan Galaxy.

"Astagfirullah! Nak, kenapa dengan wajahmu? Bukannya kamu bilang mau belajar, tapi kenapa pulang malah kayak orang habis di hajar." Cecar Laras sambil memeriksa tubuh Putranya.

"Sayang, ambilkan handuk untuk Galaxy." Titah Aiman.

Laras menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, saat tubuhnya hendak berbalik langkahnya terhenti mendengar pertanyaan yang lolos dari mulut Putranya.

"Abang dimana? Aku mau temenin Abang, pasti Abang lagi sedih sekarang." Tanya Galaxy dengan wajah sedihnya.

"Abangmu? Bukannya dia pergi ke rumah Jennie?" Tanya Aiman dengan bingung.

"Ada apa Galaxy? Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa yang sudah terjadi?" Tanya Laras beruntun.

"Jadi, Abang sama Kasa belum pulang? Kemana mereka? Aku khawatir kalau Abang melakukan sesuatu, Bu." Cemas Galaxy begitu tahu kakaknya belum sampai.

"Katakan! Ada apa sebenarnya?" Desak Laras dengan perasaan tak karuan.

Galaxy menjelaskan alasan di balik kekhawatirannya. Tubuh Laras merosot ke bawah lengkap dengan cairan bening yang sudah membanjiri matanya, Aiman mendekap tubuh istrinya seraya membawanya pindah menuju kursi.

"L-Langit, hikss.." Lirih Laras.

"Nak, bersihkan tubuhmu dulu takutnya nanti demam." Titah Aiman, sementara dirinya berusaha menenangkan istrinya.

Laras tahu bagaimana perasaan Langit sekarang, karena memang dulu dia pernah ada di posisinya walaupun sakitnya dua kali lipat dari yang dirasakan Langit saat ini. Hati Ibu mana yang tak sakit begitu mengetahui anaknya di khianati oleh seorang wanita yang dianggap rumah kedua untuknya, Laras tahu bagaimana besarnya cinta Langit pada Jennie.

Galaxy lantas pergi ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya, dia akan mencari kedua kakaknya kalau mereka tak kunjung kembali ke rumah.

"Mas, coba telpon Angkasa atau Langit, aku khawatir sama mereka." Pinta Laras.

"Kamu tenang dulu ya, aku tahu Langit itu kuat dan tidak mungkin melakukan sesuatu yang merugikan dirinya sendiri." Ucap Aiman.

Tak ada yang bisa di lakukan oleh Laras selain menganggukkan kepalanya pelan, Aiman berusaha menghubungi nomor Langit maupun nomor Angkasa, tetapi keduanya sama-sama tidak aktif. Puluhan kali Aiman berusaha tetap saja tidak ada jawaban, sampai Galaxy kembali dengan tubuh yang sudah bersih.

"Kedua Abangmu tidak bisa dihubungi." Ucap Aiman menatap kearah Galaxy.

"Kalau saja aku tak putar balik, mungkin sekarang aku tahu dimana Abang saat ini." Sesal Galaxy karena dia tak ikut menyusul kakaknya, dan malah lebih memilih mendatangi Jennie.

"Mas, tolong cari Langit. Hiks, dia punya penyakit Asma, aku khawatir sekali apalagi tadi hujannya deras, bagaimana kalau anak-anakku kedinginan." Ucap Laras di sela tangisnya.

Ah, bagaimana bisa Aiman melupakan penyakit Langit yang memiliki Asma. Tanpa banyak bicara lagi Aiman langsung keluar dari dalam rumah membawa kunci mobilnya, Galaxy dan Laras menyusul keluar. Aiman meminta Laras untuk tetap di rumah, sedangkan Galaxy ikut bersamanya mencari Langit dan juga Angkasa.

*****

Langit dan Angkasa ikut mendorong brangkar di sepanjang lorong menuju UGD, sampai di depan puntu UGD berdiri seorang Dokter wanita dengan balutan jas putihnya. Dokter tersebut membulatkan matanya saat melihat siapa yang terbaring diatas brangkar, dengan panik Dokter tersebut segera meminta perawat membawa masuk pasien dan langsung memberikan pertolongan padanya.

Dokter tersebut menggunting pakaian yang di kenakan gadis itu, perawat juga ikut membantu memasangkan selang oksigen. Begitu baju tersebut di buka, betapa terkejutnya tim medis melihat banyak luka lebam di tubuh gadis itu.

"Ya Allah." Lirih Dokter yang bernama Meta, tenggorokannya terasa tercekat dan hatinya begitu teriris.

Air matanya langsung lolos begitu saja, tetapi dia langsung mengusapnya dengan kasar. Meta berusaha menyelamatkan pasien yang di kenalinya, berusaha tetap tegar walaupun hatinya begitu tercabik.

"Bertahanlah, Ra. Aku mohon.." Pinta Dokter Meta dengan lirih.

Selama hampir dua jam lamanya, Meta baru bisa keluar dengan raut wajah yang tak bisa di artikan. Langit dan Angkasa lantas menghampirinya dan menanyakan bagaimana kondisi perempuan yang keduanya selamatkan, mereka setia menunggu sampai Dokter Meta bersuara.

"Bagaimana kondisi pasien?" Tanya Langit.

"Apa kalian yang membawanya?" Bukannya menjawab, Meta justru melontarkan pertanyaan pada Langit.

Langit mengangguk." Benar, tadi aku dan adikku ke pantai. Tadi pasien berusaha menerjang ombak, sebelumnya dia berteriak yang mungkin melampiaskan apa yang ada di pikirannya." Jawab Langit.

"Begitu ya. Pasien sekarang ini kritis, tubuhnya di penuhi lebam dan saat di periksa ada robekan di kepalanya karena benturan yang cukup keras. Sebelumnya, aku ucapkan terimakasih karena kalian sudah membawanya kesini. Mohon doanya agar pasien bisa melewati masa kritisnya, jika kalian ingin pulang, maka aku persilahkan. Aku yang akan mengurus dan membayar administrasinya, kalian bisa mempercayakannya padaku karena dia salah satu temanku." Jelas Dokter Meta.

"Di dalam tasnya ada dompet dan juga hp, mungkin Anda bisa menghubungi keluarganya." Ucap Angkasa menunjukkan tas yang di pegangnya.

"Keluarganya tidak akan ada yang peduli, jika menghubungi mereka yang pastinya mereka akan senang mendengar kabar ini." Ucap Dokter meta seraya menundukkan kepalanya ke bawah.

"Ya Allah, kenapa bisa begitu?" Tanya Langit seakan tak percaya.

"Kenyataannya memang begitu, Tuan. Aku tidak bisa membagikan kisah hidup temanku pada orang lain, karena aku menghargai privasinya. Sekali lagi, terimakasih banyak atas bantuan kalian, permisi." Ucap Dokter Meta mengambil tas milik gadis itu, dia berjalan meninggalkan Langit dan Angkasa yang saling menatap dengan berbagai pertanyaan di kepalanya.

1
Jetva
Kavi itu jeruk makan jeruk..
Komang Diani
Luar biasa
pejuang rupiah😶‍🌫️
Lumayan
yuliati sumantri
Luar biasa
Maria Magdalena Indarti
Lumayan
Maria Magdalena Indarti
ortu ga waras. Gilaaaa
Maria Magdalena Indarti
waduh kejora di apakan.
Maria Magdalena Indarti
ortu ga waras tuh kejora
Maria Magdalena Indarti
jodoh Langit kejora
Maria Magdalena Indarti
kasian nasibmu kejora
Syafri Yudinst
Luar biasa
Nadira Alexa
kaya ga asing sama bunyinya 🤣🤣🤣🤣🤣
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
Nur Aqilah
Luar biasa
Rafa Pratama
novelnya slalu bagus
Difak Ajjah
Luar biasa
difaq aisyah
Lumayan
Novita Ae
Luar biasa
fanshesss_
ijin baca
prodeoo
laki laki normal tapi sangat lemah hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!