Ji An Yi adalah seorang gadis biasa yang mendapati dirinya terjebak di dalam dunia kolosal sebagai seorang selir Raja Xiang Rong. Dunia yang penuh dengan intrik, kekuasaan, dan cinta ini memaksanya untuk menjalani misi tak terduga: mendapatkan Jantung Teratai, sebuah benda mistis yang dapat menyembuhkan penyakit mematikan sekaligus membuka jalan baginya kembali ke dunia nyata.
Namun, segalanya menjadi lebih rumit ketika Raja Xiang Rong-pria dingin yang membencinya-dan Xiang Wei, sang Putra Mahkota yang hangat dan penuh perhatian, mulai terlibat dalam perjalanan hidupnya. Di tengah strategi politik, pemberontakan di perbatasan, dan misteri kerajaan, Ji An terjebak di antara dua hati yang berseteru.
Akankah Ji An mampu mendapatkan Jantung Teratai tanpa terjebak lebih dalam dalam dunia penuh drama ini? Ataukah ia justru akan menemukan sesuatu yang lebih besar dari misi awalnya-cinta sejati yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5
Setelah beberapa jam menunggu, Ji An dan Lin Li mendengar langkah kaki mendekat. Ji An memberi isyarat kepada Lin Li untuk tetap diam.
Dalam cahaya lentera redup, mereka melihat seorang pelayan memasuki ruangan dengan dupa baru di tangannya. Ji An mengenali pelayan itu sebagai Xiao Mei, pelayan baru yang baru-baru ini ditugaskan di Paviliun Permaisuri.
“Xiao Mei,” kata Ji An tegas, melangkah keluar dari bayangan. Xiao Mei terkejut, menjatuhkan dupa yang dipegangnya.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tuntut Ji An, tatapannya tajam menusuk.
Xiao Mei mencoba melarikan diri, tetapi Ji An dan Lin Li berhasil menangkapnya.
"Nona tolong lepaskan hamba..."ucap Xiao Mei Lirih,wajahnya terlihat ketakutan.
" Kau ikut aku sekarang..." Ji An memaksa Xiao Mei keluar dari ruangan sempit itu,ia ingin menginterogasi Xiao Mei.
Jian tiba di taman kecil tak jauh dari pintu tempat Xiao Mei masuk.Setelah Ji An mencoba menyeret paksa Xiao Mei keluar.
"Apa yang kau lakukan dengan semua itu Xiao Mei?"
"Maafkan hamba Nona..hamba terpaksa melakukannya.. Hamba..hamba.." Xiao Mei gugup suaranya yang terdengar sedikit gemetar.
"Katakan Xiao Mei,jika kau tidak bisa menjelaskan semua yang kau lakukan,aku akan menyuruh Raja Xiang Rong untuk menyakiti semua keluarga mu "
"Ampun Nona..." Xiao Mei buru buru bersujud dihadapan Ji An "Hamba menyukai Raja Xiang Rong dan Hamba..."
"Kau membuat permaisuri terlihat lemah dan tidak sehat ,lalu berharap Raja akan kehilangan minat pada permaisuri maksud mu begitu?"
Xiao Mei menundukkan kepalanya ,ia merasa malu atas perbuatannya saat ini.
Ji An menatap Xiao Mei dengan ekspresi dingin, mencoba menahan rasa jijik atas pengakuan itu. Ia berjalan mendekat, suaranya rendah namun tajam.
“Kau sadar betapa berbahayanya tindakanmu ini? Mengganggu Permaisuri tidak hanya mencoreng kehormatannya, tetapi juga membahayakan posisimu sendiri,” kata Ji An.
Xiao Mei tetap bersujud di tanah, tubuhnya bergetar. “Hamba tahu, Nona... Tapi hamba benar-benar mencintai Yang Mulia. Hamba berpikir... jika Permaisuri jatuh, hamba mungkin punya kesempatan.”
Ji An mendengus kecil, mencemooh. “Kesempatan? Kau pikir Raja Xiang Rong akan tertarik pada seseorang yang melakukan tindakan licik seperti ini? Kau benar-benar bodoh.”
Lin Li, yang berdiri di dekatnya, memandang Xiao Mei dengan rasa kasihan sekaligus heran. “Nona, apa yang akan kita lakukan padanya?Ucapan Xiao Mei seolah olah sudah disetting,sepertinya dia memang diperintahkan oleh seseorang "
Ji An terdiam sejenak memikirkan hal hal yang terjadi,kenapa permasalahan ini berjalan cukup mudah,Bukankah Raja Xiang Rong berkata padanya bahwa pelayannya saja tidak bisa memecahkan kasus ini.
Semua ini benar benar terlalu mudah.
Apakah semua ini hanya jebakan yang akan membuatnya celaka di istana?
Ji An menghela napas panjang, lalu menatap Xiao Mei lagi
“Dengar baik-baik, Xiao Mei. Aku tidak akan melaporkanmu pada Raja malam ini.
Tapi jika kau mencoba melakukan sesuatu yang bodoh lagi, aku tidak akan ragu menyeretmu ke hadapan Raja Xiang Rong sendiri. Kau dan keluargamu tidak akan dibiarkan hidup tenang.”
“Ampun, Nona... Hamba bersumpah tidak akan mengulanginya lagi,” kata Xiao Mei, suaranya hampir tidak terdengar.
Ji An mengangguk perlahan. “Kembalilah ke paviliunmu sekarang, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Dan ingat, mata-mataku akan selalu mengawasi setiap gerakanmu.”
Xiao Mei berdiri perlahan, membungkukkan tubuhnya dengan hormat, dan berjalan pergi dengan langkah gemetar.
Setelah Xiao Mei pergi, Lin Li mendekati Ji An dengan wajah khawatir. “Nona, apakah itu keputusan yang bijak? Bagaimana jika dia mencoba sesuatu lagi?”
Ji An memandang ke arah langit malam yang dipenuhi bintang. “Aku tidak percaya dia akan berhenti sepenuhnya. Tapi untuk sekarang, dia sudah cukup takut. Yang terpenting, aku harus mencari bukti yang lebih besar dan mencari dalang di balik semua ini.”
Lin Li mengangguk pelan, meskipun raut wajahnya masih penuh kecemasan. “Hamba berharap ini semua cepat selesai, Nona. Istana ini penuh dengan bahaya yang tak terlihat.”
Ji An hanya tersenyum tipis. “Itulah istana, Lin Li. Tidak ada yang benar-benar aman di sini. Kita hanya bisa bertahan dengan kecerdikan dan keberanian.”
Keduanya kemudian meninggalkan taman kecil itu, kembali ke kamar mereka dengan langkah hati-hati. Ji An tahu, ini hanyalah awal dari intrik yang lebih besar. Pertarungan di istana baru saja dimulai.
_____
Ji An melangkah kembali ke kamarnya dengan langkah berat. Pikirannya kacau, hatinya dirundung keraguan. Misi yang awalnya tampak sederhana kini berubah menjadi labirin penuh jebakan dan intrik. Xiao Mei hanyalah satu pion kecil, dan Ji An tahu bahwa permainan ini jauh lebih besar dari yang terlihat.
Saat sampai di kamarnya, Lin Li menutup pintu perlahan dan menatap Ji An dengan cemas. “Nona, Anda terlihat lelah. Anda yakin ingin melanjutkan ini? Mungkin... kita bisa mencari jalan lain untuk menyembuhkan Anda.”
Selama ini Lin Li adalah orang spesial bagi Ji An sejak ia masuk ke dunia kolosal ini, Lin Li lah yang banyak memberikan semangat bagi Ji An,soaln penyakitnya bagian mana yang tidak Lin Li ketahui,dialah satu-satunya teman dekat menurut Ji An.
Walaupun Lin Li tidak tau kalau sebenarnya JiAn bukanlah majikannya yang asli.
Dan sekarang misinya jauh dari angka seratus persen untuk bisa kembali ke dunia nyatanya.
Ji An menghela napas panjang, duduk di tepi ranjang, dan memandang Lin Li dengan tatapan kosong. “Aku lelah, Lin Li. Setiap langkah di istana ini terasa seperti berjalan di atas pedang tajam. Tapi aku tidak punya pilihan. Jika aku gagal mendapatkan setengah jantung teratai milik Raja Xiang Rong, aku... aku tidak akan bertahan.”
Lin Li mendekat, menggenggam tangan Ji An. “Tapi Nona, Anda bukan orang yang mudah menyerah. Anda sudah sejauh ini. Jika Anda berhenti sekarang, semua yang sudah Anda lakukan akan sia-sia.”
Ji An menunduk, memejamkan mata, mencoba mengusir rasa putus asa yang mulai merayap. “Kau tidak mengerti, Lin Li. Semakin aku melangkah, semakin banyak variabel yang tidak terduga. Xiao Mei hanyalah permukaan. Apa yang terjadi jika aku terjebak dalam rencana orang lain? Apa yang terjadi jika Raja Xiang Rong menyadari niatku?”
Lin Li menggigit bibirnya, mencoba mencari kata-kata untuk membesarkan hati Ji An. “Nona, Anda tidak sendirian. Hamba akan selalu ada untuk membantu Anda. Dan... mungkin Raja Xiang Rong tidak seburuk yang Anda pikirkan. Siapa tahu, jika Anda mendekatinya dengan hati-hati, dia bisa menjadi sekutu, bukan musuh.”
Ji An tersenyum lemah, meski rasa putus asa masih menyelimuti hatinya. “Raja Xiang Rong bukan pria bodoh. Dia sudah mencium sesuatu yang mencurigakan sejak aku mulai mendekatinya. Satu langkah salah, dan semuanya akan hancur.”
Hening sejenak. Hanya suara angin malam yang berhembus melewati jendela. Ji An akhirnya bangkit berdiri, mengambil lentera kecil dan memandang ke luar jendela, ke arah istana yang sunyi namun penuh rahasia.
“Lin Li,” katanya pelan, namun tegas. “Aku akan melanjutkan ini. Bukan karena aku ingin, tapi karena aku harus. Aku tidak akan mati begitu saja tanpa berjuang.”
Lin Li menatap Ji An dengan rasa hormat dan kekhawatiran yang bercampur jadi satu. “Baik, Nona. Hamba akan mendukung Anda, apa pun yang terjadi.”
Dengan tekad yang mulai tumbuh kembali, Ji An tahu bahwa perjalanan ini akan penuh bahaya. Tapi jika itu satu-satunya cara untuk dia kembali ke dunianya , maka dia harus melangkah, tidak peduli apa yang menantinya di depan. Raja Xiang Rong dan jantung teratai adalah kunci—dan dia harus mendapatkannya, dengan cara apa pun.