Ceritanya berkisar pada dua sahabat, Amara dan Diana, yang sudah lama bersahabat sejak masa sekolah. Mereka berbagi segala hal, mulai dari kebahagiaan hingga kesedihan. Namun, semuanya berubah ketika Amara menikah dengan seorang pria kaya dan tampan bernama Rafael. Diana yang semula sangat mendukung pernikahan sahabatnya, diam-diam mulai merasa cemburu terhadap kebahagiaan Amara. Ia merasa hidupnya mulai terlambat, tidak ada pria yang menarik, dan banyak keinginannya yang belum tercapai.
Tanpa diketahui Amara, Diana mulai mendekati Rafael secara diam-diam, mencari celah untuk memanfaatkan kedekatannya dengan suami sahabatnya. Seiring berjalannya waktu, persahabatan mereka mulai retak. Amara, yang semula tidak pernah merasa khawatir dengan Diana, mulai merasakan ada yang aneh dengan tingkah sahabatnya. Ternyata, di balik kebaikan dan dukungan Diana, ada keinginan untuk merebut Rafael dari Amara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Pernikahan diana di lakukan di mesjid terdekat mereka menikah secara sah namun dengan sangat sederhana,bahkan keluarga diana pun enggan untuk hadir dia sangat marah kepada anak perempuan nya itu,namun diana yang sudah di butakan oleh cinta dia seolah tidak perduli,sementara perasaan rafael sangat tidak menentu kedua orang tua nya hadir namun mereka tidak ada yang menyukai diana,di karenakan diana berasal dari keluarga yang kurang mampu,
Setelah ijab kabul selesai semua saksi dan yang lain bubar ,tinggalah di sana diana dan keluarga rafael,
tuti ibu rafael memandang remeh diana,"jadi kamu bukan anak orang kaya?bagaimana bisa...rafael anak saya memilih mu di banding dengan amara yang jelas jelas anak konglomerat?"ucap nya dengan mendelik,
Mendengar itu hati diana begitu marah,matanya tajam menatap mama mertuanya ,"maksud mama apa?kenapa membandingkan aku dengan perempuan yang jelas jelas rafael buang!"
Tuti mendelik,dia sangat geram ternyata menantunya itu bersikap kurang ajar,berbeda sekali dengan amara,dia begitu sopan dan anggun jika berada di keluarga rafael hal itu membuat tuti dan yanto begitu menyayangi nya ,saat mereka mengetahui jika rafael sudah becerai dan memilih menikah dengan perempuan miskin di depan nya ini,tuti sangat murka,dia marah namun rafael hanya diam mendengarkan omelan sang mama tanpa menyela sedikit pun,mau tidak mau tuti dan yanto akhirnya menyetujui nya dengan syarat dia akan tinggal beberapa hari di rumah rafael,dia akan melihat apakah menantunya bisa melayani anak nya sebaik amara,
"berani ya kamu menjawab anak miskin!ingat saya tidak akan biarkan harta keluarga saya di kuras oleh perempuan miskin seperti anda."
Baru saja diana ingin menjawab rafael sudah datang mendekat dengan membawa jus yang di pesan oleh sang mama.
"ini ma jus nya...maaf lama tadi penuh soalnya."ucap nya dengan menyerahkan jus tersebut,setelah itu tuti mengambil jus tersebut lalu pergi meninggalkan diana rafael begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Diana mendekat ke arah suaminya itu."mas kata nya kaya,kenapa kita menikah hanya seperti ini!tidak adak pesta atau yang lain nya?"rengek diana
"sudahlah diana ,yang penting sekarang kita sah menjadi suami istri,beruntung mama dan papa menyetujui kita menikah."jawab nya dingin.
"maksud kamu apa mas?"tanya nya dengan mengerutkan dahi.
Rafael menatap diana dengan tatapan dingin,"sudah lah diana jangan mempermasalahkan semuanya,yang terpenting kita sudah sah di mata negara dan agama,ayok kita pulang aku sudah lelah."ucap nya sambil berlalu meninggalkan diana yang diam mematung di sana.
"sialan....harusnya aku sekarang bahagia,harusnya aku menikah di gedung,harusnya aku memakai gaun pengantin yang indah!bukan hanya akad saja dan di lakukan hanya di mesjid,ketelaluan kamu mas...."gumam nya dengan berjalan menghentak hentakan kaki.
sementara amara semakin hari semakin di sibukan dengan pekerjaan nya,ternyata mengelola perusahaan tidak segampang yang dia bayangkan,jika ada bisnis besar dia harus turun tangan,tentu saja dengan masih memakai bantuan ferdi
Amara sedang duduk di atas kursi kebanggan nya,dia mendesah,dia sangat pusing dan lelah,dia menatap ferdi yang sedang duduk di atas sofa dengan mengutak atik laptop nya,
"mas ferdi...aku sangat lelah,sudahlah nanti aku akan bilang kepada oma biar kamu saja yang mengelola nya lagi!"ucap nya dengan memohon,
Ferdi yang sedang berkutat di depan laptop pun langsung berhenti,dia terdiam sesaat hingga akhirnya pandangan nya tertuju kepada amara,"semangat nyonya...pasti anda bisa,jangan patah semangat."
Mendengar itu amara mengembuskan nafas nya dengan kasar,"selalu saja kamu begitu.."ucap nya dengan mengerucutkan bibir nya ,ferdi yang melihat itu dia hanya tersenyum tipis,lalu kembali menatap laptop nya.
"dasar tuan kulkas...."ucap nya mencibir ferdi,
"aku ingin ketoilet sebentar."ucap nya lagi dengan beranjak dari duduk nya dan pergi berjalan ke arah toilet yang berada satu ruangan .
Melihat itu ferdi menatap punggung amara yang sudah hilang di balik pintu,ferdi menggeleng kan kepalanya "lucu sekali dia...."gumam nya sambil tersenyum manis,
Ferdi yang memiliki perawakan tinggi dan tegap,begitu gagah di lihat oleh siapa saja,apalagi dengan kulit yang tidak terlalu putih dan tidak hitam,di tambah dengan lesung pipi yang membuat kesan manis saat pria itu tersenyum.
sementara itu di kediaman rafael,diana sangat marah saat mengetahui mertuanya akan tinggal bebarapa minggu di sini,"apa apaan ini kenapa mama mu tinggal di sini mas?kenapa pas kamu menikah dengan amara mama mu tidak pernah kelihatan!"ucap nya begitu marah,
Mendengar itu rafael mendelik"apa kamu keberatan dengan keberadaan mama ku?kenapa kamu seperti ini?beda sekali dengan amara!bahkan amara selalu senang setiap kali mama ku berkunjung dan menginap di sini!"jawab nya dengan nada yang di naikan bebera oktaf.
"AMARA...AMARA...AMARA..LAGI KENAPA SIH KAMU SELALU MENYEBUT NAMA ITU MAS!BISA GAK SIH GAK USAH BAWA BAWA NAMA ITU!"teriak nya dengan sangat kesal.
Rafael menatap nyalang istrinya itu,"dia sahabat mu diana!kenapa kamu sekarang menjadi membenci dia?bahkan saat aku dulu masih berpacaran dengan amara kamu begitu mendukung kami,tapi setelah menikah kenapa kamu menghancurkan kebahagian nya?kehidupan nya?apa karena rasa iri?"ucap rafael dengan nada dingin,cukup dia sabar dan membiarkan diana berbicara semaunya,dia sudah cukup muak dengan kelakuan istrinya itu.
"mas?bahkan kamu sendiri yang menerimaku waktu itu.jika kamu menolakku mungkin kalian sekarang masih bersuami istri."lirih nya dengan tatapan yang tidak percaya,
"iya.....dan sekarang aku menyesalinya diana!"jawab nya cepat dengan mata yang memerah menahan emosi,setelah mengatakan itu rafael bergegas pergi ke luar,saat dia berjalan ke arah pintu di balik pintu sudah ada sang mama yang dari tadi menguping pembicaraan mereka,rafael berpapasan dengan sang mama,
"mau kemana kamu?"tanya tuti dengan suara yang bergetar,rafael hanya menghela nafas lalu pergi begitu saja melewati sang mama tanpa menjawab pertanyaan sang mama.
pandangan tuti menerawang hingga berhenti tepat pada diana,tuti menatap diana dengan nyalang,sementara diana menatap mertuanya dengan tatapan dingin namun penuh kebencian,
akhirnya tuti pergi meninggalkan kamar menantunya itu,dengan cepat diana menutup pintu nya dengan kasar lalu menguncinya,diana menangis di balik pintu,tubuh nya merosot kebawah,dia menangis sangat pilu seolah olah dirinya adalah korban,dia memeluk lutut nya,dan membenamkan wajah nya di sana..