Austin mengusir adik angkatnya, karena hamil diluar nikah. apalagi, dari awal Austin sangat tidak menyukai Shireen, ketika mengetahui Shireen hamil tanpa pikir panjang Austin langsung menyuruh adik angkatnya untuk keluar dari rumah. dan ketika Shireen menikah dengan orang yang telah menghamilinya, hidup Shiren sangat menderita, Wanita itu selalu mendapatkan kekerasan dari suaminya, dan tentu saja Shireen menerima kekerasan dari suaminya selama bertahun-tahun.
hingga pada akhirnya, Shireen dipertemukan lagi dengan Austin, di mana ternyata Shireen bekerja di perusahaan milik kakak angkatnya. sebisa mungkin, Shiren berusaha untuk menghindari Kaka angkatnya, karena dia tidak ingin dipecat oleh Austin, apalagi dia yakin Austin masih sangat membencinya, karena ketika bekerja di kantor Austin, Shiren mendapatkan gaji yang besar.
tapi sayang keinginan Shireen sepertinya sia-sia, pada akhirnya Austin mengetahui Shireen bekerja di perusahaannya, dan tentu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bekerja
"Mommy!” iIlona langsung masuk ke dalam kamar dan ternyata Shireen sedang berbaring, tubuh Shiren terasa lemas karena demam dan juga belum memasukkan makanan ke dalam perutnya. Beberapa kali dia meminjam uang pada teman-teman yang dulu bekerja di restoran yang sama, tapi tidak ada yang meminjamkan uang padanya tentu saja karena teman-teman Shireen tahu bahwa Shireen tidak akan mampu membayar uang mereka padahal Shiren hanya meminjam uang untuk makan hari ini saja.
"Mommy!" Panggil Ilona. Hingga Shireen yang masih memejamkan mata langsung membuka matanya.
"Ilona kau sudah pulang." Ada rasa Khawatir di dalam diri Shireen, dia takut Shireen lapar sedangkan di rumah tidak ada makanan apapun.
"Mommy, orang itu sudah tidak ada ayo kita makan aku membeli makanan." Sampai saat ini Ilona tidak pernah memanggil Axel Daddy, sepertinya kebencian sudah tertanam jelas di diri gadis kecil itu.
"Ilona kau mendapatkan uang dari mana?" Shireen langsung terkejut karena takut Ilona melakukan hal tidak baik untuk mendapatkan uang.
"Momi uang yang ada di tasku aku tidak jajankan di kantin, aku membelikan makanan ini untuk kita. Ayo kita makan sebelum orang itu datang ke rumah."
Ada rasa kasihan di dalam diri Shireen ketika mendengar apa yang diucapkan Ilona, sudah dipastikan putrinya menahan lapar. Dengan cepat Ilona pun langsung membantu Shireen untuk duduk, dan pada akhirnya mereka pun makan dengan terburu-buru karena takut Axel masuk ke dalam rumah dan merebut makanan mereka.
"Nanti malam, Mommy akan pergi siapa tahu ada siapa tahu ada yang membutuhkan jasa mommy, tidak apa-apa kan nanti kau menahan lapar sebentar," ucap Shiren, sepertinya dia tidak bisa diam saja, wanita itu harus mencari pekerjaan menawarkan jasa-jasanya pada restoran, biasanya restoran selalu membutuhkan pekerja part time dadakan.
Belum Ilona menjawab, ponsel Shireen berdering. Satu pesan masuk ke dalam ponselnya, hingga Shiren langsung melihatnya. Mata Shireen membulat ketika melihat notifikasi email yang masuk baru, yang menyatakan bahwa dia lulus di perusahaan yang baru berdiri.
"mommy baik-baik saja?" Tanya Ilona, hingga Shiren tersadar. Dua bulan lalu, Shireen melamar ke sebuah perusahaan baru yang dinaungi oleh pemerintah dan pengusaha swasta, perusahaan itu melihat dari bakat para calon pekerja. Termasuk Shireen di mana dia hanya memasukkan ijazah sekolah menengah, dan melamar menjadi staff biaaa. Shireen pikir dia tidak akan diterima Karena setelah interview ketiga kali dia tidak mendapatkan panggilan lagi, tapi ternyata sekarang dia diterima.
Karena perusahaan yang akan menjadi tempat Shireen bekerja sama dengan pemerintah, walaupun Shireen tidak memiliki ijazah yang tinggi, tapi Shireen bisa mendapatkan gaji yang layak, dan Sheeran bersyukur atas itu.
"Ilona, Mommy diterima bekerja di perusahaan besar." Shireen menghapus air matanya karena dia tidak percaya bahwa dia akan bekerja di tempat tetap, dia tidak harus memikirkan esok harus mencari kerja ke mana dan harus mendapat uang dari mana. Walaupun uang yang dia dapatkan bulanan tapi tentu saja itu cukup menutupi semuanya, setidaknya jika dia mempunyai uang lebih dia bisa pergi jauh dari Axel.
"apa artinya kita tidak akan terus kelaparan?" Tanya Ilona dengan polosnya, hingga Shireen menggangguk.
"Mommy akan mengajukan pinjaman pada teman-temanmu untuk sebulan ke depan," jawab Shiren.
****
Beberapa hari kemudian
Waktu menunjukkan pukul 05.00 sore, akhirnya pekerjaan Shireen selesai. Ini sudah beberapa hari berlalu Shireen bekerja di perusahaan ini, dan rasanya hidup Shireen benar-benar membaik. Axel sudah mengetahui bahwa dia bekerja di perusahaan besar dan Shiren mengatakan bahwa dia tidak bisa memberikan uang harian, dan Axel setuju tapi Shireen harus memberikan uang yang banyak pada Axel ketika mendapatkan gajih. Tentu saja Shireen juga setuju, yang terpenting Axel tidak menyiksanya, dan tentu saja Shireen berbohong tentang gajinya, dia hanya menyebutkan seperempat nominal gajihnya pada Axel, hingga dia bisa menabung untuk kelangsungan hidupnya ke depan dan agar bisa lepas dari lelaki itu.
Dan beruntung pula teman Shireen memberikan pinjaman untuk Shireen, hingga Dia mempunyai bekal untuk transportasi dan untuk sehari-hari Ilona, tentu saja Axel tidak tau karena jika tahu mungkin saja lelaki itu akan merebut semua uangnya.
Sementara di sisi lain
"Austin kau benar-benar tidak bisa menemaniku?" Tanya Nadira kekasih Austin, wanita itu menatap kekasihnya dengan jengkel, sebab Austin malah membatalkan semuanya secara sepihak.
Austin yang sedang berada di depan laptop mengangkat kepalanya, kemudian dia menatap kekasihnya. "Maafkan aku, harus mendatangi perusahaanku yang baru," jawab Austin. "Berbelanja lah, aku akan mengirimkan uang ke rekeningmu!”
" selalu saja seperti itu, apa kau pikir aku bisa dibeli dengan uang!" Nadira menghentakan kakinya kemudian keluar dari ruangan Austin membuat Austin menghela nafas, seandainya dia tidak sibuk dia pasti akan menemani wanita itu, wanita yang sudah menjadi kekasihnya selama 9 tahun ini
Austin dan Nadira berpacaran ketika mereka kuliah, beberapa kali Nadira meminta Austin untuk menikahinya, tapi entah kenapa Austin tidak percaya dengan ikatan pernikahan hingga dia selalu menolak keinginan Nadira, bahkan Austin mengatakan lebih nyaman seperti ini, terlebih lagi Austin tidak ingin memiliki anak, itu sebabnya Austin enggan menikah.
Sebenarnya, keluarga Austin sangat bahagia dan sanga bahagia. tapi entah dia tidak mau menikah apalagi sampai memiliki anak, karena ternyata hubungan keluarga Austin di masa lalu begitu berantakan, dan mungkin itu yang membuat Austin trauma.
Lamunan Austin buyar ketika mendengar suara ponsel berbunyi, dan ternyata Nadira yang menelponnya. "Ya sudah cepat kirimkan uang ke rekeningku!" Ketus Nadira, membuat Austin tertawa. Dia pun langsung mengutak-atik ponselnya kemudian mengirim uang pada rekening Nadira, dan setelah itu Austin pun bangkit dari duduknya kemudian dia langsung mengambil jas lalu menyambar kunci mobilnya untuk pergi ke perusahaan baru miliknya.
Pada akhirnya mobil yang ditumpangi Austin pun sampai di perusahaan, lelaki itu turun dari mobil kemudian berjalan masuk. Beberapa orang yang menyambut, membungkuk hormat pada pemimpin perusahaan tersebut
Shireen yang baru saja akan pergi ke bawah dah untuk membeli makan menghentikan langkahnya, ketika dia melihat siapa lelaki yang baru saja masuk ke dalam perusahaan, tubuh wanita itu diam mematung ketika melihat kakak angkatnya yang dulu mengusirnya.
"Tunggu, apa perusahaan ini miliknya!” tiba-tiba wajah Shireen langsung memucat, jika perusahaan ini milik Austin dan jika Austin mengetahui dia bekerja di sini, akankah dia dipecat?
kasihan dgn anaknya
kasihanilah Shireen 🙏🙏🙏