Aurora Steffani Leandra, gadis polos berusia 18 tahun yang dalam sekejap nasibnya berubah.
Setelah kedua orang tuanya meninggal, tiba-tiba Aurora dikejutkan dengan sebuah kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Siapakah pria yang akan menikah dengan Aurora?.
Dan kenapa Aurora harus menikah dengan pria tersebut?.
Jangan lupa ikuti terus kelanjutan ceritanya ya🤗🤗🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Saat Aurora turun dari mobil, tidak sengaja Jeni dan kedua temannya melihatnya.
"Siapa itu yang turun dari mobil mewah itu. Kalau tidak salah, bukankah itu mobil yang sangat mahal ya. Siapa murid yang bisa punya mobil seperti itu" ucap Lisa.
"Lo bener Lis, bukannya di sekolah ini cuma kita yang anak orang kaya ya. Tapi sekarang kenapa dia bisa turun dari mobil itu" ucap Jeni.
"Iya, Lo bener banget. Gila, dia kaya banget dong kalau gitu" ucap Sasya.
"Tunggu, gue kaya tahu deh siapa murid itu. Kalau gak salah namanya Aurora. Tapi yang gue tahu dia bukan dari kalangan orang kaya deh" ucap Lisa.
"Terus itu apa, kalau bukan anak orang kaya kenapa dia bisa diantar pakai mobil mewah gitu" ucap Jeni.
"Jen, gue tahu. Jangan bilang dia jadi simpanan om-om lagi. Karena itu dia bisa naik mobil itu sekarang" ucap Lisa.
Sasya yang melihat ada seorang murid yang lewat langsung menariknya.
"Eh sini Lo!" ucap Sasya.
"I-iya ada apa ya?" tanya murid tersebut.
"Gak usah takut, kali ini gue gak mau apa-apain Lo. Gue cuma mau tanya, Lo tahu siapa dia?" tanya Sasya sambil menunjuk ke arah Aurora.
"Oh itu, dia namanya Aurora. Kalau gak salah dia anak beasiswa di sekolah ini" ucap murid tersebut.
"Oh gitu".
"Yaudah, sana pergi Lo. Merusak pemandangan aja tahu gak" ucap Sasya.
Jeni dan Lisa langsung tertawa mendengar ucapan Sasya.
"Wahh parah Lo Sya, habis manis sepah di bung Lo" ucap Lisa.
"Biarin aja, yang penting gue dapat informasi dari dia. Lagian kalian berdua penasaran kan sama siswa itu" ucap Sasya.
"Iya si, oh iya gue jadi punya ide. Gimana kalau kita kerjain si Aurora Aurora itu " ucap Jeni.
"Gue setuju" ucap Sasya.
"Gue juga, enak aja sekolah kita harus punya murid yang jadi simpanan om-om" ucap Lisa.
"Yaudah, kalau gitu nanti saat istirahat kita kerjain dia" ucap Jeni.
"Siap" ucap Lisa dan Sasya dengan kompak.
Sedangkan Aurora sudah ditunggu oleh Risa sejak tadi.
"Ini dia yang gue tunggu" ucap Risa.
"Hai Risa, selamat pagi" ucap Aurora dengan tersenyum.
"Hemm".
"Udah gak usah banyak basa basi, sekarang jelasin siapa yang nganterin kamu barusan" tanya Risa.
"Loh kamu lihat ya" ucap Aurora.
"Ya lihat lah, orang aku udah berdiri disini dari tadi. Aku sengaja mau nungguin kamu, ehh malah dapat kejutan" ucap Risa.
"Yaudah, sekarang kita ke kelas aja ya. Nanti aku jelasin disana" ucap Aurora.
"Oke, ayo aku udah gak sabar mau mendengar penjelasan dari sahabat aku ini" ucap Risa yang langsung menarik tangan Aurora.
"Ehh iya iya sabar Ris, jangan tarik-tarik tangan aku kaya gini dong. Emangnya aku kambing apa yang bisa kamu tarik-tarik" ucap Aurora.
"Oh iya maaf, aku terlalu semangat buat dengerin cerita kamu. Jadi kaya gini deh" ucap Risa sambil tersenyum.
"Semangat si semangat, tapi gak usah pakai tarik-tarik tangan segala dong. Sakit tahu" ucap Aurora.
"Iya iya, aku kan udah minta maaf" ucap Risa.
Sampai di kelas, Aurora langsung duduk di kursinya. Risa yang sejak tadi sudah tidak sabar ingin mendengar cerita dari Aurora langsung duduk disamping nya.
"Sekarang cepetan jelasin semuanya, ingat jangan ada yang terlewat sedikitpun" ucap Risa.
"Iya, aku akan jelaskan".
"Jadi, kenapa kemarin aku gak masuk sekolah itu karena saat aku akan berangkat, tiba-tiba ada seorang pria yang datang ke rumahku".
"Aku gak tahu dia siapa, tiba-tiba dia datang untuk menagih hutang kedua orang tuaku" cerita Aurora.
"Apa?".
"Kedua orang tuamu punya hutang?" tanya Risa.
"Iya, aku juga gak tahu. Tapi orang tersebut menunjukan semua buktinya. Dan saat aku baca memang benar kedua orang tuaku berhutang padanya" ucap Aurora.
"Memangnya orang tuamu punya hutang berapa, siapa tahu aku bisa membantu melunasinya".
"Aku akan meminta pada kedua orang tuaku untuk membantumu" ucap Risa.
"Emmm hutangnya 5 milyar" ucap Aurora dengan lirih.
"Apa?!" kaget Risa.
"Shuttt, jangan berteriak Ris" ucap Aurora sambil menutup mulut Risa.
"Ehh sorry sorry, aku kaget aja dengernya. Terus sekarang gimana Ra, bagaimana caramu membayar hutang sebesar itu" ucap Risa.
"Emmm sebenarnya, sejak kemarin aku tinggal bersama orang yang memberikan hutang pada kedua orang tuaku".
"Disana aku bekerja untuk melunasi semua hutang-hutang kedua orang tuaku" ucap Aurora.
"Apa?!" kaget Risa untuk yang kesekian kalinya.
"Astaga Risa, jangan terus berteriak seperti itu. Lihat tuh semua orang menatap kearah kita" ucap Aurora.
"Ehh iya maaf maaf" ucap Risa sambil menatap teman sekelasnya.
"Ya ampun Ra, kenapa nasib kamu jadi kaya gini. Aku kasihan sama kamu, tapi bagaimana maaf aku gak bisa membantumu membayar hutang-hutang kedua orang tuamu".
"Kamu tahu kan kedua orang tuaku hanya bekerja sebagai pegawai biasa. Kalau uang sebesar 5 milyar, aku ataupun kedua orang tuaku gak punya uang sebanyak itu" ucap Risa.
"Iya Ris gak papa, aku juga paham kok dengan keadaan kamu dan keluarga kamu. Makasih ya, udah khawatir sama aku" ucap Aurora.
"Oh iya Ra, emangnya siapa yang memberikan hutang pada kedua orang tuamu?" tanya Risa.
"Emm dia pria bernama Edgar Giovano Robertson. Orangnya sangat dingin dan dia juga suka memerintah. Pokoknya orangnya sangat menyebalkan" ucap Aurora.
"Apa dia seorang pria gendut, tua dan punya istri banyak. Aku gak bisa membayangkan bagaimana kamu bekerja disana" ucap Risa.
"Emm, dia belum punya istri. Usianya juga masih cukup muda, sekitar 25 tahun" ucap Aurora.
"Apa?!".
"Jadi dia masih muda, wahh pasti dia sangat tampan Ra. Tapi tunggu dulu, tadi kamu bilang dia bernama Edgar Giovano Robertson kan" ucap Risa.
"Iya, emangnya kenapa?" tanya Aurora.
"Ya ampun, jangan bilang dia pemilik Robertson group yang terkenal itu. Tunggu, ini bukan orangnya" ucap Risa yang langsung mencari nama Edgar di ponselnya.
"Iya benar itu dia" ucap Aurora saat melihat foto Edgar.
"Astaga Ra, kamu beruntung banget bisa tinggal sama dia. Asal kamu tahu ya, dia adalah pria yang paling banyak di incar oleh gadis-gadis di dunia ini".
"Karena ketampanan dan kekayaannya dia banyak disukai oleh semua wanita. Gak mudah loh bisa tinggal bersamanya".
"Ya walaupun kamu tinggal disana untuk bekerja agar bisa membayar hutang, tapi tetap aja orang-orang yang bekerja dengannya adalah orang-orang pilihan" ucap Risa.
"Disukai oleh gadis-gadis didunia?", gak usah lebay deh Ris. Dia itu gak setampan yang kamu bayangkan dan satu lagi dia itu orang yang sangat menyebalkan yang pernah aku temui tahu gak" ucap Aurora.
"Jangan bilang gitu Ra, awas aja kalau nantinya kamu sampai naksir sama dia" ucap Risa.
"Sorry ya, dia bukan laki-laki tipe aku, jadi kalau aku suka sama dia itu gak akan pernah terjadi" ucap Aurora.
"Hati-hati kemakan sama omongan sendiri loh Ra" ucap Risa sambil tersenyum.
"Enggak, aku bilang enggak itu berarti enggak" kekeh Aurora.