NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:841
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 2 Kabut Hijau

Annora tersenyum bangga ketika mendengar pengumuman yang menyebutkan bahwa ada kabur hijau yang muncul dari dua puluh sisi. Ia sudah seperti spesialis pembasmi kabut hijau karena penglihatan tajamnya sangat cocok untuk eternal fog jenis itu. Sebab kabt hijau merupakan jenis eternal fog yang paling membuat pandangan buram. Oleh karena itu, occhio dengan penglihatan tajam sangat dibutuhkan untuk misi tersebut.

"Kelas G. Annora, Dean dan Soren. Silakan bergabung dengan sembilan belas divisi lainnya di lantai dua." Seorang pria yang bertanggung jawab untuk kelas G yang memiliki total occhio sebanyak tiga puluh orang itu berseru tegas.

"Hei, tumben sekali kalian berdua diminta bersamaku untuk misi ini," ujar Annora.

Walaupun eternal fog hijau paling pekat untuk menghalangi pandangan, namun strano yang menyemburkannya tidaklah terlalu sulit ditemukan dan tidak terlalu kuat. Hanya saja, bagian merepotkan adalah tentu saja dalam menerobos kabut.

Dean mendengus. Ia memakai occhio mask yang kemarin digunakan untuk menjalankan misi.

Cora terlihat mendekat. Lantas menepuk pundak Annora, "Baru kemarin kamu bilang ingin menjalankan misi dengan Soren. Sekarang semua sudah terkabul."

"Ah, apa istimewanya Soren. Dia bahkan tidak akan menang melawanku. Kelebihannya hanya pada kecepatan," pungkas Dean tidak Terima.

Memang ada yang berbeda dengan hari ini. Biasanya, mereka dikelompokkan dengan anggota yang itu-itu saja. Tapi kali ini, Annora justru bersama Soren dan Dean. Biasanya Soren dan Dean satu tim dengan Cora dan Archie.

Ketiga remaja itu langsung berjalan beriringan sebelum pria tadi kembali dan menatap mereka dengan mata merah yang menyeramkan.

Annora tidak bisa melepaskan senyumannya. Gadis ramah dengan rambut bercat warna ungu muda itu memang sangat bahagia berada di sisi Soren. Bukan berarti karena ia memiliki perasaan terhadap Soren. Hanya saja ia memang senang dan nyaman berada di dekat Soren.

"Hei, berhenti tersenyum gadis aneh. Kau membuatku mual," ketus Dean.

"Berisik, dasar berandal!" Annora membalas.

Masing-masing orang telah berbaring berdasarkan timnya. Annora, Dean dan Soren yang merupakan perwakilan dari kelas G bertugas di titik 5. Masing-masing eternal fog hijau saling menebal. Namun diyakini bahwa lokasi strano saling berjauhan. Oleh sebab itu setiap tim hanya menjalankan misi pada satu titik saja.

Benda terbang mirip selancar raksasa yang disebut Furaisafin itu adalah alat transportasi para occhio menuju pembatas antara kota dan Danger Mori. Para occhio akan memulai misi dari sana. Semua sudah terparkir di halaman depan markas. Untuk misi sendiri mereka tidak perlu menggunakan benda terbang karena melawan strano adalah pertarungan di permukaan tanah sebab mereka biasanya bersembunyi di tempat rendah hingga bawah tanah.

"Hei, lihat! Itu Ivory," ujar Annora sambil menunjuk seorang gadis di ujung sana. "Aneh sekali. Misi gampang seperti ini malah menurunkan Ivory. Tanpa senjata pun strano itu pasti akan musnah di tangan Ivory."

Beberapa orang yang berbaris di dekat mereka langsung menoleh karena suara Annora. Soren dan Dean langsung membuang wajah. Seperti malu dengan tingkah Annora.

☆☆☆

"Bagaimana, apakah sekarang kamu sudah melihat tanda-tandanya?" Dean bertanya sambil mendesak Annora.

"Sebentar, Dean. Aku tidak berkonsentrasi karena ucapanmu!"

"Apanya yang penglihatan tajam. Kamu bahkan lebih beban dibanding Cora."

Terdengar suara dari arah semak-semak di balik pohon tumbang. Soren langsung melesat. Meninggalkan Annora dan Dean yang masih asik berdebat.

Zing zing zing!

Pedang tajam Soren langsung berayun kilat memotong salah satu strano di titik 5. Pandangan buram akibat eternal fog hijau tidak menghalangi langkah kilat Soren.

"Berpencar! Kalian berdua tidak bisa diandalkan jika terus mengoceh. Masih ada beberapa strano lagi yang bersembunyi di titik ini." Soren berseru tegas. Berhasil memutus perdebatan Annora dan Dean.

"Cih, apanya yang penglihatan tajam!" seru Dean lagi sebelum berlalu untuk berpencar mencari strano.

Gelang tipis pada pergelangan tangan Soren, Annora, Dean dan semua occhio yang sedang bertugas berkedip. Tanda sudah ada titik yang berhasil diatasi. Padahal, durasi waktunya belum mencapai lima menit.

Melihat informasi itu, Dean mendengus. Merasa iri karena mereka baru mengalahkan satu strano.

"Ah, itu dia!" Annora berseru heboh hingga terdengar jelas pada tempat Soren dan Dean.

Pedang tajam Annora terhunus. Menebas seekor strano yang ternyata lincah itu. Ia tidak melawan. Namun berlari menjauh dengan sayatan luka kecil yang ditorehkan Annora.

"Tidak! Jangan menghilang lagi!"

"Berisik gadis lemah! Mengalahkan satu ekor saja tidak bisa!" Suara Dean terdengar dari jarak beberapa meter.

Zing!

Kali ini satu tebasan Annora mengenai lengan strano hingga putus. Namun strano itu masih bisa berlari.

"Sial. Lebih baik aku bertemu strano yang melawan daripada yang penakut seperti ini. Menjengkelkan!"

Belasan menit berlalu. Akhirnya Annora berhasil menebas leher strano hingga mati. Ia sudah cukup berpeluh. Padahal hanya berhasil membunuh satu.

Zing zing zing!

Lagi-lagi gerakan kilat Soren. Ia sudah membunuh sebelas ekor.

Zing zing zing!

Disusul Dean yang berhasil membunuh sembilan ekor.

Strano terakhir muncul. Mereka langsung berkumpul di tempat yang sama. Soren dan Dean sengaja diam. Agar makhluk terakhir itu dibasmi oleh Annora. Namun, pandangan kedua laki-laki itu membuat Annora grogi. Terutama karena Soren. Hingga tubuhnya gemetar dan membuat pedang terjatuh sebelum ia sempat mengarahkan pedang ke arah strano. Strano yang melihat itu langsung melompat ke arah Annora yang tidak memegang senjata itu. Namun Dean langsung melesat dan menebas strano tersebut sekaligus untuk menyelamatkan Annora.

Dean mendekatkan wajahnya pada Annora, "Benar, 'kan. Lebih beban dibanding Cora!"

Daripada terpaku dengan Annora dan Dean, Soren langsung mengambil tabung kecil penampung eternal fog. Dalam sekejap. Kawasan tempat mereka sudah bersih dari eternal fog. Dean langsung membuka occhio mask-nya. Ia memang sebenarnya benci memakai masker. Tapi ia tidak mungkin bisa berada di tengah-tengah eternal fog tanpa bantuan occhio mask. Sehingga, ia terpaksa memakainya daripada sengaja bunuh diri di kabut berbahaya itu.

"Baik, bagian kita sudah selesai. Tersisa empat bagian lagi yang belum," ujar Soren.

"Sial, kita menjadi lima tim terlama dalam misi ini. Semua karena gadis lemah ini. Apanya yang penglihatan tajam. Apanya yang spesialis kabut hijau."

"Cukup, Dean!" tegas Annora dengan air mata yang terjatuh. Ia sudah sangat kenyang dengan perkataan tajam dari Dean.

"Kita akan kesulitan menemukan lokasi strano jika tanpa penglihatannya. Aku tahu, mereka jarang berada di dekat-dekat tempat Annora karena mereka tahu bahwa Annora dapat melihat posisi mereka lebih baik dibanding kita," ucap Soren menengahi yang dilanjutkan dengan menekan remot untuk mendatangkan Furaisafin. Benda terbang yang mirip selancar raksasa itu.

"Cepatlah naik, dasar cengeng!" tegas Dean. Sengaja tidak mendahului Annora untuk menaiki Furaisafin. Sebab sebenarnya ia sedikit menyesal karena sudah keterlaluan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!