Eternal Fog

Eternal Fog

Prolog

Occhio mask milik Dean sudah di ambang batas. Sebentar lagi sudah tidak berfungsi dan menyebabkan eternal fog hitam bisa masuk ke dalam hidungnya.

Lelaki paling gengsi sedunia itu enggan memberi tahu siapa pun. Termasuk Cora yang jelas-jelas berasa paling dekat dengannya. Tidak ada yang memerhatikan occhio mask milik Dean sebab semua tengah fokus mencari Strano yang masih bersembunyi. Sedari awal, Dean memang meremehkan misi kali ini. Ya, walaupun biasanya ia memang seperti itu. Hingga nekat memakai occhio mask yang berfungi tidak lebih dari tiga puluh menit. Seharusnya, ia mengambil yang baru seperti teman-temanya yang lain.

"Apa yang kau lakukan, Dean? Jangan melamun!" tegas Cora sebab melihat keanehan dari Dean.

"Berisik gadis lemah! Minimal bunuh dulu Strano yang menyemburkan kabut hitam sebelum berkomentar tentang!" Dean berseru tidak terima.

Cora langsung jengkel dibuatnya. Gadis berambut putih itu berpindah ke tempat yang agak jauh dari Dean. Sementara tanda-tanda pemilik semburan kabut hitam belum juga terlihat, namun kabutnya masih saja tebal. Pandangan semakin kabur. Para occhio harus menggunakan occhio mask dan occhio eyes untuk menjalankan misi. Occhio eyes sendiri merupakan alat seperti softlens yang berfungi untuk melindungi mata dari eternal fog juga membantu penglihatan di tengah-tengah kabut yang tebal.

Tak ada lagi yang berada dekat dengan Dean. Pemuda keras kepala itu mulai merasakan efek eternal fog jenis tingkat tinggi itu. Bagian berbahayanya adalah karena dapat mengakibatkan masuknya racun ke dalam tubuh, kesadaran hilang, bahkan jika orang yang menghirup terlalu banyak bisa menyebabkan kematian.

Pandangan Dean mulai kabur. Namun, bersamaan dengan itu, wujud Strano yang menyemburkan kabut hitam itu justru muncul di saat Dean sendirian. Seharusnya itu adalah kesempatannya untuk menarik pedang dan membunuh monster yang disebut Strano itu. Namun, tubuhnya seolah mati rasa. Efek kabut hitam terasa dalam sekejap. Tanpa berlama-lama, Dean kini jatuh hingga kepalanya menghantam tanah.

Strano berukuran besar itu melihat kesempatan bagus. Makhluk itu langsung berjalan ke arah Dean yang hampir kehilangan kesadaran. Kakinya terangkat satu. Hendak menginjak lelaki keras kepala itu.

Tebasan pedang bertubi-tubi langsung muncul dan mencincang tubuh Strano raksasa itu menjadi beberapa bagian.

Dean melihat kedatangan seseorang yang menolongnya, "Soren."

Seorang lelaki lincah dan sebaya Dean itu langsung mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Occhio mask. Lantas langsung dipasangkan pada Dean setelah melepaskan occhio mask yang lama. Kemudian, ia langsung menggendong Dean di belakang punggungnya.

Cora muncul setelah itu. Menatap takjub pada potongan strano dan menatap bingung pada Dean.

"Di mana, Archie?" Soren bertanya pada Cora.

Sementara itu, Dean kini sudah kehilangan kesadarannya.

"Dia bilang sudah mendengar suara daging yang dicincang. Jadi, dia sudah pulang duluan," jawab Cora.

Lelaki lincah bernama Soren itu tersenyum kecut, "Gadis itu! Dia pasti mengetahui keadaan Dean, tapi malah pergi sendiri tanpa membantu apa pun!"

"Iya. Dia mendengar suara kaki strano yang mendekat. Ia melihat lokasiku dan kamu. Tapi tidak dengan Dean. Artinya, strano itu memang sedang mengincar Dean. Dia hanya yakin bahwa kau akan datang menolongnya."

☆☆☆

Archie mengangkat nampan berisi makanan untuk makan malam. Ia melangkah cuek melewati Soren yang berdiri tegak menatapnya.

"Hei, mau ke mana kamu?" tanya Soren dengan ekspresi jengkel.

Archie menoleh. Lalu mengangkat bahu. Kemudian melanjutkan perjalanannya menuju salah satu meja kosong untuk menyantap santapan malam hari.

"Sehabis misi pun kalian masih saja suka bertengkar. Lebih baik, lihat kondisi Dean sana." Seorang wanita yang merupakan perawat khusus para occhio berkata setelah melihat Soren dan Archie nyaris membuat keributan.

Kantin occhio semakin ramai. Daripada mengurus Archie sekarang, Soren bergegas menuju antrian agar tidak kehabisan daging ayam goreng jumbo itu seperti beberapa malam yang lalu. Urusan Archie akan dilanjutkan nanti. Untuk sekarang, ia akan mengurus perut dulu.

Soren bahkan duduk di tempat yang jauh dari Archie. Agar emosinya bisa terkontrol. Sebab ini bukan kali pertama Archie seperti itu. Bahkan hampir pada setiap misi. Jika dirasa sudah selesai, maka Archie akan pulang meninggalkan teman-temanya di Danger Mori. Padahal, pulang sendiri juga berisiko sebab strano kerap kali muncul mendadak dan dari tempat yang tidak disangka-sangka. Archie memang bisa saja melawannya seorang diri. Tapi tidak menutup kemungkinan jika yang muncul dalam jumlah besar sehingga sulit untuk dikalahkan seorang diri.

"Hei, musuh kita hanya strano. Bukan manusia," ujar seorang gadis yang duduk di dekat Soren. Soren mendengus. Merasa tersindir.

Gadis manis itu memencet sesuatu yang mirip gelang di tangannya. Lalu munculah hologram berisi rekaman aksi Soren.

"Hentikan, Annora. Semua orang bisa melihatnya!" Soren berkata tegas.

Kamera pengintai kota kerap kali terhalang melihat keadaan karena eternal fog. Namun, jika sudah terekam, maka hasilnya akan jelas. Para ilmuan sedang meneliti alat canggih yang bisa digunakan untuk mengawasi para occhio dengan lebih baik lagi.

"Dean akan mengamuk jika melihat ini. Dia yang lemah tidak berdaya seperti itu. Ah, andai saja misi tadi aku diajak juga. Aku akan menertawakannya sepuas hati," ucap Annora semangat.

"Itu bukanlah hiburan. Misi tadi adalah kabut hitam. Aku tidak yakin jika kamu bisa bertahan sampai strano itu ditemukan. Bisa jadi, nasib kamu malah lebih parah dari Dean."

"Hei, aku tidak selemah itu!" seru Annora sambil manyun. Sementara Soren tersenyum tipis.

Kabut hitam menguras tenaga lebih banyak. Oleh sebab itu, yang dipilih pada misi eternal fog hitam adalah para occhio yang lebih mengandalkan fisik. Serta memiliki ketahanan fisik lebih kuat. Annora bukan tipe occhio yang seperti itu. Ia lebih ke arah mata-mata. Sebab penglihatannya tajam. Seharusnya ia cocok untuk ikut pada misi eternal fog mana pun. Hanya saja, fisiknya tidak sekuat Soren, Dean, Archie dan Cora.

"Hei, kalian sudah lihat rekaman Dean yang tak berdaya itu? Aku lega sekali melihat si keras kepala itu kena batunya." Orang-orang mulai membicarakan rekaman misi yang tadi. Sebenarnya kamera pengawasan misi memiliki penjaga yang hanya dengan izinnya rekaman itu bisa tersebar. Jika dirasa tidak layak disebar atau mengandung rahasia tertentu, maka para occhio dan para masyarakat kota tidak akan bisa menontonnya.

"Tapi, kasihan juga sama Dean. Kenapa Alroy tidak memotong bagian video Dean." Annora berkata.

"Kenapa sekarang kamu malah baik kepadanya?" tanya Soren.

Hologram yang muncul pada lengan juga bisa diatur pemiliknya sesuka hati agar tidak dilihat oleh semua orang. Namun, Annora sudah seperti seseorang yang tidak punya privasi. Ia tidak pernah mengaktifkan sistem privasi pada hologramnya.

Tiba-tiba Cora muncul dan duduk di tengah-tengah Soren dan Annora, "Soren, dilihat-lihat. Kamu sudah bertambah kuat saja."

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 Occhio
3 Chapter 2 Kabut Hijau
4 Chapter 3 Archie
5 Chapter 4 Kelas A
6 Chapter 5 Shiroi dan Ginela
7 Chapter 6 History
8 Chapter 7 Occhio Elit?
9 Chapter 8 Teman
10 Chapter 9 Kabut Putih
11 Chapter 10 Aksi Kelas A
12 Chapter 11 Lais
13 Chapter 12 Sunniva
14 Chapter 13 Soren VS Dean
15 Chapter 14 Kabut Hitam
16 Chapter 15 Axial Tilt
17 Chapter 16 Ivory
18 Chapter 17 Floryn
19 Chapter 18 Soren
20 Chapter 19 Cora
21 Chapter 20 Dean
22 Chapter 21 Jejak
23 Chapter 22 Kama
24 Chapter 23 Dia Pahlawan
25 Chapter 24 Sky Caprio
26 Chapter 25 Praeses
27 Chapter 26 Gelang Tipis
28 Chapter 27 Si Anak Emas
29 Chapter 28 Pecundang
30 Chapter 29 Stagonidia
31 Chapter 30 Jalan Rahasia
32 Chapter 31 Informasi Gerimis
33 Chapter 32 Naif
34 Chapter 33 Gelap Mata
35 Chapter 34 Kekuatan Sebenarnya
36 Chapter 35 Ilusi
37 Chapter 36 Terpejam
38 Chapter 37 Lemah
39 Chapter 38 Mati Terhormat
40 Chaprter 39 Penggemar
41 Chapter 40 Bunga Anyelir
42 Chapter 41 Ahli Berpura-pura
43 Chapter 42 Alat
44 Chapter 43 Tanpamu
45 Chapter 44 Seafloor Conch
46 Chapter 45 Diri yang Lain
47 Chapter 46 Merah
48 Chapter 47 Niloufar
49 Chapter 48 Cinta Terakhir
50 Chapter 49 Jangka Waktu
51 Chapter 50 Kertas
52 Chapter 51 Astero
53 Chapter 52 Fall
54 Chapter 53 Stven
55 Chapter 54 Rencana
56 Chapter 55 Hemat
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 Occhio
3
Chapter 2 Kabut Hijau
4
Chapter 3 Archie
5
Chapter 4 Kelas A
6
Chapter 5 Shiroi dan Ginela
7
Chapter 6 History
8
Chapter 7 Occhio Elit?
9
Chapter 8 Teman
10
Chapter 9 Kabut Putih
11
Chapter 10 Aksi Kelas A
12
Chapter 11 Lais
13
Chapter 12 Sunniva
14
Chapter 13 Soren VS Dean
15
Chapter 14 Kabut Hitam
16
Chapter 15 Axial Tilt
17
Chapter 16 Ivory
18
Chapter 17 Floryn
19
Chapter 18 Soren
20
Chapter 19 Cora
21
Chapter 20 Dean
22
Chapter 21 Jejak
23
Chapter 22 Kama
24
Chapter 23 Dia Pahlawan
25
Chapter 24 Sky Caprio
26
Chapter 25 Praeses
27
Chapter 26 Gelang Tipis
28
Chapter 27 Si Anak Emas
29
Chapter 28 Pecundang
30
Chapter 29 Stagonidia
31
Chapter 30 Jalan Rahasia
32
Chapter 31 Informasi Gerimis
33
Chapter 32 Naif
34
Chapter 33 Gelap Mata
35
Chapter 34 Kekuatan Sebenarnya
36
Chapter 35 Ilusi
37
Chapter 36 Terpejam
38
Chapter 37 Lemah
39
Chapter 38 Mati Terhormat
40
Chaprter 39 Penggemar
41
Chapter 40 Bunga Anyelir
42
Chapter 41 Ahli Berpura-pura
43
Chapter 42 Alat
44
Chapter 43 Tanpamu
45
Chapter 44 Seafloor Conch
46
Chapter 45 Diri yang Lain
47
Chapter 46 Merah
48
Chapter 47 Niloufar
49
Chapter 48 Cinta Terakhir
50
Chapter 49 Jangka Waktu
51
Chapter 50 Kertas
52
Chapter 51 Astero
53
Chapter 52 Fall
54
Chapter 53 Stven
55
Chapter 54 Rencana
56
Chapter 55 Hemat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!