Warning!!!
Selamat berhalu dan membayangkan karakter pemeran ya... 😘
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang gadis bernama Vina, yang dikenal sebagai gadis bar bar namun memiliki paras yang cantik. Ia tumbuh menjadi gadis yang keras kepala dan penuh semangat, dengan sikap yang tak kenal takut dan tak mudah diatur. Namun, kehidupan Vina berubah drastis ketika keluarganya terjerat hutang besar yang tak mampu mereka lunasi.
Untuk menyelamatkan keluarga dari kehancuran finansial, orang tua Vina memaksanya menikah dengan seorang pemuda kaya raya bernama Nathan. Nathan adalah putra tunggal dari keluarga terpandang yang memiliki harta melimpah. Meski tampan dan menawan, ada kelainan di dirinya dan sering bertingkah seperti banci. Tingkah lakunya yang lembut dan gemulai membuat banyak orang terkejut, termasuk Vina.
Bagaimana kisahnya? Yuk kita mulai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33 - Kuat dan berotot
Pagi itu, Nathan sedang melakukan push-up di ruang olahraga rumahnya. Tubuhnya yang kekar dan berotot terlihat berkilau oleh keringat.
Adapun Vina, ia duduk santai di atas punggung Nathan sehingga ikut naik turun seiring gerakan push-up yang dilakukan suaminya.
"Nathan, kenapa kamu terus berolahraga? Tubuhmu sudah sangat ideal bahkan memiliki otot yang kuat," tanya Vina, tersenyum dan menikmati momen itu.
Mendengar pertanyaan Vina, Nathan menghentikan gerakannya sejenak. Lalu, Vina turun dari punggung Nathan dan menatapnya dengan mata penuh cinta. "Kenapa berhenti?," tanyanya.
Sambil mengatur napas, Nathan pun tersenyum lembut seraya berkata, "Aku bisa melakukan ini semua karenamu, dan aku melakukan semua ini juga untukmu, bukankah kamu lebih menyukainya?," jawab Nathan menggoda Vina dengan tatapan nakal.
Vina pura-pura cuek, namun pipinya memerah. "Siapa bilang?," balasnya sambil memberikan handuk kecil agar Nathan bisa melap keringatnya.
"Aku," jawab Nathan dengan penuh keyakinan. Lalu dia mendekati Vina dan memeluknya dari belakang seraya membisikkan sesuatu yang membuat Vina tersenyum malu. "Aku selalu ingin menjadi yang terbaik untukmu."
Dengan cepat, Nathan menggendong Vina dan membawanya ke kamar mandi. Mereka pun tertawa bersama, merasa seolah waktu berhenti hanya untuk mereka berdua.
Lalu, tahulah apa yang akan mereka lakukan di kamar mandi? He he... Di kamar mandi, air hangat mengalir yang menciptakan suasana intim dan nyaman.
Disana, Nathan menciumi Vina dengan lembut, mulai dari bibir hingga lehernya. Vina merespons dengan penuh gairah, membiarkan kehangatan cinta mereka mengalir bebas seperti air yang mengalir tersebut.
Di tengah canda dan tawa, Nathan dan Vina saling memandang dengan penuh cinta sambil mengucapkan kata-kata yang berarti. "Nathan, kamu benar-benar membuatku bahagia," bisik Vina di antara kecupan demi kecupan.
Nathan pun menatap Vina dengan mata berbinar, "Aku juga merasa sama, Vina, kamu adalah segalanya bagiku."
Mereka lalu melanjutkan momen itu, menikmati setiap detik kebersamaan yang penuh gairah dan melakukan pelepasan beberapa kali.
Dan cerita pun berlanjut,
Bagi Nathan, saat ini tidak masalah ketika ia tiba sedikit terlambat di kantor. Sebagai pemilik perusahaan, selama tidak ada kerugian besar, jadwalnya bisa lebih fleksibel.
Bukan karena alasan yang tidak jelas, hari itu, Vina membuatnya "berolahraga plus plus" terlebih dahulu dan membuat pagi mereka penuh gairah. Akibatnya, Nathan baru tiba di kantor tepat saat jam makan siang.
Saat Nathan berjalan menuju ruang kerjanya, dia tiba-tiba melihat seorang pegawai magang yang Lita terjatuh di depannya.
Minuman yang dia bawa berceceran di lantai hingga membuat insting Nathan langsung mengambil alih; dia tidak bisa mengabaikan situasi ini.
Dengan cepat, dia membantu Lita berdiri sehingga menarik perhatian beberapa pegawai lain yang segera membuat keributan kecil.
"Kenapa bawa minuman banyak sekali?," tanya Nathan sambil membantu Lita bangun dan mengumpulkan minuman yang berjatuhan.
Dengan gugup, Lita menjawab, "Saya membawakan minuman ini untuk teman-teman kantor, Pak."
Sebenarnya, Lita sering dijadikan pesuruh oleh pegawai senior. Sebagai pegawai magang, dia kerap direndahkan dan diperlakukan seperti pembantu.
Jam istirahat kerja sering menjadi waktu yang paling sibuk baginya karena banyak tugas tambahan dari pegawai lain. Kali ini, dengan membawa banyak minuman sekaligus hingga Lita tidak bisa menghindari kecelakaan kecil itu.
Nathan membantu Lita dengan perhatian, tanpa menyadari tatapan kagum dari beberapa pegawai yang melihatnya. Sejenak, mereka terkejut melihat bos mereka yang tampan dan gagah, berperilaku sangat ramah dan peduli.
Namun, segera, seorang petugas kebersihan tiba dan membersihkan tumpahan minuman hingga memungkinkan Nathan untuk melanjutkan perjalanannya ke ruang kerjanya.
Lita menatap Nathan dengan mata berkaca-kaca dan berusaha menyembunyikan rasa haru dan terima kasihnya. Momen singkat itu menguatkan tekadnya untuk terus berjuang di perusahaan ini, meskipun perlakuan tidak adil sering dia terima.
Saat itu juga, Nathan memutuskan untuk menghubungi Broto dan Dodi dan memanggil mereka untuk membahas bagaimana membuat lingkungan kerja yang lebih adil dan ramah bagi semua karyawan, termasuk para pegawai magang.
Hari itu, Nathan tidak hanya merasa sebagai pemimpin yang bertanggung jawab tetapi juga sebagai seorang manusia yang peduli pada orang lain, walaupun orang yang di tolongnya itu sudah mengartikan lebih atas kebaikannya.
