NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: RahmaYesi.614

Caca terpaksa harus menikah dengan suami adiknya yang tengah terbaring sakit di salah satu kamar rumah sakit.

"Kak, aku mohon, menikahlah dengan abang Alden!" Ucap Lisa, sang adik di waktu terakhirnya.

Caca menggeleng tak setuju. Begitu juga dengan Alden. Tapi mendengar Lisa terus memohon dengan suara seraknya yang nyaris hilang dan dengan raut wajahnya yang menahan segala rasa sakitnya, Caca pun akhirnya menyetujui permohonan terakhir adiknya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Yuk langsung saja intip serial novel terbaru Author!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Ketakutan

"Ca, aku duluan ya." Ucap Loli saat jemputannya sudah datang.

"Hati hati, Loli."

"Iya, kamu juga. Jangan lama lama, langsung pulang ya. Ini udah jam lima loh. Kalau kerjaanmu nggak selesai, lanjut besok aja, Ca. Jangan dipaksakan." Sahut Loli.

"Iya, iya. Udah kamu pulang sana."

Loli pun meninggalkan Caca sendirian di ruang kerjanya.

"Mau dibantu, Ca. Supaya kamu bisa cepat pulang." Ucap Robi yang datang menghampiri Caca begitu Loli pergi.

"Pak Robi. Belum pulang pak?" Tanya Caca yang berusaha menyembunyikan rasa takutnya.

"Belum. Aku sengaja mau nungguin kamu. Sekalian mau ajak kamu pulang bareng. Kan kita tinggal di apartemen yang sama."

"Aduh, nggak usah ditunggu juga nggak apa apa kok pak. Saya tidak enak jadinya." Sahut Caca sambil terus mengerjakan pekerjaanya.

"Panggil aku Robi saja, Ca. Lagian hanya kita berdua disini kok."

Kalimat itu membuat Caca merasa tambah takut pada Robi.

"Ya Allah lindungi aku." Bisik Caca dalam hatinya.

Sepertinya doa Caca langsung dikabulkan. Haris menelponnya. Segera saja Caca angkat tanpa mepedulikan Robi yang masih berdiri di depan meja kerjanya.

"Halo bang Haris!" Sahut Caca.

"Bang Haris sudah di bawah. Oh iya, bang ini aku juga sudah mau turun. Tunggu bentar ya bang." Ucap Caca bicara sendiri pada Haris.

Sementara Haris yang berada di apartemennya merasa heran, karena Caca mengoceh sendiri.

"Ca, ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Haris khawatir.

"Iya, bang Haris. Ini bentar lagi aku tiba di bawah kok. Ini lagi menuju lift." Ujar Caca masih bicara sendiri.

Caca memasukkan bekas penting kedalam tasnya, lalu dia pun tersenyum ramah pada Robi sambil melangkah cepat meninggalkan ruang kerjanya.

Robi tidak tinggal diam. Dia pun mengikuti langkah Caca yang sudah tiba di depan lift

"Lift nya macet, Ca. Satu satunya jalan turun melalui tanga darurat." Sahut Robi.

"Oh gitu ya pak." Sahut Caca menyembunyikan rasa takutnya agar Robi tidak tersinggung padanya.

Untung panggilan belum berakhir, Haris pun mendengar pembicaraan Caca dengan Robi barusan. Hal itu tentu membuat Haris tambah khawatir.

"Ca, kamu masih di kantor, ya. Tunggu disana, aku kesana sekarang." Ucap Haris.

"Iya, bang. Ini lift nya mati ternyata. Iya, aku mau turun melalui tangga darurat, bang." Ujar Caca padahal Haris sudah mengakhiri panggilan itu.

"Ca, mau turun bersama?" Ajak Robi.

Caca tersenyum paksa. Dia sangat ingin menolak, tapi takut. Takut Robi marah dan nekat melakukan hal buruk padanya.

"Bagaimana ini. Bang Haris, cepatan datang ke sini. Aku takut." Gumam Caca dalam hatinya.

Dia tidak kepikiran untuk menghubungi Alden. Padahal, Alden sudah menunggunya sejak tadi di depan kantornya.

"Kenapa lama sih." Rutuk Alden kesal karena menunggu lama dan tidak bisa menghubungi Caca, karena katanya nomor Caca sibuk.

Tentu saja sibuk, Alden menelpon saat Caca sedang telponan dengan Haris.

Sementara itu, di lantai empat, Caca masih dilema untuk menerima tawaran Robi untuk turun bersama atau diam saja di tempat menunggu Haris datang.

"Ca, ayo kita turun. Kalau kamu turun sendirian takut loh." Bujuk Robi.

Sebentar Caca tampak berpikir, lalu pada akhirnya dia menerima ajakan Robi untuk turun bareng.

"Kamu takut ya sama aku?" Tanya Robi pada Caca sambil menuruni anak tangga satu persatu.

"Loh kenapa pak Robi bilang begitu."

"Kelihatan dari wajah kamu, Ca. Kamu takut sama aku."

"Maaf pak, Robi. Saya tidak bermaksud menyinggung perasaan pak Robi." Ujar Caca.

"Tidak apa. Toh aku memang sedang memikirkan untuk melakukan sesuatu pada kamu." Ucap Robi yang membuat langkah kaki Caca berhenti.

Robi pun menghentikan langkahnya. Dia melirik kearah Caca yang masih berada ditangga atas berjarak dua anak tangga darinya.

Tap

Tap

Tiba tiba mereka mendengar suara langkah kaki semakin dekat pada mereka.

"Siapa yang datang?" Tanya Robi sambil melanjutkan langkahnya semakin kebawah.

"Caca!" Seru suara itu memanggil nama Caca.

Caca mengenal suara itu. Dia pun melangkah cepat menuruni anak tangga melewati Robi yang bahkan tidak mengira Caca akan melangkah secepat itu.

"Abang!" Seru Caca lantang, sengaja supaya didengar oleh Robi.

"Ca, kamu nggak apa apa?!" Tanya Alden saat melihat Caca melangkah cepat menuruni anak tangga dengan ekspresi wajah ketakutan.

Bug

Caca menabrakkan tubuhnya masuk dalam pelukan Alden.

"Ca, kamu kenapa?!"

Alden terkejut mendapat pelukan tiba tiba dari Caca dan juga tadi Caca memanggilnya dengan sebutan abang.

"Kita pulang sekarang, aku takut." Bisik Caca tanpa melepaskan pelukannya pada Alden.

"Takut kenapa?" Pikir Alden.

Dia tidak menanyakan langsung pada Caca. Karena tubuh Caca gemetar hebat, sepertinya sangat ketakutan. Segera saja Alden menggendongnya ala bridal style dan Caca tidak protes sama sekali.

Saat Alden menggendong Caca menuju mobilnya, Haris datang. Dia yang melihat adegan itu pun memilih menyembunyikan diri di balik pos satpam.

"Caca, Alden?!" Ujarnya dengan bibir yang gemetar dan hati yang merasakan berbagai perasaan tak menentu.

Sementara itu, mobil Alden mulai melaju meninggalkan perkarangan kantor. Dengan sangat pelan, Haris pun mengikuti mobil Alden yang dia tahu ada Caca didalam mobil itu.

1
A Yes
cuekin ajah Ca ,,, Duda Labiillll bin nyebelin
A Yes
emang kamu yang labil dan suka memaksakannkehendak ,,, gak jelas ,,, sebentar lembit, sebentar arogant hiufft
A Yes
sakit jiwa ,,, aneh iihh ,,, jd serem, apa dia punya 2 kepribadian ,,, keluarga toxic
A Yes
yeeyyy gimana toh pak, yabtinggal kelasin dan bela anak mantumu toh ,,, aneh senangnya oada main batin, jd dukun semua apa yak🤣🤣🤣
A Yes
sokoriiin ,,, anak loe yg kedua kagak panjang umur dan hanya bisa sah secara raga dg Al tapi bukan hati Al🤪🤪🤪🤪🤪🤪
A Yes
yakin Al ,,,, sementara keluargamu ajah benci Caca
A Yes
kedua kalinkan, yg pertama waktu awal2 si jambak ama mak tiri and than jatuh dari tangga🤭✌️ trus Alden bantuin mau bawa ke RS tp hak jd
A Yes
jd bapak koq pilih kasih, dah mana dulu Istri pertamanya dimadu, bukannya menebus dg lebih mebyayangi Caca yg piatu, malah condong ke Lisa yg jelas2 masih lrngkap ortu nya ada kamu samanibunya
A Yes
jangan kan waktu makan sate kak @Qaisaa ,,, di Bab Awal waktu Lisa diujung usia mau sakaratul maut ajah Alden ngomong klo Lisa satu2nya iatri yg bakalan jd Khatidjah nya ,,, preeet laki2 yak🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣🤣
A Yes
lah kocak ,,, padahal dia ada disaat anaknya memohon suami anaknya buat nikahin kakak nya
A Yes
laki laki klo dah dapet perhatian dan pelayanan dr wanita lain, juga bakalan lupita ama yang lama🤭✌️🤪🤪🤪
A Yes
yakin bet ke Surga🤭✌️🙏
Dulkarim Muda
2 orang perempuan bersaudara dinikahi
Odhe Canang
Biasa
Odhe Canang
Kecewa
Reni Fitria Mai
betul mbak rumah aja harganya 16m masa nyuci sendiri masak sendiri CEO ter besar pula😄
Qilla
permintaan yg mncekik ,dikahih hati malah minta jantung sama usus ususnya ini mah
jeje
Luar biasa
Ristieriswanharti
panjang banget bab nya
Rasni Saldi
is is is modus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!