Mengkisahkan Seorang wanita yang akan menikah dengan seorang duda karena Faktor Ekonomi yang membuat ia menerima di nikahi dengan Seorang Pria yang meminta nya untuk melahirkan Seorang putra untuk nya.
Laki-laki duda yang selalu bersikap dingin pada nya. meski tak ingin menikah dan menjadi mesin anak untuk pria seperti itu, Wanita itu tetap mau di nikahi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17 - Kau Marah padaku?
Alvin dan Jasson baru saja menyelesaikan meeting dengan Klain, kedua nya lalu memutuskan untuk bersantai di sebuah cafe.
"Jasson, aku sudah dapatkan data calon istri mu itu, lihat ini." Alvin memberikan laptop nya untuk di perlihatkan pada Jasson.
"dia dari keluarga baik-baik, kedua orang tua sudah meninggal karena meninggalkan karena kecelakaan dan banyak meninggalkan hutang perusahaan." Ucap Alvin.
"Perusahaan?."
"ya, Perusahaan nya pernah mengajukan kerja sama dengan kita, tapi tidak jadi karena lebih dulu gulung tikar." Tutur nya.
"Menurut info yang ku dapat, ibu mu juga menjalani tes keperawanan dan kesuburan pada Wanita ini." Lanjut nya.
"Aku tak perlu infomasi semacam itu." Jawab Jasson.
"Kau tidak mengaris bawahi, jadi jangan salah kan aku."Jawab Alvin.
"Berapa yang di bayar ibu untuk nya?." Bayaran itu sungguh penting Bagi Jasson, Ia ingin tahu seberapa mahal wanita itu menjual harga diri nya untuk menikah dengan nya.
"Heh, sekarang kau yang aneh, untuk apa kau tahu tentang bayaran, jangan bilang kau berpikir dia wanita pecinta uang." Ucap Alvin.
"Memang begitu kenyataan nya." Balas Jasson cuek.
"Kau ini bagaimana, kalau bukan karena uang, dia mana mungkin mau menikah dengan mu, melahirkan anak untuk orang yang tidak ia kenal, itu menurutku sepatut nya ia mendapatkan balasan nya." Jawab Alvin mencoba membuat Jasson berfikir realistis.
"Dia cantik dan manis, kau harus belajar untuk menerima nya sebagai istri, kalau kalian punya anak, pasti akan sangat lucu." Ucap Alvin mengoda Jasson.
"Iya, tidak seperti kau." Balas nya lagi.
"Sialan, memang nya aku kenapa, hei, lihat, disaat kita jalan bersama, lebih banyak orang memandang ku dari pada kau, aku hanya kurang isi dompet saja." Jawab Alvin.
Jasson terkekeh kecil, Ini yang Jasson suka dari sosok Alvin, Ia sangat pandai mencairkan suasana, membuat Jasson merasa nyaman ia menjadi sekertaris nya.
•••
Di tempat lain.
Alyssa duduk menunggu Nando kembali dari tempat kerja.
"Kenapa belum tidur?." Tanya Nandobsaat masuk dan melihat Alyssa duduk dibsofa.
"Mana aku bisa tidur, sementara kau lembur di luar Sana sampai semalam ini." Ucap Alyssa.
"Nanti kau menikah juga sama saja kan, aku sudah dewasa, aku bisa menjaga diri ku." Ucap Nando. jawaban terasa sangat dingin.
"Kau marah pada ku??" Tanya Alyssa.
Nando yang membuka sepatu nya menatap Alyssa dengan datar.
"Tidak."
"Lalu kenapa sikap mu begitu, kau tahu kan aku akan segera menikah, kau tidak ingin banyak waktu dengan ku, aku sedih kau mendiami ku." Ucap Alyssa.
"Yah, Aku tak bisa memberi mu apa pun sebagai kado pernikahan mu, Aku berharap kau bisa bahagia bersama suami mu. kalau ada sesuatu terjadi pada mu, Kau bisa menghubungi ku." Ucap Nando. perkataan yang terdengar datar, tapi makna nya begitu sejuk di hati Alyssa, ia tahu Adik nya menyayangi nya, meski Alyssa tidak tahu pasti apa alasan Nando mendiami nya seperti ini.
"Terima kasih Nando."
"Tidak usah terlalu drama, Kau masih bisa setiap hari datang kesini Jika kau mau kan." Ucap Nando tersenyum tipis.
"Tentu saja. Siapa yang bisa melarang ku pulang menemui kalian." Ucap Alyssa percaya diri. Namun di dalam hati nya, ia sendiri tidak tahu, seperti apa ia nanti kedepan nya. apa ia masih di beri kebebasan atau tidak.
"Ayo tidur."
"Kau sudah makan."
"Sudah."
"Baiklah, selamat malam."