NovelToon NovelToon
Kansha

Kansha

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nico Queen

Mereka menyebutku misterius, setelah aku bertemu dengan sosok misterius yang berada di hutan misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nico Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lord Of Eldoria

Aku terbangun dengan perlahan, merasa tubuhku masih lemah dan nyeri. Perlahan-lahan, aku membuka mata dan mengerjapkan beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Perasaan hangat dan nyaman menyelimuti tubuhku, berbeda jauh dari kegelapan dan dingin yang menghantuiku sebelumnya.

KRUWUKK (Suara perut)

Aku sangat luar biasa lapar sekali.

Aku mendapati diriku berada di sebuah kamar yang sangat rapi dan bersih. Dinding-dinding kamar terbuat dari kayu yang indah, dihiasi dengan ukiran-ukiran halus yang menceritakan kisah-kisah tentang hutan dan makhluk-makhluk magis. Udara di dalam kamar ini terasa segar dan sejuk, memberikan rasa nyaman yang luar biasa. 

Aku merasakan kasur yang empuk di bawah tubuhku, dengan selimut yang lembut menyelimuti tubuhku. Bau harum bunga yang segar tercium di udara, membuatku merasa tenang dan damai. Semua rasa takut dan putus asa yang tadi menyelimuti pikiranku perlahan-lahan menghilang.

Dengan hati-hati, aku duduk dan menurunkan kakiku dari tempat tidur. Rasanya sedikit pusing, tetapi rasa penasaran mengalahkan kelelahanku. Aku melihat sekeliling kamar, mencari petunjuk tentang di mana aku berada dan bagaimana aku bisa sampai di sini. 

Di sudut kamar, ada sebuah cermin besar yang memantulkan bayanganku. Aku terkejut melihat wajahku yang penuh dengan noda lumpur yang telah mengering, rambutku yang kusut, dan pakaian yang kotor dan robek. Aku mencoba merapikan diriku sebisa mungkin sebelum turun dari ranjang, merasa sedikit lebih baik ketika melihat wajahku yang lebih bersih di cermin.

Aku melangkah menuju pintu kamar, yang terbuat dari kayu dengan ukiran yang sama indahnya dengan dinding-dinding kamar. Dengan hati-hati, aku membuka pintu dan melangkah keluar. Di luar kamar, aku melihat beberapa kamar lain yang tertutup dan tangga yang terbuat dari ranting-ranting pohon yang melengkung dengan indah, seolah-olah mereka tumbuh dan membentuk tangga itu dengan sendirinya.

Aku turun dengan hati-hati, mengikuti jalan ranting-ranting yang membimbingku ke bawah. Tangga itu mengarah ke sebuah ruang tamu yang luas, dengan lantai kayu yang dipoles mengilap dan perabotan yang tertata rapi. Di tengah ruangan, aku melihat sebuah ranjang kecil dengan seseorang yang terbaring di atasnya.

Dengan langkah yang hati-hati, aku mendekati ranjang itu. Sosok yang terbaring di sana adalah Nenek Seruni. Wajahnya berbeda sekali terlihat lebih tua dari yang kuingat, dengan garis-garis halus yang menunjukkan beban dan kelelahan. Meskipun begitu, ada senyum lembut yang masih terukir di wajahnya, memberikan rasa damai yang sama seperti yang selalu kurasakan saat bersamanya.

Di meja samping ranjang, aku melihat sebuah surat yang dilipat rapi bertuliskan "Untuk Kansha" di atasnya. Dengan tangan gemetar, aku mengambil surat itu dan membuka lipatannya. Tulisan tangan Nenek Seruni yang indah dan rapi memenuhi halaman pertama surat itu. Aku mulai membaca dengan hati-hati, setiap kata yang tertulis menyentuh hatiku dengan dalam.

“Kansha yang terkasih,

Jika kamu membaca surat ini, berarti aku telah berhasil menolongmu keluar dari kegelapan itu. Aku menggunakan hampir seluruh kekuatanku untuk masuk ke dalam kegelapan dan membawamu ke tempat yang aman ini Rumahku. Namun, akibatnya, aku harus tidur selama sekitar lima tahun untuk memulihkan diri. Aku sangat menyesal tidak bisa berada di sampingmu selama waktu ini.

Aku tahu ini berat untukmu, tetapi aku yakin kamu bisa melewati semua ini. Rumah ini adalah milikmu sekarang, atau setidaknya anggaplah ini sebagai rumah sendiri. Di sini, kamu akan menemukan perpustakaan kecil yang penuh dengan buku-buku yang bisa membantumu belajar dan bertumbuh. Gunakan waktu ini untuk mempelajari semua yang bisa kamu pelajari tentang hutan dan dirimu sendiri.

Aku minta maaf karena tidak bisa menjagamu dengan lebih baik. Aku merasa bersalah karena membiarkanmu terjatuh dalam kegelapan itu. Ketahuilah bahwa setiap saat aku tidur, hatiku selalu bersamamu, mendoakan keselamatanmu.

Maaf karena aku tidak sempat merapikanmu dan menyembuhkan luka lukamu, tetapi ketahuilah kalau luka gores berdarah dan memar akan langsung hilang ketika memasuki rumah ini. Namun rasa sakit biasanya perlu beberapa waktu untuk hilang. 

Gunakanlah kamar tempatmu terbangun sebagai kamarmu sendiri, dan gunakanlah baju baju disana yang kemungkinan ukurannya cocok denganmu. 

Aku tahu kamu pasti ingin memelukku, karena rasa bersalahmu. Kalau itu memang kamu, kamu pasti merasa demikian. Tetapi apapun usahamu, kamu tidak akan dapat menyentuhku sedikitpun.

Ada alasan mengapa kamu tidak bisa menyentuhku sekarang. Penghalang ini dibuat untuk melindungimu dari kekuatan gelap yang mungkin masih tersisa di tubuhku. Aku berharap ketika aku terbangun nanti, kita bisa saling berpelukan lagi seperti dulu.

Selama aku tidur, tetaplah kuat dan berani, Kansha. Kamu memiliki kekuatan yang lebih besar dari yang kamu sadari. Jangan pernah menyerah, dan ingatlah bahwa meskipun aku tidak bisa berada di sisimu secara fisik, aku selalu ada di hatimu. Jangan pernah merasa sendirian.

Dengan cinta, Nenek Seruni”

Air mata mulai mengalir di pipiku saat membaca surat itu. Aku merasa sangat berterima kasih dan tersentuh oleh pengorbanan Nenek Seruni. Namun, di sisi lain, hatiku dipenuhi dengan rasa sedih karena harus menghadapi semua ini sendirian.

Aku ingin memeluk Nenek Seruni, tetapi ketika aku mencoba mendekat, penghalang tak terlihat selalu saja mencegahku untuk menyentuhnya. Meskipun demikian, kehadirannya yang tenang dan senyumnya yang lembut memberiku kekuatan dan ketenangan. Aku tahu bahwa dia masih di sini, meskipun tidak bisa berinteraksi denganku secara langsung.

“Nenek Seruni...,” bisikku dengan suara serak. “Terima kasih telah menolongku. Aku akan berusaha sebaik mungkin, seperti yang Nenek harapkan.”

"Ibu, Ayah maaf karena sepertinya kansha tidak bisa pulang dalam waktu yang cepat. Lima tahun itu bukan waktu yang sebentar, dan itu baru kemungkinan"

Aku menyeka air mata dari wajahku dan mencoba mengumpulkan keberanian. Meski aku merasa sangat sendirian, aku tahu bahwa Nenek Seruni percaya padaku dan berharap aku bisa menghadapi semua ini dengan kepala tegak. Aku tidak boleh mengecewakan harapannya.

Dengan hati yang berat, aku meninggalkan ruang tamu dan mulai menjelajahi rumah itu. Rumah ini tidak besar, tetapi terasa sangat nyaman dan penuh dengan kenangan. Setiap sudut ruangan dipenuhi dengan barang-barang yang tampak berharga dan bermakna, menunjukkan betapa berharganya tempat ini bagi Nenek Seruni.

Di dapur kecil yang sederhana tetapi lengkap, terdapat persediaan makanan yang cukup untuk beberapa hari. Aku memutuskan untuk memasak sesuatu yang sederhana untuk mengisi perutku yang lapar. Meskipun tanganku gemetar dan pikiranku dipenuhi dengan kekhawatiran, aku mencoba fokus pada tugas di depan mataku.

Setelah makan, aku duduk di meja dapur dan merenung. Surat Nenek Seruni masih tergeletak di sampingku, dan aku membacanya lagi untuk mendapatkan kekuatan. Kata-kata yang tertulis di sana memberikan semangat dan harapan, meskipun situasi yang kuhadapi sangat menakutkan.

Aku tahu bahwa hutan di luar sana penuh dengan bahaya dan misteri, tetapi aku harus bertahan dan mencari jalan keluar. Nenek Seruni telah mengorbankan banyak hal untuk menolongku, dan aku tidak bisa menyerah sekarang.

Hari-hari berikutnya, aku menghabiskan waktu untuk menjelajahi rumah dan mempelajari setiap sudutnya. Aku menemukan beberapa buku tua yang penuh dengan cerita-cerita tentang hutan ini, tentang makhluk-makhluk ajaib dan misteri yang tersembunyi di dalamnya. Aku membaca setiap buku dengan saksama, mencoba mengumpulkan sebanyak mungkin pengetahuan yang bisa membantuku.

Perpustakaan kecil di rumah ini menjadi tempat favoritku. Setiap hari, aku menghabiskan waktu berjam-jam membaca buku-buku yang ada di sana. Buku-buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan banyak pengetahuan tentang cara bertahan hidup di hutan ini 'Eldoria'. Nama yang bagus untuk sebuah hutan, terasa sekali kesan magis dan keajaiban didalam namanya. 

Aku belajar tentang tanaman yang bisa dimakan, cara membuat api, dan mengenali jejak makhluk-makhluk yang mungkin berbahaya.

Meskipun merasa takut dan kesepian, aku merasakan kehadiran Nenek Seruni yang memberi semangat. Setiap kali aku merasa putus asa, aku membaca ulang suratnya dan merasakan keberanian yang mengalir kembali ke dalam diriku.

Aku juga mulai menjelajahi area di sekitar rumah. Hutan yang tampak menakutkan dan penuh dengan kegelapan kini terasa lebih familiar, meskipun masih menyimpan banyak rahasia. Setiap hari, aku mencoba menjelajahi sedikit lebih jauh, berharap menemukan petunjuk yang bisa membawaku keluar dari hutan ini.

Pada malam hari, aku selalu kembali ke rumah dan duduk di samping ranjang Nenek Seruni. Meskipun dia tertidur lelap dan tidak bisa mendengar, aku menceritakan semua yang telah kulakukan setiap harinya, semua yang kupelajari dan semua ketakutan yang kuhadapi. Rasanya seperti berbicara dengan teman lama, dan itu memberiku kekuatan untuk terus maju.

Rumah itu sendiri adalah tempat yang penuh dengan keajaiban. Dari luar, tampak seperti rumah pohon yang tumbuh alami dari batang pohon yang sangat besar. Dindingnya terbuat dari kayu yang diukir indah, mencerminkan cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah dedaunan.

1
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Bening Hijau
semangat up nya..
2 iklan za sayang
Nico queen: Siap, makasih kak
total 1 replies
Bening Hijau
pengen punya nenek kayak nenek seruni
Bening Hijau
semoga harapan khansa menjadi kenyataan
Bening Hijau
penasaran dgn identitas nenek seruni sebenarnya
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Tini Timmy
waduhh
Tini Timmy
nenek seruni baik banget/Smile/
Tini Timmy
wahh nenek seruni bisa baca pikiran kali ya
Tini Timmy: maklum kalau nenek" mah/Facepalm/
Nico queen: Hanya insting seorang nenek kolot😅
total 2 replies
Aegis Aetna
di buat layar tempat dipisah kak, di bawah, di sini.
Aegis Aetna: yoi, sama-sama.
Nico queen: Siap kak, makasih masukannya🙏.
total 4 replies
syro
matap tetap semangat menulisnya
Aegis Aetna
subcreb dulu, nampaknya seru.
Nico queen: Siap kak, makasih udah mampir
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kk/Smile/
Nico queen: Siap kak/Drool/
total 1 replies
Bening Hijau
3 iklan + 1 bungga
semangat...
Nico queen: Woa makasih banyak kak
total 1 replies
Bening Hijau
suara siapa ini ?
Nico queen: Kira-kira siapa kak/Grin/
total 1 replies
Bening Hijau
kansha kmu pasti bisa, ini baru awal jgn menyerah
Bening Hijau
kansha kamu pasti bisa
Nico queen
Siap kk makasih
Tini Timmy
semangat nulisnya kk/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!