NovelToon NovelToon
Cinta Anak Manusia

Cinta Anak Manusia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

Perjalanan dan perjuangan cinta anak Manusia.
Seperti apa kisah gadis yang bernama Ratna, akankah ia mendapat cinta sejatinya. Langsung saja baca dan simak keseruannya dalam Novel dengan judul Cinta Anak Manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

"Permisi Pak Hadi, ada yang ingin bertemu dengan bapak" ucap pak Samijan. "Oh iya, saya Hadi, ada perlu apa pak" ucap Pak Hadi pada Pak Sugeng. »Pak Hadi: *Pak Noerhadi biasa dipanggil Pak Hadi. *Baik. *Pensiunan Veteran Malang. *Pemilik Kandang Ayam di pinggir hutan«. "Maaf Pak kalau mengganggu waktunya, apa sisa kayu didepan yang tidak terpakai boleh saya ambil" ucap Pak Sugeng. "Oh kayu yang didepan, ambil saja kalau memang dibutuhkan, sepertinya pengerjaannya sudah selesai, bukan begitu Pak Samijan" ucap Pak Hadi. "Iya pak setelah ini rencananya mau saya bakar kayunya, karena pak Sugeng datang, saya menyarankan beliau untuk bertanya langsung pada Pak Hadi" ucap pak Samijan. "Pak Hadi, Pak Sugeng, saya permisi dulu, mau melanjutkan pekerjaan, silahkan lanjutkan mengobrol" ucap pak Samijan pergi berlalu meninggalkan mereka. "Duduk dulu Pak kita ngobrol dulu, santai saja disini" ucap pak Hadi. "Iya pak terimakasih" ucap pak Sugeng. "Bapak sudah lama tinggal disini" ucap pak Hadi bertanya. "Alhamdulillah, saya dan istri sudah lama tinggal di kampung ini, saya asli orang sini sementara istri dari kampung jambu" ucap pak Sugeng

"Oh " pak Hadi manggut-manggut " bapak asalnya dari mengapa bisa tinggal disini" ucap pak Sugeng bertanya. "Saya sebenarnya orang sini juga dan rumah saya ada di RT 03 RW 01" ucap pak Hadi mulai menceritakan kisah ya dari waktu masih muda, diterima sebagai veteran, pindah ke Malang, hingga saat ini bisa membangun sebuah bangunan yang ada di pinggir hutan untuk dijadikan sebagai kandang ayam. "Sungguh luar biasa cerita pak Hadi ini" ucap pak Sugeng memuji "Pak Sugeng bisa saja" ucap pak Hadi "tidak terasa sudah siang, terimakasih sudah diizinkan untuk mengambil kayunya, sekalian saya mau pamit" ucap pak Sugeng beranjak berdiri dari duduknya " iya pak terimakasih juga sudah mau mendengarkan cerita saya" ucap pak Hadi yang juga berdiri dan berjalan mengantar ke ruangan depan. Pak Sugeng kemudian mengambil kayu-kayu sisa pembangunan dan menatanya dengan rapi di gerobak dibantu oleh pak Hadi. "Alhamdulillah selesai juga menatanya" ucap pak Sugeng "Iya pak, jika ada waktu senggang jangan lupa mampir" ucap pak Hadi. "Iya pak, sekarang saya permisi dulu assalamualaikum" ucap pak Sugeng meninggalkan pak Hadi.

★★★

"Ten.. Ten.." suara klakson sepeda motor menghampiri Ratna yang sedang duduk di halte bus. "Danu kenapa kamu kesini" ucap Ratna, "bareng yuk aku antar sampai di perempatan pisang" ucap Danu menawarkan diri mengantarkan Ratna. "tidak terimakasih rumah kita kan berbeda" ucap Ratna. "Iya tahu, tapi jalan yang dilewati searahkan" ucap Danu. "Kebetulan aku bawa dua helm, nunggu bus lama nanti" ucap Danu lagi. "Sudahlah Ratna tidak usah malu-malu sama rekan sendiri dengan begini kalian bisa akrab sebagai rekan" ucap Dewi yang duduk tidak jauh dari Ratna. Dewi merupakan salah satu calon karyawan Armada TV seperti Ratna dan Danu. Karena Danu terus menawarkan diri untuk mengantar dan berbagai macam bujukan dari Dewi Ratna akhirnya bersedia dibonceng Danu sampai ke tempat tujuan. Ratna kita berhenti di sekolah didepan ya jemput adikku jam segini biasanya sudah pulang" ucap Danu saat masih mengendarai motornya. "iya" jawab Ratna singkat. Kita tunggu di sini saja sebentar lagi pasti keluar" ucap Danu. Danu berhenti dan memarkirkan sepeda motor tidak jauh dari gerbang sekolah Nusantara. Kamu punya adik" ucap Ratna bertanya. "Iya adikku perempuan sekarang kelas lima, aku juga lulusan dari sini, sekolah disini lengkap ada SD, SMP, SMA semua jadi satu di sekolah ini" ucap Danu. "Aku sering lihat anak sekolah masuk ke gang daerah ini, Ternyata sekolah nya luas juga bagus" ucap Ratna yang baru mengetahui bahwa sekolah Nusantara lokasinya sangat luas dan strategis.

"Nah itu adikku keluar juga akhirnya" ucap danu. "Hai kak" ucap sang adik. "Lama sekali keluarnya yang lain sudah pulang dari tadi" ucap danu. "Iya maaf aku ada piket, bersih-bersih dulu baru bisa pulang" ucap sang adik, "kamu ditengah dulu ya antar teman kakak dulu sampai perempatan" ucap danu pada adiknya "iya, naik ya" ucap adik. Setelah menjemput sang adik danu melajukan sepeda motornya menuju halte bus pisang yang tidak jauh dari sekolah Nusantara. "Stop aku turun di sini, ini helm nya, terimakasih atas tumpangan nya" ucap Ratna melepaskan dan

memberikan helm pada adik danu kenudian melangkah pergi dengan melewati jalan trotoar menuju tempat penitipan sepeda. "Nduk pakai helmnya" ucap danu. "Iya" jawab adik danu. Setelah Ratna pergi dan sang adik memakai helm sebagai pelindung kepala Danu melajukan sepeda motor denga perlahan menuju rumahnya.

Setelah cukup berjalan sampailah Ratna di tempat penitipan sepeda, "assalamualaikum, bu endang saya mau ambil sepeda" ucap Ratna. "Iya Ratna, sudah pulang, bagaimana interview kamu" ucap bu endang. "Alhandulillah lancar bu" ucap Ratna memberikan uang parkir dan mengambil sepeda untuk segera pulang. "Hati-hati Ratna" ucap bu endang "iya bu" jawab Ratna berlalu meninggalkan tempat penitipan sepeda.

★★★

"Assalamualaikum bu bapak pulang" ucap Pak Sugeng setelah berbelok dan menghentikan laju motornya ketika sampai dihalaman rumah. "Waalaikum salam" jawab bu Sri menghampiri pak Sugeng. "Lho pak kayu apa yang bapak bawa" ucap Bu Sri heran. "Ya kayu sengon Bu" ucap Pak Sugeng. "Kenapa kayu seperti ini bapak bawa, inikan kayu sisa bangunan, mau di apakan kayu ini" ucap Bu Sri.

"Sudahlah Bu sekarang bantu bapak menurunkan kayu ini, bapak mau mengambil lagi di kandang milik pak Hadi" ucap pak Sugeng setelah meneguk air minum dalam botol yang dibawanya. "Iya-iya pak" ucap Bu Sri sambil menghela nafas pelan. "Mau diambil sekarang pak" ucap Bu Sri setelah melihat bapak memutar balik sepeda motor dan gerobaknya. "Iya Bu mungkin satu gerobak lagi selesai" ucap pak Sugeng. "Hati-hati pak" ucap Bu Sri pada bapak saat melajukan motornya. "iya Bu" jawab pak Sugeng. "Astaghfirullah, satu gerobak tinggal mengambil saja selama itu, pasti bapak ngobrol sampai lupa waktu" ucap Bu Sri yang merasa sebal dengan perilaku suaminya. Bu Sri merasa kesal karena seharian mengerjakan pekerjaan rumah hingga selesai dan setelah itu mengikati kayu agar bisa dijual dipasar, sementara bapak hanya pulang dengan membawa kayu sisa bangunan. Tak berselang lama saat Bu Sri belum selesai mengikati kayu, bapak sudah kembali lagi dengan membawa satu gerobak kayu sisa bangunan. "Cepat sekali pak" ucap Bu Sri beranjak berdiri dan menyisihkan kayu yang sudah diikat menjadi satu tumpukan. "Iya Bu tinggal mengambil, bantu bapak menyisihkan kayunya" ucap pak Sugeng. Bu Sri tidak menjawab karena masih merasa kesal, namun tetap membantu dan memindahkan kayu tersebut. "Kok diam masih marah ya Bu" ucap pak Sugeng mencoba memecahkan suasana. "Jangan bercanda pak, cepat dipindahkan ini sudah siang" ucap Bu Sri dengan ketus.

Bersambung

1
Selfi Selfi
semangat kk.

saling suport yuk🤗
Idar: Terimakasih telah berkunjung dan terimakasih juga atas dukungan nya.
semangat terus.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!