Di nikahi, Tapi tidak di sentuh sama sekali. Terdengar aneh memang. Tapi itulah yang di alami oleh Arumi Aini Wulandari, Karena sebuah saham Arumi harus menikah dengan pria matang pilihan ayahnya.
Damian Pangestu, Pria yang sempat Arumi kagumi dulunya. Arumi mengira menikah dengan pria itu ia akan hidup bahagia. Namun nyatanya tidak sama sekali. Arumi harus menelan pil pahit ketika pria yang berstatus suaminya enggan menyentuhnya sama sekali.
Justru sebaliknya, Damian lebih menghabiskan malam bersama wanita lain di bandingkan bersama istrinya. Bahkan pria itu kerap kali sering melakukan kekerasan terhadap Arumi sendiri.
Bahagia?
Tentu saja tidak! Tidak ada kebahagiaan sama sekali. Namun siapa Sangka di titik terendahnya, Seorang pria asing datang membuat hidup wanita tersebut berwarna.
•••••
"Maaf apabila aku lebih nyaman bersama pria lain. Karena kau tidak pernah memberikan kenyamanan itu sendiri " Arumi Aini Wulandari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar Buruk?
Ting
Ting
Ting
Ting
Ting
Pagi itu ponsel arumi terdengar begitu ramai, Berondolan pesan masuk ke benda pipih tersebut. Bukan hanya sekedar pesan, Tapi juga beberapa panggilan membuat Arumi yang baru keluar dari kamar mandi itu jengah.
Wanita itu tahu kenapa ponselnya bisa secerewet itu. Tentu saja dari nomor yang ia sadap semalam. Arumi mengubah ponselnya ke mode silent, Setelah itu ia membuka ponselnya. Tampaklah disana pesan dari Dinda masuk ke ponsel Damian.
"Pagi Damian..
"Damian kamu kemana aja.. semalam aku chat kamu berujung gak di balas...
"Damian! Kamu kemana ih.. kesel deh..
" Damian..?
"Damiaaan...!
Arumi tersenyum sinis, Ia melempar benda pipih itu ke atas tempat tidur sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Sekarang Arumi sudah tidak peduli lagi, Walaupun sampai sekarang masih tidak bisa di pungkiri. Ada rasa sakit yang begitu nyelekit di lubuk hatinya yang paling dalam.
Karena bagaimana pun, Rasa cintanya Arumi terhadap Damian masih ada. Apa alasan ia bertahan selama dua tahun jika bukan karena cinta. Tanpa Damian sadari, Pertahanan Arumi adalah bentuk sebuah kesempatan dimana Damian harus bisa berubah dan membalas cintanya.
Arumi segera bersiap Pagi ini, Ia sudah ada janji dengan Brian di salah satu Cafe siang nanti. Dan Pagi ini Arumi memang ada sedikit urusan.
Saat Arumi tengah bersiap dengan di kamarnya. Di lantai bawah, Tepatnya di ruang tengah. Damian masih tertidur begitu dengan lelapnya. Sepertinya obat tidur yang tanpa sengaja pria itu minum manjur. Terbukti belum seberapa lama Damian meminumnya, Pria itu sudah tepar. Mungkin karena efek lelah juga.
"Eeeuugghh!!..." Damian menggeliat, Ia itu meregangkan otot-ototnya dalam posisi masih terlentang. Sejenak pria itu terdiam mengumpulkan serpihan sukmanya yang masih berjalan kemana-mana.
"Astagaa!! Aku ini dimana? " Pria tampan tersebut langsung duduk ketika mulai menyadari bahwa ia tidak sedang berada di dalam kamarnya melainkan di ruang tengah.a
Ya, Setelah mengotak atik ponsel Damian semalam, Arumi memang sengaja membiarkan pria itu tidur disana. Mau di bangungkan pun sepertinya juga sangat percuma. Bukan takut karena di marahi oleh Damian, Tapi karena Damian tidur dalam pengaruh obat. Bukannya terbangun yang ada Arumi yang capek, Wanita itu hanya mengambil sebuah selimut guna menyelimuti tubuh tinggi besar tersebut.
Damian menoleh kesana kemari, Sepi tidak ada siapapun. TV pun masih menyala namun sudah berganti acara karena memang telah menjelang pagi hari.
"Astagaa! Ini hampir jam tujuh.. Aku ada meeting Pagi ini.." Damian langsung beranjak, Dengan ponsel di tangan pria itu menaiki tangga. Damian sudah tidak lagi peduli dengan segerombolan pesan yang masuk.
Tepat di pertengahan tangga, Damian berpapasan dengan Arumi yang sudah sangat rapi dan cantik. Tidak lupa aroma parfum vanila yang menguar di indra penciumannya.
Arumi menuruni tangga begitu saja tanpa menghiraukan suaminya itu. Bukannya tidak peduli, Karena semua juga percuma. Damian diam, Entah kenapa ia merasa aneh dengan sikap Arumi sekarang. Ada yang berbeda dalam hatinya saat wanita itu abai-abai saja.
Ingin rasanya Damian bertanya kenapa ia tidak di bangunkan ketika tertidur di ruang tengah, Namun sepertinya lidahnya mulai kelu. Hanya sekedar bertanya pun rasanya pria itu tidak sanggup.
Arumi menghentikan langkahnya, Ia menoleh ke arah Damian dan sempat berpamitan.
"Aku mau izin pergi mas.." Hanya itu tidak ada yang lain lagi. Damian menghela nafas panjang, Lebih baik sekarang ia mandi dan segera berangkat ke kantor.
.
.
.
Tepat jam makan siang, Sesuai dengan janji yang semalam. Arumi dan Brian sudah berada di salah satu ruangan VVIP.
Keduanya tengah makan siang bersama, Tentu saja masih dengan jarak yang masih di batasi. Sesekali pria tampan itu melirik Arumi yang tenang menikmati makanan yang tersaji di depannya.
"Apa saat kau makan kau biasa setenang ini?" " Arumi menatap Brian dan tersenyum tipis disana.
"Memangnya aku harus bagaimana? Makan sambil jingkrak-jingkrak begitu?" Brian terkekeh, Arumi ikut tertawa. Tawa itu sangat membuat Brian oleng.
"Kau sangat cantik, Betapa bodohnya suamimu menyia-nyiakan wanita cantik dan sebaik dirimu Arumi.." Arumi menatap mata Brian dengan begitu lekat. Di tataplah mata itu untuk mencari kebohongan, Namun sayangnya ia tidak dapat melihat kebohongan tersebut.
"Mungkin kau adalah pria satu-satunya yang memuji aku cantik.." Arumi menghela nafas panjang. Dia senang Brian memujinya, Andai kata itu terucap dari bibir Damian pasti ia akan lebih senang lagi. Tapi apa mungkin pria itu akan memujinya, Jikapun Iya, pasti semua hanya palsu.
Setelah usai makan siang bersama, Arumi diam beberapa saat sebelum wanita itu mengatakan apa tujuannya mengajak Brian bertemu.
"Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan Bri..
"Apa? Kau butuh bantuan? Katakan saja..
"Tentang ucapanmu beberapa hari yang lalu, E.. kau bilang kau pernah menyuruh orang memasang cctv di rumahku.." Ya, Arumi bertanya sekaligus memastikan apa benar yang di ucapkan Brian hari itu. Karena Arumi takut Brian hanya asal bicara saja.
" Kenapa? Kau butuh rekamannya?" Arumi mengangguk antusias, Tentu saja ia sangat butuh rekaman tersebut. Apalagi tekad nya untuk bercerai dengan Damian sudah bulat.
"Iya..Kau tahu sendiri bercerai darinya tidaklah mudah..Aku harus mengumpulkan bukti agar ada alasan yang tepat. Justru itu aku memintanya padamu.. " Brian terdiam sejenak, Jujur sebenarnya Brian tidak pernah melihat cctv itu lagi. Karena setiap ingin melihat Arumi Brian Justru di suguhkan oleh pemandangan yang begitu menyakitkan. Dimana sebuah kekerasan yang sering pria gila itu lakukan terhadap Arumi. Wanita yang sangat ia cintai.
Ingin rasanya Brian menolong dan melindungi, Tapi siapalah dia? Brian masih orang lain. Bisa saja Brian datang mendekap Arumi dalam pelukannya, Tapi tetap saja tidak pria itu lakukan.
Bukan tidak Gentel Man, Cemen atau semacamnya. Bayangkan saja Arumi sedang ingin menggugat cerai suaminya, Andai Brian tiba-tiba muncul yang ada akan timbul kesalahpahaman. Yang ada Arumi yang di salahkan karena di kira berselingkuh dengannya.
"Sebentar... Aku akan mengirimkan video itu padamu.." Brian meraih ponselnya, Ketika hendak mengirim video tersebut namun..
Drrrt..Drrrt..
"Sebentar ya, Ada telfon dari papiku.. Aku angkat dulu.." Ujar Brian sembari menunjukkan ponselnya. Memberitahukan bahwa sang Papi tengah menelfon.
"Halo Pi..
"Brian kau ada dimana? " Brian mengernyit heran, Dari suara sang Papi Leon. Pria paruh baya itu seperti sedang panik. Apa telah terjadi sesuatu?
"Ada apa pi? Kenapa Papi terdengar sangat panik?
"Nalendra..
"Enda? Ada apa dengan Enda? Kenapa..
"Nalendra terjatuh di tengah laut dan sampai sekarang belum di temukan..
Deg!!
"Brian..
"Brian pulang sekarang pi.." Pria itu memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Arumi heran melihat Brian seakan-akan tengah panik.
"Brian ada apa? Apa telah terjadi sesuatu..?
"Maaf Arumi aku harus pergi dulu.. ada kabar buruk..
"Kabar buruk? Kabar buruk apa?" Brian sudah tidak mendengar, Pria itu pergi begitu saja meninggalkan Arumi dengan kebingungannya.
.
.
.
TBC
oh ya vote nya akoh pindahin ke adam aja ya thor😁
Lanjut baca karya baru othour💪💪