" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 kemana Zain?
Setelah cukup tenang Zain meminta keempat orang tua mereka untuk segera pulang dari luar negri .
..........
Dalam sebuah ruangan khusus Zain menceritakan semuanya pada orang tua mereka tanpa menutupi apapun bahkan Zain siap menanggung akibatnya jika orang tua Aya ingin membalas .
Namun orang tua Aya hanya tersenyum tanpa sebuah komentar mendengar pengakuan Zain yang begitu jujur bahkan tidak menutupi kesalahan nya sama sekali .
Zain juga sudah memulangkan Aya pada kedua orang tua nya walaupun dengan tetesan air mata karena rasa cinta nya dan Zain pun juga mengatakan bahkan dia sama sekali belum menyentuh Aya sehingga gadis kecil itu benar-benar bisa berbahagia setelah pergi dari Zain .
Zain sudah ikhlas walaupun dia mencintai Aya tapi dia juga tidak ingin membuat Aya tersakiti dengan terus memaksa agar tetap berada di samping nya .
" Zain juga akan mengurus perceraian kami secepatnya" ucap Zain didepan keempat orang tua nya sambil mengusap air mata nya yang begitu tulus menetes tanpa bisa Zain tahan .
" Zain tau kalau kalian keberatan dengan perceraian ini , tapi tolong hargai keputusan Zain dan pikirkan kebahagiaan Aya jangan sampai dia melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya" ucap Zain dengan tegar walaupun mungkin sejujurnya dia adalah orang yang paling keberatan dengan perceraian ini.
" Papi menghargai keputusan mu nak , hanya saja apakah kamu akan bisa menjalani semuanya setelah ini tanpa Aya?" ucap Papi Zain sebagai seorang Ayah lantaran tau bahkan bisa melihat dengan begitu transparan betapa besar cinta Zain untuk Aya .
" Jangan pikirkan Zain tapi pikirkan Aya . Tapi yang jelas Zain sudah berjanji dengan diri Zain sendiri seumur hidup bahwa Aya adalah wanita terakhir yang Zain cintai " ucap Zain yang membuat keempat orang tua itu melotot .
" Jadi kamu tidak akan menikah lagi setelah ini Nak?" Mama Aya yang justru langsung menanyakan itu pada Zain bukan Mami nya .
" Tidak Ma, bagi Zain menikah itu sekali seumur hidup dan jika pernikahan ini kandas maka sampai akhir hayat inilah pernikahan pertama dan terakhir Zain " jawab Zain dari dasar hatinya serta tekat seorang mafia yang tak pernah melanggar komitmen yang telah dia buat .
" Zain Papa tau kamu ikhlas tapi tidak harus seperti ini . Kamu juga berhak bahagia sebagaimana kamu melepaskan Aya demi kebahagiaan nya " ucap Papa Aya menatap Zain dengan tatapan sendu sebagai seorang Ayah yang sudah membayangkan penderitaan seorang anak kedepan nya .
" Zain sudah cukup bahagia Pa, bersama Aya , walaupun sebentar dan sekarang Zain ikhlas asal dia bahagia " ucap Zain.
" Sekarang Zain mengembalikan tanggung jawab atas Aya pada Papa dan Mama sebagaimana Zain mengambil nya dulu dengan baik-baik sekarang juga Zain kembalikan dengan baik-baik dan Zain harap tidak ada yang berubah antara kita walaupun Zain sudah tidak bersama Aya " ucap Zain yang diangguki oleh keempat orang tua itu .
" Tapi Zain tunggu dulu sebulan berlalu baru urus perceraian kalian " ucap Papa .
" Kenapa Pah, bukankah itu hanya akan mempersulit langkah Aya nantinya jika berlama-lama " ucap Zain lagi yang tak ingin langkah Aya kembali terhalang hanya karena perceraian mereka belum terselesaikan.
" Aya itu labil Nak, hari ini dia minta kamu melepaskan nya bisa jadi esok dia yang tidak mau melepaskan mu " ucap Mama Aya mengelus lengan Zain dengan sentuhan seorang ibu .
Sebenarnya kedua orang tua Aya juga keberatan dengan perceraian ini walau bagaimanapun alasan nya namun mereka juga tidak bisa memaksa Aya karena sama seperti Zain mereka juga tidak ingin Aya kembali mencoba bunuh diri lagi hanya karena tekanan dari mereka .
Sebagai orang tua mereka hanya ingin memberikan Aya waktu agar bisa tenang dan berfikir jernih serta merasakan bagaimana hidup tanpa Zain setelah sekian lama bersama dan punya keputusan.
Intinya gadis polos seperti Aya perlu waktu untuk melakukan perbandingan agar bisa mempunyai keputusan setelah merasakan dampak nya .
..........
" Mama sama Mami kapan pulang " tanya Aya yang duduk diranjang rumah sakit itu memeluk kedua ibunya dengan hangat .
" Baru tadi kami sampai " ucap Mami mengecup kening Aya dengan Sayang lalu Aya juga memeluk Papanya dan juga Papi .
" Sekarang kedua orang tua Aya udah disini dan nanti setelah sembuh Aya juga bisa , pulang bersama mereka " ucap Zain menatap Aya mencoba tegar walaupun hatinya sudah sangat hancur .
" Iya, makasi ya Daddy " ucap Aya senang akhirnya dia bisa tinggal kembali bersama orang tuanya pertanda Zain menepati janji .
" Sekarang Daddy pulang yaa" ucap Zain yang diangguki Aya.
" Daddy nggak peluk Aya dulu " kata Aya melihat Zain yang langsung pergi begitu saja setelah menepati janjinya.
" Iya " Zain memeluk Aya yang duduk itu lalu mengelus punggung nya.
" Cepat sembuh ya " ucap Zain lalu mengecup kening Aya untuk terakhir kalinya sambil mengusap air mata agar Aya tidak tau kalau dia menangis.
" Iya terimakasih Daddy , sudah kasih Aya makan dan jajan selama 2 bulan ini " kata Aya sambil terkekeh yang diangguki Zain lalu segera pergi bahkan tidak menunggu orang tua nya lagi yang juga akan berpamitan pada Aya si gadis polos itu .
...Seminggu kemudian....
Sejak sembuh Aya kembali menjalani aktivitas nya dengan normal seperti dulu sekolah serta mengurus aset nya yang kini sudah dikembalikan oleh Papa nya .
Aya sangat bahagia dan senang menjalani hari-hari nya bersama kedua orang tua nya walaupun kadang tiba-tiba Aya sering bengong sendiri karena selalu di beberapa waktu dia merasakan kehilangan terkadang juga rindu Zain namun rasa takut kembali membunuh rasa rindu itu .
Sore hari Aya mengendari mobilnya dengan pelan setelah mengantar kedua orang tuanya ke bandara karena mereka ada pertemuan luar kota selama beberapa hari kedepan .
Sesampai dirumah Aya mandi lalu makan sendirian dimeja makan .
" Kenapa sih Aya nggak pernah ketemu Daddy lagi sejak terakhir dirumah sakit " ucap Aya mengaduk-aduk nasinya merasa tak selera makan saat ingat Zain .
Biasanya hampir setiap hari dia selalu bertengkar dengan Zain di meja makan namun rasa nya makan semakin nikmat bahkan kadang penuh sensi berbeda dengan sekarang Aya hanya makan sendirian.
" Apa Aya datang ke apartemen Daddy aja ya. Kan kata Daddy Aya tetap boleh main ke apartemen nya , lagian kenapa Aya harus takut Daddy kan nggak pernah jahat sama Aya juga " ucap Aya setelah dia pikir-pikir malah jadi kepikiran.
Aya dengan cepat memasuki dapur untuk memasak lalu mengganti bajunya dan segera pergi ke apartemen Zain .
Ting
Tong.
Berulang kali Aya menekan Bell apartemen Zain namun tak juga ada yang membuka pintu .
" Apa Daddy belum pulang ya?" kata Aya menatap jam di pergelangan tangan nya.
" Hallo Nona apakah anda mencari tuan Zain?" tanya seorang pria dewasa tersenyum menatap Aya yang sudah murung itu tak berhenti menekan Bell sejak tadi .
" Anda siapa?" tanya Aya tanpa menatap pria yang berdiri di sebelah nya tetap saja menekan Bell walaupun tak ada yang membuka pintu .
" Saya manager operasional disini " jawab Pria itu yang membuat Aya langsung menatapnya.
" Apakah Om tau dimana Daddy Zain?" tanya Aya yang bukan lagi murung tapi sudah ingin menangis .
" Tuan Zain sudah pindah sejak seminggu yang lalu Nona tapi sayangnya Saya juga tidak tau kemana tuan Zain pindah" jawab pria itu yang membuat Aya langsung berlari pergi.
hebat otornya
kalo bacanya mendalami/Tongue/