NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Gadis Desa.

Menikah Dengan Gadis Desa.

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:22.7k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Tidak ingin menikah dengan pria yang usianya hampir dua kali lipat dengan usianya, Lisnawati atau gadis yang akrab di sapa Lilis memilih melarikan diri dari kampung halamannya. dan siapa sangka di saat tengah melarikan diri ke kota ia justru tertabrak mobil yang dikendarai oleh seorang pemuda kota yang tengah patah hati akibat ditinggal menikah oleh sang kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sama sekali tidak terpesona.

"Kamu mau kemana, Lis????." tanya mama Vivi di saat Lilis hendak beranjak setelah usai menyajikan hasil masakannya di atas meja.

"Mau ke belakang, Tante." sesuai dengan permintaan mama Vivi, sejak siang tadi Lilis mengganti panggilannya dari Nyonya menjadi Tante.

"Ngapain kamu ke belakang, ayo duduk!!!." mama Vivi meminta Lilis untuk ikut makan malam bersama di meja makan.

"Nggak usah tante, saya bisa makan malam bersama bi Ita di belakang." jawab Lilis merasa tidak pantas makan bersama di meja makan terlebih saat ini Shaka menatapnya dengan tatapan dingin.

"No...No.... tidak ada makan di belakang, mulai sekarang kamu harus ikut makan bersama kami semua di meja makan!!!." kalimat mama Vivi tak terbantahkan sehingga mau tak mau dengan perasaan sungkan Lilis menarik salah satu kursi untuk ditempati olehnya.

Dengan perasaan sungkan Lilis mengisi piringnya dengan nasi dan juga lauk, lalu perlahan mulai menyantapnya dalam diam.

Di sepanjang acara makan malam tersebut Lilis sadar betul jika sejak tadi Shaka sesekali melirik tajam padanya.

Dua puluh menit kemudian, makan malam pun usai. ayah Oslan menuju ruang kerjanya sementara mama Vivi beranjak menuju kamar.

"Apa yang anda lakukan, tuan???."

Shaka menahan daun pintu kamar Lilis di saat gadis itu hendak menutupnya, kemudian menyandarkan tubuhnya pada daun pintu dengan posisi memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku celananya.

"Seharusnya saya yang bertanya, apa sebenarnya maksud dan tujuan kamu masuk ke dalam kehidupan keluargaku??? Atau jangan-jangan kejadian malam itu sengaja disetting dengan sedemikian rupa olehmu untuk menjebak ku??." tuding Shaka dengan menaikan salah satu alis matanya, pertanda kecurigaannya.

"Ini bukan kali pertama ada wanita yang berusaha menjebak ku dan mereka tidak jauh berbeda denganmu, menggunakan cara kotor." lanjut tuding Shaka.

Dengan santainya Lilis melipat kedua tangannya di depan da_da, kemudian membalas tatapan Shaka. "Mungkin anda benar, ada banyak wanita di luar sana yang terpesona bahkan tergila-gila pada anda tuan Shaka yang terhormat, namun satu hal yang harus anda camkan baik-baik, bahwa saya tidak termasuk di antara para wanita yang anda maksud itu karena saya sama sekali tidak terpesona apalagi berkeinginan untuk menjebak anda, Jadi tolong buang jauh-jauh rasa percaya diri serta tudingan anda itu terhadap saya!!!." jawab Lilis dengan nada yang tak kalah dinginnya.

Jujur, Shaka cukup terkejut sekaligus tidak menyangka dengan kalimat yang baru saja terucap dari mulut gadis itu, terlebih Lilis berucap dengan nada yang tak kalah dingin dari dirinya. sepersekian detik kemudian Shaka kembali memasang wajah dingin seperti semula seakan kalimat Lilis sama sekali tidak berpengaruh apa-apa baginya.

"Jika tidak ada lagi yang ingin anda bicarakan, maka silahkan pergi dari sini saya ingin beristirahat, tuan!!!." Lilis merentangkan tangannya mengisyaratkan pada Shaka agar menjauh dari kamarnya.

"Wuuuaaaahhhhh......berani sekali gadis udik ini mengusirku???." batin Shaka, masih menatap lekat wajah Lilis. untuk pertama kalinya Shaka di perlakukan seperti itu oleh seorang wanita.

"Ingat, urusan kita belum selesai sampai di sini, selagi kau masih menginjakkan kaki di rumahku maka selama itu juga saya tidak akan membuatmu tenang apalagi nyaman." ucapan Shaka terdengar seperti ancaman.

Lilis diam saja tidak berniat merespon kalimat Shaka, gadis itu hanya menatap Shaka dengan tatapan tak kalah dingin dan itu membuat Shaka merasa tertantang.

Setelah kepergian Shaka, gegas Lilis mengunci pintu kamarnya. gadis itu menyandarkan tubuhnya yang sejak tadi sudah gemetar pada daun pintu. "Berani sekali kau berkata seperti itu pada tuan Shaka, Lilis, bagaimana jika dia benar-benar akan merealisasikan semua ucapannya, membuatmu merasa tidak tenang selama tinggal di rumahnya??? Jika semua itu sampai terjadi lalu kemana lagi kau akan pergi Lilis???? Argh..... sepertinya aku benar-benar sudah tidak waras." Lilis mengerang sembari memukul kepalanya, menyesali diri telah berdebat dengan Shaka. Ya, sejak tadi tubuh Lilis sudah gemetar ketakutan ketika melayani perdebatan dengan Shaka, namun dengan sekuat tenaga Lilis berusaha terlihat baik-baik saja di depan Shaka, dia tak ingin terlihat lemah di depan pria itu karena hal itu hanya akan membuat Shaka semakin menindas dirinya.

Perlahan Lilis melangkahkan kaki menuju ranjang empuk yang sudah dua malam ini di tempati olehnya. dia merebahkan tubuhnya terlentang sembari menatap langit-langit kamar mewah tersebut.

Kala memejamkan matanya, Lilis kembali teringat akan kejadian dua hari lalu di mana ia memilih melarikan diri daripada harus menuruti permintaan kedua orang tuanya menikah dengan pria yang usianya hampir tiga kali lipat di atas usianya.

"Ayah...ibu.... maafkan Lilis." batinnya. ada rasa iba di hatinya karena secara tidak langsung telah mempermalukan kedua orang tuanya, Namun begitu Lilis sama sekali tidak menyesali tindakannya meninggalkan rumah.

Mungkin Jika malam itu ia tidak mengalami tragedi penjambretan sebelum kecelakaan itu terjadi, pasti saat ini Lilis sudah menemukan alamat rumah kakak sepupunya di kota, dan gadis itu tak harus membuang malu dengan menerima tawaran dari mama Vivi untuk tinggal dirumahnya.

**

Di rumah yang sama namun di kamar yang berbeda, Shaka nampak berpikir keras atas sikap Lilis terhadap dirinya beberapa saat yang lalu. Bagaimana tidak, seumur hidupnya baru kali ini ada seorang wanita yang mengaku secara terang-terangan tidak terpesona dengan ketampanannya.

"Selain udik ternyata gadis itu juga tidak bisa menggunakan matanya dengan baik." gumam Shaka, yang kini tengah duduk berpangku kaki di sofa kamarnya, dengan kedua tangan yang direntangkan pada bahu sofa.

Keesokan paginya, Shaka yang telah mengenakan pakaian kerjanya berjalan menuruni anak tangga dengan menenteng kunci mobil di tangannya, hendak menuju meja makan di mana saat ini kedua orang tuanya serta Lilis telah menunggu untuk sarapan bersama.

Setiap kalimat yang terucap dari mulutnya semalam masih teringat jelas di benak Lilis, gadis itu sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan Shaka.

"Ka, siang nanti mama akan menemani papa menghadiri acara resepsi pernikahan sahabat papa. So, mama minta tolong sama kamu untuk mengantarkan Lilis ke butik pagi ini, kamu tidak keberatan kan??." pinta mama Vivi pada Shaka.

"Tapi mah...Shaka sedang buru-buru, sebentar lagi ada meeting di kantor." Shaka sengaja berdalih, namun usaha Shaka tersebut berakhir sia-sia tatkala ayahnya menepis ucapannya dengan mengatakan meeting baru akan di adakan pukul sepuluh pagi nanti dengan begitu ia masih memiliki waktu luang kalau hanya sekedar untuk mengantarkan Lilis ke butik, apalagi arah menuju butik dan perusahaan searah.

"Baik, mah." tidak mempunyai alasan lagi maka dengan berat hati Shaka mengiyakan permintaan ibunya.

Selesai sarapan, Shaka bangkit dari duduknya. Melihat Shaka sudah beranjak dari duduknya, Lilis pun ikut beranjak dan berjalan di belakang Shaka, mengingat pagi ini ia akan menumpang di mobil Shaka.

"Argh...." Lilis meringis sembari menyentuh jidatnya yang kepentok punggung tegap Shaka di saat pria itu tiba-tiba menghentikan langkahnya secara mendadak.

"Kalau jalan pake mata!!!." intonasi Shaka terdengar kesal.

"Di mana-mana kalau jalan itu pake kaki bukan pake mata, lagian situ sih berhentinya mendadak." jawab Lilis, seakan tak terima di salahkan oleh Shaka.

"Jadi menurutmu saya yang salah???."

"Saya kan nggak ngomong kayak gitu!!." jawaban Lilis semakin memancing kekesalan di hati Shaka. Namun begitu Shaka memilih tak melanjutkan perdebatan itu dengan kembali melanjutkan langkahnya menuju mobilnya berada.

"Gadis udik ini benar-benar menguji kesabaranku." batin Shaka di sela langkahnya.

Kini Shaka telah berada di dalam mobil. dia menurunkan kaca mobilnya hingga setengahnya di saat Lilis tak kunjung masuk ke dalam mobil. "Apa kau akan terus berdiri di situ sampai besok???."

"Agh....." Kalimat Shaka berhasil membuat Lilis bergegas masuk ke dalam mobil milik pria itu.

1
Eva Maulia
lagii
Badelan
bisa kena tikung nih shaka
Nofita Sari
bagus
Ani
😃😃😃😃😃😃😃 bahagianya diriku melihat dirimu terkalahkan oleh gadis desa.. menantu mama Vivi harus strong lah. dan gak plin plan
secret
good lika, sahabat yg baik
s n d i
jadi bucin kan shaka
Ani
bukan istirahat tapi tuan mu lagi olahraga biar cepat dapet momongan 😊😊😊😊😊
Selvia: 😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅
total 1 replies
secret
next Thor 💪🏻
Selvia: 💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪
total 1 replies
dalen maharini
Lanjuuut yg byk! thor
KOPKAR 3G
seru
Lovely_88
Biar berjalan'y waktu Shaka bs ngebuktiin cinta'y ama lilis dan kesetiaan'y jgn sampai ada pelakor2 y thor
secret
baguuss, semangat thoorrr
secret
geramnya sm si taro
Lovely_88
Shaka harus ngeyakinin perasaan'y tulus jg cinta ama lilis donk kalau mau lilis percaya g ragu2.
Fadhil
mantap shaka tunjukan keseriusan kamu/Good//Good//Good/
secret
next thor, semangat
Fadhil
sabar lis es balok pasti akan mencair
Marlina Armaghan
lanjut thor
Ani
semoga ibunya Tari lebih bijak dengan melaporkan niat jahat dari suami dan anaknya 😥😥😥😥😥
Marlina Armaghan
sweet banget shaka..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!