NovelToon NovelToon
Kansha

Kansha

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nico Queen

Mereka menyebutku misterius, setelah aku bertemu dengan sosok misterius yang berada di hutan misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nico Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kau Siap?

Setelah kejadian di sisi gelap Eldoria, Elarion mulai datang ke rumah Nenek Seruni setiap hari. Kehadirannya yang lebih sering membuatku merasa lebih aman, meski aku juga bertanya-tanya siapa yang berpatroli menjaga Eldoria saat dia bersama aku.

Pagi itu, seperti biasa, aku terbangun dengan sinar matahari yang menyusup melalui jendela kamar. Saat aku keluar, Elarion sudah menunggu di halaman. Dia duduk dengan tenang, sayapnya terlipat rapi, dan matanya yang bijak menatapku dengan lembut.

"Kansha, hari ini kita akan melanjutkan latihanmu," katanya sambil tersenyum.

Aku mengangguk antusias. Sejak peristiwa di sisi gelap, aku semakin bersemangat untuk belajar mengendalikan kekuatan sihirku. Aku tahu bahwa ini bukan hanya tentang diriku sendiri, tapi juga tentang melindungi Eldoria dan semua makhluk di dalamnya.

Namun, rasa ingin tahuku yang besar masih belum terpenuhi. Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan aku berharap hari ini Elarion bisa memberikan beberapa jawaban. "Elarion, sebelum kita mulai latihan, bolehkah aku bertanya beberapa hal?"

Elarion mengangguk. "Tentu, Kansha. Tanyakan saja."

Aku duduk di sampingnya, merasakan kehangatan sinar matahari di kulitku. "Kenapa hanya aku yang bisa bertahan lama di sisi gelap? Bahkan Nenek Seruni pun tidak bisa bertahan lama di sana."

Elarion menghela napas panjang sebelum menjawab. "Kansha, kau memiliki kekuatan yang unik dalam dirimu, sesuatu yang tidak dimiliki oleh banyak orang, bahkan oleh Nenek Seruni. Kekuatan ini membuatmu mampu bertahan lebih lama di sisi gelap. Namun, kekuatan besar itu juga berisiko jika tidak bisa kau kendalikan dengan baik."

Aku mengangguk, mencoba memahami. "Apakah sejak kapan hutan Eldoria menghilang dari dunia nyata? Dan kapan kegelapan itu mulai ada?"

Elarion menatap langit sejenak sebelum menjawab. "Eldoria menghilang dari dunia nyata ratusan tahun yang lalu, ketika sihir dan teknologi mulai berpisah jalur. Eldoria adalah tempat di mana sihir masih kuat dan hidup, sementara dunia di luar mulai melupakan keberadaan sihir. Kegelapan muncul tidak lama setelah itu, sebuah kekuatan yang selalu ada sebagai bagian dari keseimbangan. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kegelapan mulai mengambil alih lebih banyak wilayah, dan itu menjadi ancaman besar bagi Eldoria."

Aku merasa sedikit terkejut mendengar itu. "Lalu, sejak kapan Arka bergabung dengan kegelapan?"

Elarion menghela napas berat. "Arka dulu adalah roh yang baik, penjaga yang setia bagi Eldoria. Namun, ada sesuatu yang mengubahnya. Mungkin sebuah trauma atau kejadian yang membuat hatinya dipenuhi kebencian dan kegelapan. Dia bergabung dengan kegelapan beberapa tahun yang lalu, dan sejak itu, dia menjadi salah satu ancaman terbesar bagi Eldoria."

Aku merasakan simpati yang mendalam untuk Arka, meski dia sekarang menjadi musuh. "Misi kita adalah mencegah kegelapan menyebar, bukan?"

Elarion mengangguk tegas. "Benar. Kita harus menjaga keseimbangan di Eldoria dan mencegah kegelapan mengambil alih. Itulah mengapa latihanmu sangat penting, Kansha. Kau memiliki potensi besar untuk membantu kita melawan kegelapan."

Aku merasa beban di bahuku semakin berat, tetapi juga ada rasa tanggung jawab yang besar. "Aku akan berusaha sebaik mungkin, Elarion."

Kami memulai latihan hari itu dengan fokus pada pengendalian sihir. Elarion mengajarkanku teknik-teknik baru untuk mengontrol aliran mana dalam tubuhku. Setiap gerakan, setiap mantra, semuanya diawasi dengan ketat oleh Elarion. Dia ingin memastikan aku bisa mengendalikan kekuatanku dengan baik, agar tidak berbalik membahayakan diriku sendiri atau orang lain.

Saat latihan berlangsung, aku merasakan kekuatan dalam diriku semakin stabil. Setiap kali aku berhasil mengendalikan sihirku, Elarion tersenyum bangga. "Kau berkembang dengan cepat, Kansha. Ini adalah tanda yang baik."

Kami beristirahat sejenak di bawah pohon besar dekat rumah Nenek Seruni. Aku berbaring di rumput dekat perut Elarion berbaring, merasa lega dan puas dengan kemajuan yang kucapai hari ini. "Elarion, apakah kita bisa mengalahkan kegelapan?"

Elarion menatapku dengan mata bijaknya. "Selama kita bekerja sama dan terus berjuang, aku yakin kita bisa. Kegelapan mungkin kuat, tetapi cahaya dan keberanian kita lebih kuat."

...GRUBUGG GRUBUGG GRUBUGG... 

Tiba-tiba, tanah di bawah kami mulai bergetar lagi. Getaran itu semakin kuat, dan burung-burung di sekitar kami mulai terbang dengan panik. "Elarion, apa yang terjadi?" tanyaku dengan cemas.

Elarion segera berdiri, sayapnya terbentang lebar. "Ini adalah tanda dari aktivitas di sisi gelap Eldoria. Kita harus pergi dan melihat apa yang terjadi."

Aku merasakan ketegangan di udara. "Apakah ini lebih berbahaya dari yang sebelumnya?"

Elarion mengangguk. "Mungkin saja. Tetapi kita harus siap untuk apa pun."

Dengan cepat, kami terbang menuju sumber getaran itu. Di udara, aku bisa melihat sisi gelap Eldoria yang tampak semakin mengancam. Getaran itu terasa lebih kuat, dan aura kegelapan semakin pekat.

Saat kami mendekati area gelap itu, Elarion memberiku instruksi dengan tegas. "Ingat, Kansha. Kau memiliki kekuatan yang bisa bertahan lebih lama di sisi gelap. Aku akan mendukungmu sebaik mungkin, tetapi kau harus berhati-hati."

Aku mengangguk, merasa adrenalin mulai mengalir dalam darahku. Kami mendarat di tepi area gelap dan mulai bergerak dengan hati-hati. Makhluk-makhluk bayangan kembali muncul, tampak lebih agresif daripada sebelumnya. Aku bisa merasakan ketegangan meningkat.

"Elarion, kita harus menemukan sumber energi gelap ini dan menghancurkannya," kataku dengan tekad.

Elarion mengangguk. "Mari kita lakukan ini bersama-sama."

Kami bergerak lebih dalam ke area gelap, siap menghadapi apa pun yang datang. Di tengah kegelapan, aku melihat kilatan cahaya aneh, tanda bahwa ada sesuatu yang lebih kuat dari sebelumnya.

Saat kami mendekati sumber energi gelap, aku merasa kekuatanku semakin meningkat. Elarion tetap di sisiku, memberikan dukungan dan perlindungan.

Tiba-tiba, tanah di sekitar kami mulai retak dan makhluk bayangan yang lebih besar muncul dari dalam tanah. Mereka tampak lebih kuat dan lebih berbahaya. Elarion segera memanggil angin untuk menyerang makhluk-makhluk itu, sementara aku menggunakan sihir air dan es untuk membekukan mereka.

Pertarungan semakin intensif, dan aku merasakan kekuatan dalam diriku semakin sulit untuk dikendalikan. "Elarion, ini semakin sulit," kataku dengan napas terengah-engah.

Elarion menatapku dengan tegas. "Kansha, fokuslah. Kau bisa melakukannya. Gunakan kekuatanmu dengan bijak."

Aku mengumpulkan semua keberanian dan kekuatan yang kumiliki, siap untuk menghadapi pertempuran epik ini. Dengan Elarion di sisiku, aku tahu bahwa tidak ada yang tidak bisa kami atasi.

Aku melompat dengan menggunakan Levita Aeris, sebuah sihir yang memungkinkanku mengendalikan angin dan menggerakkan tubuhku seperti tiupan angin. Meskipun awalnya aku terkena pukulan yang membuatku terpental ke belakang, namun aku berhasil meminimalisir luka dengan pendaratan angin. 

"Kansha, jangan terburu buru" tegas Elarion. 

Elarion masih memikirkanku padahal ia tidak bisa bertahan lama di sisi gelap ini. Kurasa aku harus melepaskan seluruhnya. 

"Elarion Lempar aku ke arah batu itu, tidak ada waktu lagi. Aku mempunyai ide yang cukup bagus, hanya saja si besar itu menghalangiku" pintaku pada Elarion. 

"Jangan berpikir bodoh kansha, itu sangat berbahaya" tegas Elarion, dengan nada sedikit marah. 

"Lakukan saja aku butuh dorongan yang kuat untuk menembusnya, atau tidak sama sekali" 

Elarion sedikit merenung namun akhirnya ia setuju. 

Aku menggunakan Terra Shield untuk melindungiku dari cengkeramannya sementara itu Elarion melemparku sekuat tenaganya, tentu saja aku menggunakan Levita Aeris untuk membuatku lebih cepat. 

"Berjanjilah untuk pulang" teriak Elarion. 

Dengan kecepatan ini mereka tidak bisa menangkapku, Terra Shield dengan api kupikir adalah ide yang bagus. 

"Ledakan adalah yang terbaik" teriakku. 

Aku melompat menjauhi sumber tersebut, dan mendarat sedikit lebih jauh di tempat Elarion terdiam. 

Sebuah ledakan cahaya mulai terlihat ketika aku mendarat. 

Akhirnya, setelah pertempuran yang panjang dan melelahkan, kami berhasil menghancurkan sumber energi gelap itu. Makhluk-makhluk bayangan menghilang, dan tanah di sekitar kami kembali tenang.

Aku terengah-engah, merasakan kelelahan yang luar biasa ini lebih melelahkan daripada pertarungan pertamaku kemarin. Elarion, yang juga terlihat lelah tetapi lega, menghampiriku. "Kansha, kau melakukannya," katanya dengan suara lembut. "Kau menghancurkan sumber energi gelap itu."

Aku tersenyum lemah, merasa bangga tetapi juga sangat lelah. "Aku hanya melakukan apa yang harus dilakukan," jawabku, mencoba mengatur napas.

Elarion menatapku dengan penuh rasa hormat. "Aku sebelumnya tidak pernah mengajarimu, Tentang Terra Shield dan ledakan Cahaya."

Aku terdiam membeku mendengarnya.

"Tapi Aku bersyukur ternyata kamu tumbuh lebih cepat, dan tentu saja kamu harus benar-benar mengontrol sihirmu" sambungnya. 

Aku mengangguk, menyadari betapa pentingnya pelajaran ini. "Aku akan berusaha lebih keras, Elarion. Aku tidak ingin menyakiti siapa pun."

Setelah sejenak beristirahat, aku tak bisa menahan rasa ingin tahuku lagi. "Elarion, kenapa kegelapan terus meluas? Dan kenapa batu yang menjadi inti kegelapan bisa muncul di sisi cahaya Eldoria?"

Elarion menghela napas panjang. "Kegelapan meluas karena keseimbangan antara cahaya dan kegelapan terganggu. Batu-batu itu adalah manifestasi dari energi gelap yang mencoba menginvasi dan mengambil alih wilayah cahaya. Mereka muncul karena sifat rakus dari kegelapan mencoba memperluas pengaruhnya."

Aku merenung sejenak, mencoba mencerna semua informasi ini. "Jadi, apa inti dari inti kegelapan yang harus kita hancurkan agar kegelapan bisa berdampingan lagi dengan cahaya dan tidak saling melahap?"

Elarion menatapku dengan serius. "Inti dari kegelapan adalah sumber energi yang sangat kuat, tersembunyi di kedalaman sisi gelap Eldoria. Jika kita bisa menghancurkan atau menetralisir inti ini, kita bisa memulihkan keseimbangan dan memastikan kegelapan dan cahaya bisa berdampingan lagi."

Aku mengangguk, menyadari betapa besar tugas yang ada di depan kami. "Dan kenapa di daerah cahaya yang baru saja dilahap kegelapan bisa muncul monster? Dari mana monster itu datang?"

Elarion tampak berpikir sejenak sebelum menjawab. "Monster-monster itu adalah manifestasi dari kegelapan yang mencoba menguasai daerah baru. Mereka muncul sebagai akibat dari energi gelap yang menyebar dan menciptakan makhluk-makhluk tersebut. Ketika kegelapan menguasai wilayah cahaya, energi gelap memanifestasikan dirinya dalam bentuk monster."

Aku teringat saat tersesat di sisi gelap, merasa ada yang aneh. "Tapi, ketika aku tersesat di sisi gelap, tidak ada monster yang menghampiriku. Kenapa begitu?"

Elarion mengangguk, sepertinya sudah menduga pertanyaan itu. "Karena kau memiliki kekuatan khusus dalam dirimu yang membuatmu tidak terpengaruh oleh energi gelap secara langsung. Kegelapan mengenalimu sebagai bagian dari keseimbangan, bukan sebagai musuh."

Aku merasa sedikit lega mendengar itu, tetapi masih ada satu pertanyaan lagi yang mengganjal. "Elarion, apa yang terjadi dengan reruntuhan desa di sisi gelap? Apa itu?"

Elarion tampak sedih saat menjawab. "Reruntuhan itu adalah sisa-sisa dari desa-desa yang dulu ada di Eldoria sebelum kegelapan menyebar. Mereka adalah bukti nyata dari pertempuran panjang antara cahaya dan kegelapan. Banyak makhluk yang tinggal di sana terpaksa meninggalkan rumah mereka atau berubah menjadi makhluk bayangan karena pengaruh energi gelap."

Aku merasakan simpati yang mendalam untuk makhluk-makhluk tersebut, aku perlahan berdiri. "Kita harus mengembalikan kedamaian di Eldoria, Elarion. Aku akan melakukan apa pun yang bisa kulakukan."

Elarion tersenyum, meski ada kesedihan di matanya. "Kita akan melakukannya bersama, Kansha. Kau memiliki potensi besar untuk membantu mengembalikan keseimbangan. Mari kita terus berjuang."

Elarion berdiri dengan anggun dengan ekspresi di mata yang tidak biasa"Oh iya kansha, kupikir kamu tidak perlu menunggangiku lagi. Karena kamu sudah menguasai Levita Aeris".

"Tentu saja.. Eh.. Apa maksudmu?" aku tidak mencerna dengan baik obrolannya. 

"Maksudku adalah, terbanglah sendiri" Elarion mulai terbang meninggalkanku sendiri. 

"Susul aku jika kamu ingin menunggangiku" teriak Elarion dengan sedikit tertawa. 

Aku tidak percaya makhluk kaku itu ternyata sebenarnya memiliki emosi. 

"Awas kau makhluk kaku" jawabku. 

Kami akhirnya kembali ke rumah Nenek Seruni, seperti biasa aku menceritakan semua yang telah terjadi kepada Nenek Seruni yang tengah tertidur panjang. 

Setiap hari, Elarion melatihku dengan keras, memastikan aku semakin kuat dan mampu mengendalikan kekuatanku dengan baik. Dia mengajarkanku berbagai teknik sihir dan cara untuk mengontrol aliran mana dalam tubuhku. Setiap kali aku berhasil menguasai teknik baru, aku merasa semakin percaya diri.

Namun, setiap kali kami berlatih, aku selalu bertanya-tanya tentang masa depan Eldoria dan bagaimana kami bisa mengalahkan kegelapan sepenuhnya. Aku tahu pertempuran ini bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang keberanian, tekad, dan kesabaran.

Pada suatu sore, setelah latihan yang melelahkan, aku dan Elarion duduk di tepi sungai kecil dekat rumah Nenek Seruni. Suara aliran air yang tenang membuatku merasa damai, meski dalam hatiku masih ada banyak pertanyaan.

Tiba-tiba, tanah di sekitar kami kembali bergetar hebat. Burung-burung di pohon terbang dengan panik, dan aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres. "Elarion, Kau siap?"

Elarion segera berdiri, wajahnya serius. "Tentu saja."

1
Bening
semangat untuk mu
Teteh Lia
1000 tahun 😱
Teteh Lia
kebayang indahnya...
Tini Timmy
jiwa petualangan kansha sangat lah kental


lanjut.
semangat nulis nya kk/Smile/
Tini Timmy: sma"/Smile/
Nico queen: Tentu,
Makasih kak dukungannya
total 2 replies
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Bening
semangat up nya..
2 iklan za sayang
Nico queen: Siap, makasih kak
total 1 replies
Bening
pengen punya nenek kayak nenek seruni
Bening
semoga harapan khansa menjadi kenyataan
Bening
penasaran dgn identitas nenek seruni sebenarnya
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Tini Timmy
waduhh
Tini Timmy
nenek seruni baik banget/Smile/
Tini Timmy
wahh nenek seruni bisa baca pikiran kali ya
Tini Timmy: maklum kalau nenek" mah/Facepalm/
Nico queen: Hanya insting seorang nenek kolot😅
total 2 replies
Aegis Aetna
di buat layar tempat dipisah kak, di bawah, di sini.
Aegis Aetna: yoi, sama-sama.
Nico queen: Siap kak, makasih masukannya🙏.
total 4 replies
syro
matap tetap semangat menulisnya
Aegis Aetna
subcreb dulu, nampaknya seru.
Nico queen: Siap kak, makasih udah mampir
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kk/Smile/
Nico queen: Siap kak/Drool/
total 1 replies
Bening
3 iklan + 1 bungga
semangat...
Nico queen: Woa makasih banyak kak
total 1 replies
Bening
suara siapa ini ?
Nico queen: Kira-kira siapa kak/Grin/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!