Seorang pendekar hebat mengalami peristiwa tragis, yang membuatnya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang bayi. Dengan ingatan masa lalu yang kuat, pendekar itu memadukan keahlian bela diri yang luar biasa dengan pengetahuan medis dan alkimia yang ia kuasai di kehidupan sebelumnya.
Dengan tekad untuk memanfaatkan kemampuannya demi kemanusiaan, pendekar ini merajut kembali jaringan yang terputus, menciptakan pil-pil tingkat tinggi yang dapat memulihkan bahkan orang-orang yang hampir mati. Dengan pil-pil ajaibnya, jiwa-jiwa yang hampir terlepas dari tubuh mereka diambang kematian, diberi kesempatan kedua untuk hidup. Kekuatan alkimia dan medisnya menjadikan pendekar ini sebagai penyelamat bagi banyak nyawa yang terancam lenyap.
Namun, dengan kekuatan besar dan tanggung jawab yang tak terelakkan, pendekar ini harus menghadapi konsekuensi moral dari tindakan-tindakannya yang mengganggu keseimbangan hidup dan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemunculan Wang Taoran
Booom...
Sebuah ledakan besar tiba-tiba saja langsung mengarah kepada para penjaga goa itu, tanpa mampu dihindari oleh mereka, yang sejak tadi terus saja tertawa tanpa memperhatikan sekeliling, karena merasa berada di atas angin, hingga mereka mengurangi kewaspadaan, jika ada kemunculan praktisi lain di antara para prajurit yang dikirim oleh Jendral Wang.
Bruk...
Bruk...
Beberapa orang di antara mereka langsung terpental ke arah dinding goa, sebagian lagi terpaksa harus menahan tubuh mereka menggunakan energi Qi dan hanya termundur beberapa langkah ke belakang.
Mata mereka seketika langsung terbuka dan menyadari adanya orang lain yang memiliki kekuatan jauh lebih tinggi, dibandingkan para prajurit itu.
Blam...
Selambar energi Qi yang mengandung kekuatan mengerikan, tiba-tiba saja langsung menghantam dada pria-pria yang masih tersungkur di atas tanah, seketika tubuh mereka langsung terkulai lemah, bahkan tulang-tulangnya seakan remuk. Tak lama kemudian, mereka pun menghembuskan nafas terakhirnya, akibat ledakan energi yang sangat besar dan tak mampu di bendung oleh kekuatan mereka yang belum seberapa.
Beberapa orang rekannya yang masih dalam keadaan sadar dan memiliki kekuatan langsung bersiap mengambil kuda-kuda, mata mereka terlihat awas, melirik ke kiri dan ke kanan, mencari keberadaan dari orang yang telah memberikan serangan kejut.
Apalagi saat ini tubuh mereka dalam keadaan terluka, akibat serangan pertama dari seseorang yang masih bersembunyi di balik kegelapan.
"Badjingan! Tunjukan dirimu!" teriak pria tua yang sejak tadi terus menyombongkan diri.
Dia tak lagi bisa bersabar, setelah menyaksikan anak buahnya terkapar dalam keadaan tak bernyawa. Apalagi saat ini jumlah mereka semakin berkurang, karena banyaknya yang mengalami luka dalam.
"Sial!" keluhnya sambil memegangi dadanya yang terasa sesak, dia tak habis pikir dengan seseorang yang memiliki kekuatan mengerikan, namun tak mau memunculkan diri di hadapan semua orang.
Sementara mereka terus menggerutu dan menyumpah serapahi seseorang yang sejak tadi melemparkan serangan tak terduga, dua sosok tiba-tiba saja muncul dan langsung meloncat dari dahan pohon, kemudian berdiri tepat di depan para prajurit, yang sejak tadi bersiap memberikan serangan terhadap para penjaga goa itu.
"Ciih! Rupanya seorang jenderal dari kekaisaran Zhao berani memberikan serangan secara sembunyi-sembunyi terhadap kami," ucap pria tua itu sambil menatap tajam ke arah Jenderal Wang.
Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum masam, sejak tadi dirinya masih tetap berdiri di atas dahan pohon, namun Wang Taoran lah yang telah melemparkan serangan tiba-tiba itu ke arah para penjaga goa. Bahkan bocah itu juga yang telah memberikan serangan tapak menggunakan energi Qi miliknya, untuk menambah kekuatan dari serangan itu.
"Sepertinya pria tua bau tanah itu banyak sekali berbicara, benar kan Kakek?" ucap Wang Taoran sambil melirik ke arah Jenderal Wang.
Para prajurit yang mendengar ucapan bocah itu pun sontak tertawa terbahak-bahak, mereka tak menyangka, jika seorang bocah yang selama ini dikenal dingin dan tak pernah menunjukkan senyumnya itu akan membuat sebuah lelucon yang mengocok perut mereka.
Sementara para penjaga goa langsung menunjukkan wajah buruk mereka, apalagi saat ini mereka diledek oleh seorang bocah yang baru berusia 10 tahun.
"Dasar bocah ingusan! Berani sekali kau berbicara seperti itu di hadapan kami! Sepertinya kau telah bosan hidup, hingga mencari mati!" hardik pria tua itu sambil memelototkan matanya ke arah Wang Taoran.
Wang Taoran hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh tak acuh, dia tak perduli dengan apapun yang dikatakan oleh pria tua itu, yang terpenting saat ini juga, dia harus menerobos masuk ke dalam goa dan mencari keberadaan ayahnya yang disekap selama 10 tahun oleh orang-orang itu.
Sring...
Tiba-tiba saja, salah seorang pria langsung menarik pedangnya, kemudian menodongkan ke arah Wang Taoran, sedangkan bocah itu hanya menunjukkan wajah dingin, namun jika dilihat secara teliti, raut wajah bocah itu tidak menunjukkan ketakutan sedikitpun.
Trang...
Pedang itu segera ditepis oleh sebuah senjata kecil yang berada di tangan Wang Taoran, hingga akhirnya terjatuh di atas tanah dan membuat pria yang sejak tadi mencoba untuk melakukan pengancaman terhadap Wang Taoran langsung memelototkan mata tak percaya.
Bahkan dirinya tak bisa melihat gerakan bocah itu saat mengambil senjata dan menangkis pedang miliknya, namun tiba-tiba saja dia merasakan seolah tangannya kebas dan kesemutan, hingga akhirnya pedang itu pun terjatuh dan menyadari ada hal yang aneh. Sebuah senjata tajam dalam ukuran yang sangat kecil berada di tangan bocah itu, sambil menunjukkan wajah garangnya.
Rekan-rekannya yang lain pun membelalakkan mata, ternyata gerakan bocah itu sangatlah cepat, mereka yakin jika cucu dari Jenderal Wang itu telah berlatih dengan sangat keras, hingga akhirnya bisa menangkis serangan yang diberikan oleh salah seorang dari rekan mereka sendiri.
"Dimana kalian menyekap ayahku? katakan!" tanya Wang Taoran sambil menatap tajam ke arah orang-orang itu.
Namun pertanyaan yang meluncur dari mulutnya hanya dijawab dengan suara tawa yang menggema dari orang-orang itu, mereka sedikitpun tidak merasa takut terhadap Wang Taoran, apalagi bocah itu telah menyamarkan tingkat kultivasinya, sehingga mereka tidak bisa mengukur sejauh mana kemampuannya.
"Ciiih! Untuk apa kau bertanya kepada kami? Jika memang memiliki kemampuan, maka silahkan cari sendiri!" ucap salah seorang pria sambil tersenyum mengejek ke arah Wang Taoran.
Hal itu tentu saja membuat mata si bocah langsung menyala, dia benar-benar dibuat kesal dengan tingkah para penjaga goa itu, hingga akhirnya Wang Taoran segera mempersiapkan diri, untuk memberikan serangan yang lebih besar lagi terhadap orang-orang itu.
Bahkan kini dia tak lagi menutupi aura kultivasinya yang telah mencapai ranah Raja tahap awal, hal itu tentu saja membuat semua orang langsung tercengang, mereka seolah tak percaya dengan kemajuan yang dialami oleh bocah itu, apalagi dia baru saja berusia 10 tahun.
Sedangkan Jenderal Wang sendiri yang telah berkultivasi selama 35 tahun terakhir, hanya bisa mencapai tingkat Jenderal tahap awal. Lalu bagaimana caranya bocah itu mendapatkan penerobosan, hingga akhirnya menjadi seorang kultivator tingkat raja?
Bahkan seorang kaisar yang berkuasa di seluruh wilayah kekaisaran Zhao, yang selama ini terkenal memiliki sumber daya dan juga pil-pil tingkat tinggi, hanya mampu berkultivasi hingga ranah Jenderal tahap 2. Setelah itu dirinya mendapatkan kemacetan, hingga tidak bisa kembali meneruskan penerobosannya.
Blush...
Wang Taoran menggunakan aura penindasan ke arah para penjaga goa, hingga membuat mereka langsung berlutut di hadapan bocah itu. Sudut bibir mereka terlihat berdarah, akibat terjadinya pergolakan kekuatan di dalam tubuh. Meridian mereka seakan terluka, hanya karena merasakan aura penindasan yang menguar dengan begitu dahsyat, dari tubuh bocah berusia 10 tahun itu.