NovelToon NovelToon
Pernikahan Terpaksa

Pernikahan Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:25.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elok Oren

Yura adalah gadis kecil yang terlahir dari keluarga berada. Bapak Yura bernama Alwi merupakan Kepala Polisi Angkatan Darat yang bertugas di Tanjung Batu-Kepulauan Riau. Dan Ibunya bernama Lili hanya bekerja sebagai IRT. Yura kecil hidup dalam keluarga yang harmonis dan bahagia. Tetapi setelah dewasa, kehidupannya berubah 180° tak seindah masa kecil nya. Semua bermula saat Bapak nya menjodohkannya dengan lelaki pilihan Bapak nya, yang sama sekali tidak ia cintai. Hingga mengakibatkan Yura hidup dalam penderitaan setelah ia menikah. Yura membesarkan keempat anaknya seorang diri dan hidup dalam kesederhanaan, sebab suami pilihan Bapaknya telah berani mengkhianatinya. Kini Yura hanya pasrah kepada takdir yang sudah Tuhan tetapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elok Oren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 Lamaran

...***************...

“Assalamu’alaikum wr.wb…” Ucap Hamdan dan orangtuanya.

“Wa’alaikumussalam wr.wb…” Jawab keluarga Yura serentak.

“Silahkan masuk Pak, Bu, dan nak Hamdan.” Ibu Yura mempersilahkan tamu nya untuk masuk kerumah.

“Terimakasih Bu.” Ucap Hamdan tulus.

Hamdan dan kedua orangtua nya pun masuk kedalam rumah Yura, lalu mereka saling bersalaman satu sama lain. Setelah itu mereka juga saling bercengkrama.

Hamdan pun melirik ke segala penjuru arah, mencari sosok sang pujaan hati yang tak kunjung tampak batang hidungnya.

Alwi yang melihat Hamdan seperti sedang mencari seseorang, lantas Alwi pun bertanya kepada Hamdan.

"Nak Hamdan sedang mencari siapa?" Tanya Alwi kepada Hamdan yang seperti mencari seseorang.

Hamdan seperti seorang pencuri yang ketahuan oleh pemilik rumah. Hamdan pun lantas menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. Kedua orang tua Hamdan yang melihat tingkah laku putranya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak... tidak... Pak tidak mencari siapa-siapa." Jawab Hamdan gugup.

Alwi pun hanya ber-oh ria saja.

Orang tua Hamdan yang tidak tahan melihat tingkah laku putranya yang sepertinya sudah tidak sabar lagi ingin segera meminang Yura, akhirnya pun angkat bicara.

"Maaf Pak Alwi, sebenarnya kedatangan kami sekeluarga di sini selain untuk bersilaturahmi, kami juga ingin menyampaikan niat baik putra saya yang bernama Hamdan untuk meminang Putri bapak yaitu nak Yura."

"Anak saya sudah lama menyukai putri Bapak, sejak mereka duduk di bangku SMA. Dan mungkin saat ini adalah waktu yang tepat untuk anak saya membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius." Terang Pak Nugroho selaku ayah dari Hamdan.

Ibu Hamdan yang bernama Sarah segera mengeluarkan 10 set perhiasan lengkap yang bermatakan berlian untuk meminang Yura.

Alwi dan keluarga Yura yang lainnya pun hanya menyimak apa yang dibicarakan oleh orang tua Hamdan. Dan tidak tergiur dengan perhiasan yang akan diserahkan kepada Yura.

Alwi sebagai kepala keluarga sekaligus ayah dari Yura mulai angkat bicara.

"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada bapak Nugroho dan sekeluarga yang sudi kiranya berkenan hadir di rumah saya untuk bersilaturahmi serta menyampaikan niat baiknya untuk meminang putri sulung saya yaitu Yura."

Alwi pun menarik nafas secara perlahan lalu melanjutkan ucapannya.

"Mohon maaf... saya selaku ayah dari Yura menolak pinangan putra bapak." Ucap Alwi tegas, tanpa mau mendengar apakah Yura menerima atau tidak pinangan Hamdan tersebut.

Duuuuaaaaaarrrrrrrrrr.........

Yura yang sedari tadi bersembunyi di balik pintu kamarnya, ketika mendengar pernyataan bapaknya, langsung luruh seperti tak bertulang dan tanpa disadari air matanya pun ikut membasahi pipinya yang mulus.

Sama halnya dengan Yura, Hamdan yang mendengar pernyataan dari ayah Yura, langsung menitikkan air matanya. Sirna lah semua harapan Hamdan dan Yura untuk bisa membina rumah tangga seperti yang mereka impikan.

Suasana yang tadinya penuh dengan canda tawa, kini berubah menjadi seperti tahanan tak berpenghuni. Masih larut dalam keheningan, tiba-tiba ayah Hamdan membuka suaranya.

"Baiklah Pak Alwi kalau seperti itu keputusan bapak, kami sekeluarga terima dengan lapang dada, meskipun kami sebenarnya sangat berat hati atas penolakan ini." Sesal Pak Nugroho.

"Kalau begitu kami pamit pulang dulu." Lanjut Pak Nugroho berpamitan kepada seluruh keluarga Yura.

Hamdan yang masih termenung dan belum bisa menerima kenyataan, tiba-tiba ayahnya menepuk pundak Hamdan.

"Ayo nak kita pulang, mungkin Allah belum mengizinkan kamu dan Yura untuk bersatu dalam ikatan suci pernikahan." Ucap Pak Nugroho sembari menguatkan hati putranya yang ia yakini saat ini telah hancur berkeping-keping.

Hamdan dengan langkah gontai mengikuti kedua orang tuanya untuk pulang ke rumah mereka, dan tak lupa pula Hamdan juga berpamitan kepada orang tua dan keluarga Yura yang berada di sana.

Meskipun pinangannya ditolak, tetapi Hamdan tetap memperlihatkan attitude yang baik kepada orang tua Yura.

"Baik Pak Alwi, saya dan keluarga saya pamit pulang dulu. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Pak Nugroho.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab pihak keluarga Yura serentak.

Suasana rumah Yura saat ini masih hening, tidak ada satupun yang angkat bicara. Semua sedang berperang dengan pikirannya masing-masing.

Begitu juga dengan Yura, seharusnya hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Yura dan Hamdan. Tetapi hari ini bagaikan momok yang menakutkan bagi Yura dan Hamdan.

Yura tidak habis pikir kenapa bapaknya menolak pinangan dari orang tua Hamdan. Padahal bapaknya tahu kalau Yura juga sudah menaruh hati pada Hamdan.

Saat ini, di ruang keluarga tempat mereka berkumpul tadi, ibu Yura memberanikan diri mendekati sang suami.

"Pak, apakah kamu yakin dengan keputusanmu menolak pinangan nak Hamdan tanpa kamu tanya terlebih dahulu kepada anak kita Yura?" Tanya Lili selaku Ibu Yura yang juga merasakan sedih dengan keputusan suaminya secara sepihak.

Alwi yang mendapatkan pertanyaan dari istri tercintanya itu hanya menatap tajam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Kenapa Bapak tidak menjawab pertanyaan ibu?" Tanya Lili lagi.

Alwi pun langsung beranjak dari tempat duduknya kemudian pergi ke kamarnya untuk menenangkan pikirannya.

Lily yang teringat akan putrinya Yura yang berada di kamar, lantas langsung saja menghampiri Yura di kamarnya.

"Tok...tok...tok... Yura sayang, buka pintunya nak." Pinta Lili.

Namun semua sia-sia karena tidak ada jawaban dari kamar Yura. Lili tetap berusaha menggedor pintu kamar putrinya dan memanggil Yura agar segera membuka pintu kamarnya.

Tetapi masih saja belum ada jawaban dari dalam kamar Yura. Lili pun mulai khawatir dengan kondisi Yura saat ini. Putrinya pasti sangat kecewa kepada bapaknya dan tentunya hati putrinya saat ini sedang tidak baik-baik saja.

"Yura sayang.... buka pintunya nak.... ibu mau berbicara." Bujuk Lili.

"Kalau kamu masih tidak mau membuka pintunya, ibu akan dobrak pintu kamar kamu." Ancam Lili.

"Satu... Dua... Ti..."

Belum sampai hitungan ketiga, Yura langsung membuka pintu kamarnya.

Lily yang melihat kondisi putrinya saat ini dengan mata sembabnya, langsung berhambur memeluk Putri tercintanya.

Dipeluknya Yura erat-erat guna memberikan kekuatan untuk putrinya. Tapi Yura tidak sekuat itu, se-erat apapun pelukan ibunya tidak akan mampu mengembalikan hatinya yang telah hancur, dan Yura saat ini tengah menangis tersedu-sedu di dalam pelukan ibunya.

"I...bu...." Panggil Yura dengan suara terputus-putus akibat menangis sampai sesenggukan.

"Iya sayang, kamu yang sabar ya. Pasti bapak punya alasan tersendiri kenapa Bapak menolak pinangan Hamdan dan alasan itu pasti yang terbaik untuk kita semua." Ucap Lili meskipun dia juga tidak yakin dengan apa yang disampaikannya.

"Tapi Yura sangat mencintai Abang Hamdan Bu." Ucap Yura lirih.

"Iya Ibu tau, ya sudah Ibu mau menjumpai bapak kamu dulu di kamar." Lili pun melepaskan pelukannya dari Yura sambil mengusap air mata yang masih jatuh di pipi Yura.

Yura hanya membalas dengan anggukan kepala saja.

Lili pun segera pergi ke kamarnya untuk menemui suaminya. Sampai di kamar, Lili melihat suaminya sedang menatap foto Yura saat masih kecil sambil menangis.

Alwi masih belum sadar akan kehadiran istrinya. Lili pun belum menyapa Alwi karena masih ingin memberikan ruang untuk suaminya menenangkan hati dan pikirannya.

Dirasa sudah mulai tenang, Lili pun memberanikan diri menghampiri suami tercintanya.

"Pak..." Panggil Lili yang sekarang sudah duduk di sebelah suaminya.

Alwi pun menoleh ke arah istrinya. Masih dengan air mata yang membasahi pipinya.

Lili segera menghapus air mata suaminya. Dan memberikan pelukan hangat untuk menenangkan suaminya.

"Jika Bapak sedih dengan keputusan bapak, kenapa Bapak menolak pinangan nak Hamdan?" Heran Lili.

Sontak Alwi langsung melepas pelukannya. Dipandanginya wajah istrinya yang penuh dengan tanda tanya. Mungkin saat ini istrinya sedang bingung atas keputusan yang ia ambil secara sepihak.

"Bapak tidak pernah bersedih atas keputusan yang Bapak ambil." Terang Alwi.

"Sampai kapanpun Bapak tidak akan pernah merestui Hamdan dengan Putri kita Yura." Kekeh Alwi.

"Lantas apa yang membuat bapak sesedih ini?" Tanya Lili masih dengan kebingungannya.

"Bapak sedih karena dengan adanya kejadian ini, pasti Yura tidak akan menganggap Bapak sebagai cinta pertamanya lagi, sebab bapak telah menolak pinangan lelaki yang sangat ia cintai. Tapi Bapak harus lakuin ini demi kebahagiaan putri kita." Terang Alwi yang tanpa dia sadari keputusannya itu adalah awal dari penderitaan putrinya kelak.

"Bapak juga ada alasan tersendiri kenapa menolak pinangan nak Hamdan." Lanjut Alwi.

"Apa alasannya Pak?" Tanya Lili penasaran.

"Alasannya........." Jeda Alwi yang membuat Lili dan para pembaca jadi tambah penasaran.

Hayoooo.... Kira-kira apa ya alasan Alwi menolak pinangan Hamdan???

Ada yang bisa tebak kira-kira apa alasannya???

...Quotes...

“Hakikat tertinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan.”

Jangan lupa ya pembaca setia yang saya cintai, untuk meninggalkan jejak komentarnya, like, subscribe, vote, serta tolong membacanya jangan di skip yaa… 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Terimakasih banyak atas dukungan pembaca dan teman-teman selama ini, dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan, kesamaan nama tokoh, tempat dan latar. ❤️❤️❤️

...***************...

1
Bilqies
aduh tajam banget perkataanmu Abel ,😁😁
Bilqies
good job Yura semoga kamu bertemu dengan seseorang yang mau menerima kamu dan anak2 mu
Bilqies
terlambat kemana aja kemarin2
Bilqies
istri terbaik tapi dengan mudahnya kamu ngeduain si Yura

sekarang rasain tuh 🤣🤣
Bilqies
akhirnya si Yura bebas juga dari gorio 🤣🤣🤣
MentariSenja
😱😱😱😱😱😱 wowww, Abel
MentariSenja
baru sadar kau!!!!
MentariSenja
sayang nya dirimu suami yg tidak pandai bersyukur, bersembunyi dibalik ketek ibumu
MentariSenja
harusnya dari dulu kek
anjurna
/Rose//Rose/untuk Kakak...
Elok Oren: terimakasih kakak 🤗🥰
total 1 replies
anjurna
Alhamdulillah🥺🥺🥺
Elok Oren: Akhirnya
total 1 replies
anjurna
Yura, serius yuk Yur/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
anjurna
Apalah ini. Kenapa samapai kering🤣🤣🤣😭😭😭🤧🤧🤧
Elok Oren: kan abelnya belum pandai jalan kak
anjurna: Kenapa Abelnya nggak dikamar mandi aja sih nunggu sampai Yura pulang😅😅😅
total 3 replies
anjurna
Seketika Abel, mengingatkanku dengan Adek ku. Persis lagi/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
anjurna: Kebanyakan begitu😅😅😅
Elok Oren: Hahaha sepertinya karakter anak bungsu semua sama 😁
total 2 replies
anjurna
Astaga/Sob//Facepalm//Facepalm/
anjurna
Abaikan saja Abelnya🤭/Determined//Determined//Determined/
Elok Oren
Hahahaha jangan bayangin ya kak eek jadi slai nya 🤭🤣
Bilqies
🌹🌹 untukmu Thor
Elok Oren: Terimakasih kak 🤗🥰
total 1 replies
Bilqies
Yura sih terlalu banyak nanya nya....satu satu dong
Elok Oren: Hehehe biasa emak2 mode khawatir kak 😁
total 1 replies
Bilqies
yaa Thor aku bacanya lagi makan cake nih 😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!