Mengejar Cinta CEO Dingin Sampai Mana?

Rumah sakit.

Ayleen yang sekarang sudah berada di atas ranjang rumah sakit jangan memakai pakaian pasien rumah sakit, terlihat infus yang terpasang di punggung tangan Ayleen yang memberikan tenaga untuk Ayleen. Rambut Ayleen yang masih basah sedikit.

Wajah wanita itu masih tampak sangat pucat, bagaimana tidak pucat, Alam sudah melakukan hal yang di liar nalar pada Ayleen yang membuat Ayleen tidak bisa melakukan apa-apa.

Alam yang duduk di samping Ayleen dengan wajah yang sangat mencemaskan wanita yang tidak pernah berhenti mengejarnya. Rasa bersalah sangat jelas terlihat di wajah Alam, menatap nanar Ayleen yang sangat berharap gadis ceria itu bisa sadar dengan cepat.

"Apa yang dia katakan memang benar apa adanya. Mobil yang aku pakai memang sudah di sabotase. Aku tahu setiap apa yang kamu katakan adalah benar. Tetapi aku hanya tidak ingin ada yang mencampuri urusanku," batin Alam menatap nanar wajah Ayleen yang terlihat lemas dan tidak berdaya.

Hhhhhh.

Alam memejamkan mata dengan menghela nafas yang terlihat sangat frustasi dengan apa yang telah terjadi. Jika di tanya apakah dia menyesal, pasti jawabannya sangat menyesal. Ayleen hanya berusaha mengingatkan Alam. Tetapi Alam juga pasti hati-hati dan tidak ingin Ayleen terlihat dengan masalah yang berkaitan dengan urusan dia dan Mona.

*********

Setelah beberapa jama mata Ayleen terbuka perlahan. Alam yang masih tetap menunggu Ayleen dengan Alam yang memperhatikan kelopak mata indah itu.

Sampai akhirnya mata Ayleen terbuka dengan menatap seluruh ruangan itu dengan penuh kebingungan.

"Di mana aku!" gumam Ayleen dengan suara yang sangat serak.

"Kamu ada di rumah sakit," jawab Alam. Mata Ayleen menoleh kearah kiri yang terdapat Alam di sana. Ayleen melihat Alam dengan tatapan yang sulit terbaca.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Alam.

Ayleen terdiam dengan menatap Alam horor yang terlihat begitu kesal dengan Alam.

"Ayleen!" tegur Alam.

"Apa ada masalah dengan suaramu?" tanya Alam.

"Kau pikir aku bisu!" ketus Ayleen sudah seperti monster yang ingin menerkam Alam.

"Kau benar-benar sangat jahat. Untuk apa kau di sini! Pergi dari sini!" usir Ayleen terlihat kesal dengan Alam. Ayleen pasti tidak lupa dengan apa yang terjadi pada dia dan semua itu karena ulah Alam.

Ayleen juga langsung membuang wajahnya tidak ingin melihat Alam.

"Astaga Ayleen, kenapa kau gegabah mengusir dia. Ini rumah sakit yang sekarang kau berada di rumah sakit. Bagaimana jika dia benar-benar pergi dan ternyata rumah sakit ini belum dibayar. Kau mencari masalah saja," batin Ayleen yang menyesal menyuruh alam pergi.

"Kamu istirahatlah, aku akan pergi!" sahut Alam berdiri dari tempat duduknya yang membuat Ayleen kaget dengan mata melotot

"Auhhhhh!" Alam tidak jadi pergi ketika tiba-tiba Ayleen memegang perutnya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Alam panik.

"Perutku perih ini pasti gara-gara ikatanmu yang terlalu kencang. Kau sangat tidak adil membalasku!" kesal Ayleen. Entah itu pura-pura atau bagaimana.

"Aku akan panggil Dokter," ucap Alam

"Aku tidak mau!" tolak Ayleen yang benar-benar hanya berpura-pura saja agar Alam tidak jadi pergi.

"Baiklah kalau begitu!"

"Aku mau pulang!" sahut Ayleen.

"Ke Jakarta maksudmu?" tanya Alam.

"Iya," jawab Ayleen.

"Dengan keadaan kamu yang seperti ini?" tanya Alam.

"Bukan aku yang membuat diriku seperti ini," sindir Ayleen.

"Baiklah jika kamu ingin pulang. Aku akan mengantarmu," sahut Alam.

"Sampai Jakarta?" tanya Ayleen.

"Bukankah kamu memang tinggal di Jakarta," jawab Alam.

"Baiklah kalau begitu!" sahut Ayleen yang ternyata memang tidak main-main jika dia ingin pulang.

**********

Padahal kondisi Ayleen belum pulih. Setelah menghabiskan 1 botol infus Ayleen langsung pulang yang satu mobil dengan Alam dengan Alam yang menyetir. Ayleen masih kesal dengan Alam. Tetapi dia juga takut di tunggal Alam.

"Untung saja dia tidak langsung pergi dan meninggalkanku. Jika tidak aku akan membayar Rumah Sakit dengan uang sendiri dan juga akan pulang sendiri," batin Ayleen masih berpikiran tentang hal itu.

"Kamu tidak ingin makan?" tanya Alam.

"Nggak!" jawab Ayleen dengan ketus.

Alam memang sejak tadi berubah menjadi laki-laki yang sangat lembut, karena merasa bersalah. Tetapi Ayleen sepertinya sengaja menjadi wanita yang judes.

"Apa Kamu tidak lapar sama sekali?" tanya Alam.

"Aku sudah kenyang dengan sinar matahari dan air hujan," jawab Ayleen dengan menyindir.

"Ohhhhh," sahut Alam.

"Apa dia bilang. Hanya oh. Apa orang seperti dia tidak ada niat sama sekali untuk minta maaf begitu kepadaku. Dia sudah mencelakaiku dan apa salahnya coba minta maaf padaku," batin Ayleen dengan kesal.

*********

Perjalanan semakin jauh dengan alam yang tetap menyetir. Mobil Alam yang berhenti di lampu merah menoleh ke arah Ayleen yang ternyata sedang tertidur dengan posisi kepala Ayleen bersandar pada kaca mobil dan sepertinya posisi itu sangat tidak nyaman untuk Ayleen tertidur yang membuat Alam membuka sabuk pengamannya dan menghadap Ayleen dengan memperbaiki posisi kepala Ayleen.

Jarak mereka yang terlihat sangat dekat dengan nafas yang saling menerpa satu sama lain. Tiba-tiba mata Ayleen terbuka perlahan terbuka dan sudah mendapati wajah tampan yang ada di depannya yang membuat Ayleen kaget. Namun tidak bergerak sama sekali atau tidak bereaksi.

Alam yang masih sibuk untuk memperbaiki posisi kepala Ayleen, menoleh ke arah Ayleen dengan tatapan mata mereka yang akhirnya saling bertemu. Mereka berdua saling menatap begitu dalam dengan pandangan mata yang tidak dapat dijelaskan Apa arti dari kedua tatapan mata itu.

Jantung Ayleen berdebar dengan kencang yang mungkin Alam bisa mendengarkan suara debaran jantung itu. Sementara Alam yang beberapa kali kesulitan menelan salivanya yang juga tidak mengerti apa yang telah ia rasakan.

Tatapan mereka semakin dalam dan begitu intens dan tiba-tiba mata Alam melihat ke arah bibir ranum Ayleen. Tidak tahu apa yang di pikirkan Alam yang tiba-tiba saja mendekatkan bibirnya pada bibir merah tersebut. Ayleen spontan memejamkan mata yang akan mendapatkan ciuman dari Alam.

Tin-tin-tin-tin-tin.

Suara klakson mobil dari belakang terdengar sangat berisik yang ternyata lampu sudah hijau. Alam terkejut dan tidak jadi melanjutkan apa yang ingin dia lakukan. Perlahan kepala Alam mundur dengan Alam yang kembali pada posisinya duduk dengan memakai sabuk pengaman lalu mengajukan mobil sebelum di amuk para pengemudi yang sudah berisik sejak tadi.

"Aisss kenapa tidak jadi!" batin Ayleen yang masih memejamkan mata.

Dia tahu jika hal itu tidak terjadi. Tetapi Ayleen sangat malu jika membuka mata kembali dan lebih baik pura-pura tertidur dan bukan karena memejamkan mata karena Alam ingin menciumnya. Tetapi karena Ayleen yang sejak tadi sudah tidur.

Alam menoleh kearah Ayleen. Melihat Ayleen masih tetap pada posisi mata terpejam, namun wajah itu sangat merah yang terlihat sangat malu.

Cih.

Alam mendengus dengan tersenyum miring yang sebenarnya tahu jika Ayleen hanya pura-pura tidur untuk menutupi rasa malu yang hampir saja dicium oleh dia. Namun ,senyum Alam tiba-tiba hilang menjadi sangat datar.

"Apa yang kau pikirkan. Kau tidak mungkin ingin melakukan hal itu kepada wanita itu," batin Alam yang tiba-tiba merasa jika ada yang aneh dengan dirinya.

Aneh memang masa iya. Alam tiba-tiba ingin mencium Ayleen dan jika bukan karena klakson mobil mungkin akan terjadi ciuman di dalam mobil.

Bersambung