Pernikahan Terpaksa

Pernikahan Terpaksa

Awal Kisah

Pagi-pagi sekali, Alwi menuju kamar putrinya untuk memastikan putrinya sudah bangun atau belum. Sebab, hari ini Yura sudah mulai masuk sekolah setelah libur kenaikan tingkat di kelas 4 SD.

Tiba di kamar, Alwi membuka pintu kamar Yura, dan ternyata Alwi tidak menemukan Yura di kamarnya. Alwi pun langsung menutup pintu kamar kembali dan memanggil putri kesayangannya.

“Yura… Yura… Yura,” panggil Alwi yang sedang mencari keberadaan putri sulung nya yang tidak ia jumpai di kamarnya.

“Iya Pak… Yura disini,” jawab Yura dengan sedikit berteriak karena berada di gudang untuk mengambil sepatu sekolahnya.

“Kamu sudah bangun nak?” Tanya Alwi sambil membawa secangkir teh hangat yang telah di siapkan oleh istri tercintanya lalu duduk di teras depan.

“Sudah Pak, sejak subuh tadi,” jawab Yura sambil membawa sepatunya ke depan.

“Owh, jangan sampai terlambat pergi sekolahnya ya nak, karena hari ini adalah hari pertama kamu duduk di kelas 4 SD.” Ucap Alwi sambil menyeruput teh hangatnya.

“Baik Pak, ini Yura mau pasang sepatu dulu ya Pak.” Jawab Yura sambil menghampiri Alwi yang sudah duduk santai di teras depan.

Setelah selesai memasang sepatu sekolahnya, Yura berkata dalam hati “Anak angkatan memang harus disiplin seperti ini.”

Yura pun menghampiri Bapak nya dan berpamitan untuk pergi sekolah.

“Pak, Yura berangkat sekolah dulu ya.” Sambil menyalami tangan Bapak nya dengan takzim.

“Iya Nak, hati-hati di jalan ya. Rajin-rajin sekolahnya,” pesan Alwi pada Yura, sambil mengelus kepala putri sulungnya.

“Siap Komandan.” Jawab Yura sambil memberikan tanda hormat kepada Bapak nya.

“Hahahaha… Dasar kamu ini.” Tawa Alwi melihat kelakuan putri kesayangannya yang memberikan tanda hormat kepadanya seperti anak buahnya.

“Sudah, sana pergi sekolah, nanti terlambat anak Bapak.” Usir Alwi yang tidak ingin anaknya tidak disiplin waktu.

“Iya Bapak, Yura pergi sekolah dulu ya… Assalamu’alaikum, da-da Bapak.” Pamit Yura sambil melambaikan tangannya kepada Bapak nya.

“Wa’alaikumussalam, iya hati-hati ya nak.” Teriak Alwi sambil membalas lambaian tangan putri nya.

Tidak lama kemudian, Ibunya Yura yaitu Lili keluar mengejar Yura sambil berteriak.

”Yura… Tunggu nak, bekal sekolahnya tinggal.”

“Astaghfirullah, owh iya lupa.” Ucap Yura sambil menepuk jidatnya, Yura pun segera menghampiri Ibunya.

“Iya Bu, maaf tadi Yura buru-buru jadi lupa bawa bekalnya,” jawab Yura sambil mengambil bekal yang berada di tangan Ibunya.

“Iya, ini bekalnya. Lain kali jangan sampai tertinggal lagi ya nak bekalnya.” Ucap Lili sambil memberikan bekal Yura.

“Iya Ibu, terimakasih ya Bu. Assalamu’alikum, Yura berangkat sekolah dulu ya Bu.” Pamit Yura sambil menyalami Ibunya dengan takzim.

“Iya nak, hati-hati di jalan ya. Wassalamu’alaikum.” Jawab Lili.

Setelah itu, Yura berangkat ke sekolahnya sambil bersenandung kecil. Begitulah keseharian Yura kecil yang penuh dengan kebahagiaan dan selalu disiplin waktu.

Sebab, Ayah Yura Kepala Polisi Angkatan Darat bertugas di Kepulauan Riau-Tanjung Batu, Ibunya tidak bekerja hanya ikut merantau sebagai ibu rumah tangga.

~ 8 tahun kemudian~

Yura pemberani beranjak dewasa, sekarang Yura sudah duduk dibangku SMA kelas akhir. Yura tumbuh menjadi gadis dewasa yang berkulit kuning langsat, tinggi, berambut ikal panjang, suka menyapa sehingga banyak lelaki seusianya yang memperhatikannya, termasuk Hamdan (anak Kepala Kampung di Tanjung Batu Kepulauan Riau) teman lelakinya yang berani mendekatinya.

Hamdan lelaki baik, senang berteman dengan Yura dan juga adiknya. Seiring berjalannya waktu, tiba saatnya hari ini Yura dan Hamdan mendengarkan kelulusan SMA.

“Yura… setelah kamu tamat SMA, kamu lanjut perguruan tinggi atau bekerja?” Tanya Hamdan saat mereka sedang menunggu pengumuman kelulusan.

“Aku ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi, mengambil jurusan hukum.” Jawab Yura, penuh dengan keyakinan.

“Kalau kamu gimana Hamdan?” Tanya Yura.

“Bagus itu, aku juga mau lanjut ke Perguruan Tinggi, dan mengambil jurusan hukum.” Terang Hamdan sambil tersenyum.

Tidak lama kemudian, akhirnya berita kelulusan di umumkan. Semua siswa berbondong-bondong menuju papan pengumuman.

“Alhamdulillah, akhirnya aku lulus.” Teriak Yura kegirangan.

“Alhamdulillah, aku juga lulus.” Teriak siswa yang lainnya serentak, tak kalah girang nya dengan Yura.

Hamdan pun menghampiri Yura.

“Yura…” Panggil Hamdan sambil berlari menghampiri Yura.

“Iya…” Yura pun menoleh karena merasa namanya di panggil, dan ternyata benar saja, teman baiknya Hamdan yang telah memanggilnya. Yura pun tersenyum memancarkan wajah gembiranya.

“Alhamdulillah ya, tahun ini kita lulus semua.” Ucap Hamdan, memberitahu Yura mengenai informasi yang dia dengar dari salah satu guru SMA mereka.

“Alhamdulillah…” Ucap Yura penuh rasa syukur.

“Ayo, kita bersalaman dengan guru-guru kita.” Ajak Hamdan.

“Ayo…” Jawab Yura sambil jalan beriringan dengan Hamdan menuju ruang Guru.

Seluruh siswa kelas XII pun bersalaman dengan kepala sekolah dan seluruh guru mereka. Setelah itu, seluruh siswa berkumpul di lapangan untuk saling memberi ucapan selamat dan ucapan selamat tinggal, karena setelah tamat mereka pasti akan jarang berjumpa.

~Beberapa bulan kemudian~

Pagi yang cerah, burung-burung berkicau riang, deburan ombak seakan menggambarkan betapa indahnya suasana pagi di pesisir pantai. Kini Yura sedang berada di ruang keluarga bersama Bapak nya.

“Yura… Kemarilah Nak.” Panggil Alwi sambil menepuk kursi disebelahnya.

“Iya Pak.” Yura langsung beranjak duduk disebelah Bapaknya.

“Kamu jadi mendaftar kuliah?” Tanya Alwi sambil menyeduh teh hangatnya.

“InsyaAllah jadi Pak.” Jawab Yura yakin.

“Jangan kuliah jauh-jauh ya, Bapak hanya mengizinkan kamu kuliah di Pekanbaru.” Ucap Alwi dengan tegas.

“Baik Pak, Yura akan mendaftar kuliah di Pekanbaru saja.” Jawab Yura yang selalu menuruti keinginan Bapaknya.

“Jadi, kapan kamu berangkat ke Pekanbaru untuk daftar kuliah?” Tanya Alwi lagi.

“InsyaAllah minggu depan Pak.” Jawab Yura mantap.

“Nanti kamu disana hati-hati ya, belajar dengan sungguh-sungguh. Dan kuliah itu gak cukup hanya pandai saja, tapi pandai-pandai.” Pesan Alwi.

Karena jujur dari lubuk hatinya paling dalam, Alwi masih berat hati mengizinkan putrinya untuk pergi jauh darinya. Tetapi demi menuntut ilmu dan mewujudkan cita-cita putrinya, maka Alwi harus ikhlas jauh dari putrinya.

“Baik Pak, InsyaAllah nasihat dari Bapak akan Yura ingat selalu.” Ucap Yura meyakinkan Bapaknya.

~Seminggu kemudian~

Pekanbaru, adalah tempat dimana Yura saat ini berada untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di kota ini, Yura telah menggantungkan harapannya agar bisa mewujudkan cita-cita nya.

“Alhamdulillah… Akhirnya sampai juga di kota Pekanbaru.” Ucap syukur Yura setelah tiba di kota Pekanbaru.

Drrrtttt… Drrrtttt… Astaghfirullah rabbal baroya… Astaghfirullah minal khotoya… (suara khas nada dering handphone Yura yang dinyanyikan oleh artis ibukota yaitu Marshanda).

Yura pun segera mengeluarkan Hp dari tas kecilnya, dan melihat siapa yang meneleponnya.

“Assalamu’alaikum Nak, kamu sudah dimana?” Tanya Alwi khawatir, sebab putrinya belum ada mengabarinya, padahal jika dilihat jam seharusnya putrinya sudah sampai.

“Wa’alaikummussalam Pak, ini Yura baru sampai. Tadi gelombang laut cukup tinggi, makanya Yura lama sampainya.” Terang Yura, agar orangtuanya tidak khawatir lagi.

“Oh… Syukurlah, Bapak takut kamu kenapa-kenapa.” Khawatir Alwi dengan nada lirih diseberang telpon sana.

“Bapak, tidak perlu khawatir lagi ya. Kan Yura sudah sampai dengan selamat, tanpa kekurangan satu apapun itu”. Jelas Yura meyakinkan Bapaknya.

“Iya, kalau begitu kamu hati-hati disana ya Nak, kalau ada apa-apa langsung kabari Bapak.” Pesan Alwi.

“Siap Komandan….” Ucap Yura sambil memberi tanda hormat seolah-olah Bapaknya sedang berada dihadapannya.

Alwi yang mendengar jawaban dari sang putri, tersenyum simpul sambil menggeleng-gelengkan kepalanya diseberang sana.

“Ya sudah, Bapak tutup dulu ya teleponnya, Bapak mau bertugas lagi. Wassalamu’alaikum.” Akhiri Alwi.

“Baik Pak, wa’alaikumussalam.” Jawab Yura sambil mematikan sambungan teleponnya.

...Quotes...

“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”

Terpopuler

Comments

Shalteza Dsh

Shalteza Dsh

Lanjut sini thor

2024-07-04

1

Elok Oren 🤎

Elok Oren 🤎

iyaaa kak 🤗

2024-06-27

0

👑Queen of tears👑

👑Queen of tears👑

wahhh Pekanbaru
apakah ini kisah nyata Thor🧐🧐

2024-06-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!