"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~03
Sore itu Elle kembali membawa kedua putranya check up ke rumah sakit, meskipun mereka terlihat baik-baik saja namun ia ingin kedua putranya cepat mendapatkan tindakan.
"Tunggu mommy, sayang !!" Elle yang baru melepaskan sefty beltnya nampak kaget ketika putranya sudah membuka pintu mobilnya sendiri.
"Jangan khawatir mommy, kami sudah besar dan tidak mungkin hilang." Ucap Justin yang langsung di angguki oleh Austin, saudara kembarnya.
"Kalian baru 5 tahun." Gerutu Elle sembari keluar dari mobilnya, meskipun mereka masih balita tapi cara berpikir keduanya sudah seperti orang dewasa saja.
"Tapi kami selalu ingat jalan pulang mommy, jika dari sini dan mau pulang kita lurus saja sampai di persimpangan baru belok kiri. Lurus terus sampai ada patung kuda baru kita belok kanan, lalu di persimpangan kedua belok kanan lagi dan sampai deh di Apartemen Sakura Garden Valley kita tinggal di tower B lantai 20 nomor 114." Terang Justin dengan detail.
Ellea nampak menggeleng-gelengkan kepalanya menatap putranya itu. "Sayang, apa kamu ingin semua orang tahu tempat tinggal kita lalu mereka berencana untuk merampoknya ?" Ucapnya memperingatkan, karena menjelaskan secara detail alamat rumahnya pada orang asing itu kurang baik.
"Mommy, apa mommy lupa jika Apartemen kita sangat aman. Ada security 24 jam dan tanpa acces card semua orang tidak akan bisa masuk kesana." Kali ini Austin ikut menimpali.
Elle hanya bisa menghela napasnya pelan menghadapi kepandaian putranya itu. "Baiklah-baiklah, sekarang bukan waktunya untuk membahas semua ini oke? Sekarang kalian harus memikirkan kesembuhan kalian." Elle langsung mengalihkan pembicaraan, berdebat dengan mereka ia takkan menang.
"Kami baik-baik saja, benarkan ?" Gerutu Austin lagi pada saudara kembarnya, kini mereka nampak mengekori ibunya masuk ke dalam rumah sakit tersebut.
"Tunggu di sini, mommy daftar dulu !!" Elle memerintahkan kedua putranya untuk duduk di kursi tunggu, kemudian wanita itu segera mendaftarkan mereka.
"Kamu yakin kita sakit parah ?" Tanya Austin pada saudara kembarnya setelah sang ibu berlalu menjauh dari mereka.
"Ku rasa tidak, bukankah sakit demam itu sudah biasa." Terang Justin menanggapi.
"Bohong, pasti kamu juga merasakan sedikit sakitkan ?" Potong Austin.
"Iya cuma sedikit, tapi sebagai anak lelaki kita tidak boleh mengeluh apalagi membuat mommy khawatir." Tukas Justin yang memang memiliki sifat sedikit keras kepala dan lain halnya dengan Austin sifatnya sedikit lebih lembut.
"Hm, kamu benar. Tapi...." Ucapan Austin langsung terjeda saat saudaranya memotong.
"Diamlah, ada mommy." Sela Justin saat melihat ibunya mendatangi mereka.
"Sayang, kalian tunggu di sini sebentar ya. Mommy tiba-tiba ingin buang air kecil, jika terjadi sesuatu kalian bisa menghubungi bagian Informasi untuk mencari mommy dan jangan pergi kemana pun sebelum mommy datang. Mengerti ?" Ucap Elle seraya menujuk ruangan bagian Informasi tak jauh dari ruang tunggu tersebut.
"Baik mommy." Sahut mereka bersamaan.
Ellea yang sudah tidak tahan segera berlalu ke toilet meninggalkan kedua putranya, namun sebelumnya ia meminta tolong security yang berjaga di sana untuk mengawasi mereka.
Terbiasa hidup di luar negeri membuat kedua putranya sangat mandiri bahkan sedikit pun tak rewel, meskipun terkadang tingkahnya membuatnya agak emosi.
Sementara itu Kaizar yang baru datang bersama ibunya nampak duduk tak jauh dari Justin dan Austin berada, pria itu terlihat menunggu ibunya yang sedang mendaftar.
Membuka ponselnya dan memeriksa beberapa email yang masuk, sesekali mengangkat wajahnya menatap beberapa pengunjung yang berlalu lalang.
"Justin, bukankah kita ingin mencari Daddy ?" Austin nampak berbisik pada saudara kembarnya tersebut.
"Hm, tentu saja." Sahut bocah kecil itu.
"Bagaimana jika dengan paman itu ?" Austin langsung menunjuk ke arah Kaizar yang sedang duduk tak jauh dari mereka.
"Pria itu ?" Justin memastikan.
"Hm." Austin mengangguk yakin.
"Tidak, ku rasa dia bukan pria yang baik untuk mommy dan kita." Tolak Justin lantas kembali memainkan mobil-mobilan di tangannya.
"Tapi bukankah dia juga pria tampan ?" Tanya Austin lagi.
"Selain tampan, calon Daddy kita harus kaya juga penyabar dan ku rasa pria itu tidak cocok." Justin kembali meyakinkan.
"Kenapa kalian melihatku seperti itu? Memang ada yang lucu ?" Kaizar langsung menegur dua bocah lelaki yang sejak tadi melihat ke arahnya.
"Iya paman lucu masa tampan-tampan jalannya sama nenek-nenek." Ucap Justin bernada ejekan.
"Apa kamu bilang ?" Kaizar langsung melebarkan matanya menatap mereka, berani sekali anak kecil itu mengejeknya.
"Ada apa, Kai ?" Nyonya Ranti yang baru selesai mendaftar langsung bertanya pada putranya tersebut.
"Ini ma, masa mama di bilang nenek-nenek sama mereka." Kaizar langsung mengadukan kedua bocah nakal itu, biar saja mereka mendapatkan omelan dari sang ibu yang terkenal sangat cerewet itu.
"Kalian ini tidak memiliki sopan santun sama sekali, apa orang tuamu tidak pernah mendidik kalian? Di mana ayahmu akan aku ajarkan bagaimana mendidik anak yang benar ?" Tegur nyonya Ranti menatap tegas mereka.
"Sudah-sudah, ma." Kaizar langsung beranjak dan membawa ibunya itu pergi dari sana, dari pada tekanan darah tinggi wanita itu semakin parah dan masalah menjadi panjang. Padahal sebelumnya ia hanya ingin mengerjai bocah nakal itu tapi ibunya malah menanggapinya dengan serius.
"Benarkan aku bilang pria itu tidak baik, bahkan dia tidak lolos tes kesabaran." Ucap Justin yang langsung di angguki oleh saudara kembarnya.
"Syukurlah kalian masih di sini, maaf ya sayang toilet lumayan antri." Elle yang baru datang nampak khawatir menatap putranya tersebut.
"Kami baik-baik saja, mommy."
"Baiklah ayo, sepertinya dokternya sudah datang." Elle segera mengajak kedua putranya untuk menemui sang dokter.
Setelah melakukan pemeriksaan, kini mereka kembali ke Apartemennya. "Ingat kata paman dokter, kalian harus selalu pakai masker jika berada di luar." Ucap Elle seraya memakaikan masker pada kedua putranya sebelum mereka meninggalkan rumah sakit tersebut.
"Kalian juga harus rajin cuci tangan." Imbuhnya lagi mengingatkan, karena lingkungan yang kurang bersih dan berpolusi akan semakin melemahkan tubuh mereka.
"Jangan lari-lari, sayang." Elle nampak menegur putranya yang terlalu aktif dan berlarian di parkiran mobilnya hingga tiba-tiba sebuah mobil langsung mengerem mendadak karena mereka berada di tengah jalan.
"Kalian baik-baik saja ?" Elle langsung menarik mereka ke tepi dan segera memeluk keduanya yang nampak terkejut.
Sementara Kaizar kini kembali mengemudikan mobilnya. "Astaga, mereka berdua bener-bener badung." Umpatnya, lantas pandangannya nampak ke arah spionnya di mana terlihat seorang wanita sedang memeluk kedua bocah itu.
"Kai, perhatikan jalan !!" Tegur sang ibu saat mobil pria itu hendak menabrak pembatas jalan hingga membuat Kaizar langsung membanting setir mobilnya.
Sial, gara-gara ia terpaku pada wanita yang sedang memeluk kedua bocah nakal itu, membuatnya hampir saja menabrak. Ngomong-ngomong entah kenapa wanita itu seperti tak asing, sayangnya ia tak dapat melihat wajahnya dengan jelas.
Tetapi pria itu segera menepis pikirannya, mungkin hanya kebetulan saja dan ia kembali melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit tersebut.
kalo aus ya minum jus.. 🙂↔️