NovelToon NovelToon
Simpanan Tuan Anjelo

Simpanan Tuan Anjelo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Ama Apr

Zeona Ancala berusaha membebaskan Kakaknya dari jeratan dunia hina. Sekuat tenaga dia melakukan segala cara, namun tidak semudah membalikan telapak tangan.

Karena si pemilik tempat bordir bukanlah wanita sembarangan. Dia punya bekingan yang kuat. Yang akhirnya membuat Zeona putus asa.

Di tengah rasa putus asanya, Zeona tak sengaja bertemu dengan CEO kaya raya dan punya kekuasaan yang tidak disangka.

"Saya bersedia membantumu membebaskan Kakakmu dari rumah bordir milik Miss Helena, tapi bantuan saya tidaklah gratis, Zeona Ancala. Ada harga yang harus kamu bayar," ujar Anjelo Raizel Holand seraya melemparkan smirk pada Zeona.

Zeona menelan ludah kasar, " M-maksud T-Tuan ... Saya harus membayarnya?"

"No!" Anjelo menggelengkan kepalanya. "Saya tidak butuh uang kamu!" Anjelo merunduk. Mensejajarkan kepalanya tepat di telinga Zeona.

Seketika tubuh Zeona menegang, mendengar apa yang dibisikan Anjelo kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ama Apr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

"Ric, kasihkan ini ke Tuan Anjelo!" 

"Ini apa Yah?" Eric mengambil map cokelat dari tangan Ayahnya yang baru pulang dari kantor KUA. Selain berprofesi sebagai ustaz, Ayah Eric juga adalah ketua KUA di wilayah tempat tinggalnya. 

"Itu surat keterangan pernikahannya Tuan Anjelo. Bilangin ke dia, kalau bisa ... segera resmikan pernikahannya. Agar tidak hanya sah di mata agama, tapi negara juga!" ujar Wibowo. 

Eric menggaruk tengkuknya. Lalu menyengir. "Ya, Yah. Nanti deh aku bilang ke Tuan Anjel!" Dalam hatinya, Eric membatin lirih. "Itu tidak akan mungkin terjadi, Yah. Karena Tuan Anjelo tak berniat meresmikan pernikahannya."

Seketika itu juga, ingatan Eric tertuju pada Zalina dan juga Zeona. Rasa prihatin menggedor pintu hati. "Malang sekali nasib mereka berdua. Hidup di dunia tanpa ada orang tua dan keluarga. Huuuh ..." Eric membuang napas panjang. 

"Nasibku jauh lebih beruntung dari mereka, meski aku dan Bang Ari tak punya Ibu, tapi setidaknya aku masih punya Ayah yang sangat bertanggung jawab. Tapi Zalina dan Zeona, mereka berdua harus berjuang dengan segala cara dan sekuat tenaga demi keberlangsungan hidup mereka." Untuk kedua kalinya, Eric menghembuskan napas panjang. "Semoga Tuan Anjelo jatuh cinta pada Zeona dan tak menjadikan gadis malang itu sebagai pemuas hasrat semata. Dan semoga Zalina bisa menjalani hidupnya secara normal serta menemukan pendamping hidup yang bisa menerima dia apa adanya." Eric mengakhiri gumaman panjang lebarnya dengan mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah. 

Hari ini adalah hari minggu, dia ada waktu untuk merehatkan diri dari segudang aktivitasnya menjadi sekretaris sekaligus orang kepercayaannya Anjelo Raizel Holland. 

*****

"Kamar seratus dua!" Seulas senyum indah terbit menghiasi bibir merah delima Zeona. Dia sudah tak sabar ingin bertemu dengan kakaknya. Diketuknya pintu bercat abu-abu di hadapannya. 

Tak perlu menunggu waktu lama, karena satu ketukan saja, pintu di hadapan sudah terbuka. 

"KAKAAAK!" Zeona langsung menubruk tubuh Zalina. Memeluknya dengan erat disertai deraian air mata. 

"Zeona ..." Zalina pun sama-sama menangis. Tapi kali ini bukan tangisan kesedihan melainkan tangisan kebahagiaan. Sebab dirinya sudah tak lagi terikat dengan Miss Helena. 

"Aku rindu sekali sama Kakak," ujar Zeona disela tangisannya. 

"Kakak juga Zeo. Kakak sangat khawatir sama kamu karena sudah dua hari ini kamu tidak mengangkat telepon dari Kakak. Ke mana saja kamu, hah?!" Zalina melerai pelukan. Dia menutup pintu hotel dan mengajak Zeona untuk duduk di atas ranjang. "Dari mana kamu tahu kalau Kakak ada di sini?" Zalina mencurengkan alis. 

"Ceritanya sangat panjang, Kak. Demi Tuhan ... hari ini aku sangat, sangat bahagia sekali karena akhirnya Kakak bisa bebas dari Miss Helena." Perkataan Zeona barusan membuat kedua alis Zalina semakin mencureng. 

"Dari mana kamu tahu kalau Kakak sudah bebas dari Miss Helena?" 

Zeona tersenyum kecil, kemudian dia mulai menceritakan segalanya, tentunya bukan versi asli, melainkan versi sesuai arahan dari Anjelo. 

"Ja-jadi Tuan Eric itu suruhan bos besar di hotel tempat kamu bekerja sekarang?" tanya Zalina memastikan setelah Zeona selesai menjelaskan. 

Zeona mengangguk cepat. "Iya, Kak."

"Kenapa kamu melakukan ini Zeo? Seharusnya kamu pikir-pikir dulu sebelum bertindak. Perjanjian kerja antara kamu dan bosmu itu sangat merugikan kamu. Seumur hidup kamu harus menjadi pesuruhnya demi untuk melunasi uang dua milyar yang kamu pinjam untuk membebaskan Kakak ... ini gila Zeona. Sangat gila!" Kekesalan terpancar jelas di wajah Zalina. "Kamu membebaskan Kakak dari jeratan Miss Helena, tapi kamu ... malah menjerumuskan diri menjadi pesuruh seumur hidupmu! Kamu malah mengorbankan masa depanmu yang masih panjang. Masih cemerlang dan pastinya masih suci." Tercubit hati Zeona mendengar tiga kalimat terakhir yang diucapkan Kakaknya. "Seharusnya kamu tak melakukan ini Zeo. Seharusnya kamu tak usah menebus Kakak. Kakak tidak rela gara-gara Kakak, masa depan kamu jadi berantakan. Kamu seharusnya melanjutkan kuliah, bukan malah be--"

"Sttt!" Zeona mendesis. Menempelkan telunjuknya di bibir Zalina. "Bagiku, kebebasan dan kehadiran Kakak jauh lebih berharga dari masa depanku. Untuk apa aku punya masa depan cemerlang, tapi Kakak hidup menderita selamanya menjadi pemu as naf su para lelaki hidung belang. Aku tidak mau, Kak. Aku tidak rela Kakak terus terjebak dalam kubangan dosa!" Zeona kembali memeluk Zalina. "Dan untuk masalah kuliah, Kakak jangan khawatir, aku sudah diterima di salah satu Universitas Negeri di kota ini. Aku 'kan dapat beasiswa." Zeona memaksa bibirnya untuk tertawa meski hatinya menjerit karena telah membohongi Kakaknya. Sebenarnya tidak semua yang dikatakannya adalah kebohongan. Contohnya tentang kuliah, dia memang mendapatkan beasiswa dan sudah diterima. 

"Syukurlah Zeo!" Nada bahagia terdengar jelas dari ucapan Zalina. "Semangat ya, calon arsitek!" 

"Asiappp!" Untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun terpisah, kakak beradik itu tertawa bersama. 

"Akhirnya ... kita bisa tidur berdua lagi Kak!" Zeona jingkrak-jingkrak seperti balita seraya tak melepas pelukan dari tubuh kakaknya. Dunia serasa milik mereka berdua. Segala beban hidup yang menghimpit seperti hilang terbawa angin. Dalam batin masing-masing berdoa, semoga bahagia akan mereka raih bersama-sama. 

"Semalam kamu tidur di mana Anjel?!" Anjelo yang akan naik ke lantai dua menghentikan langkahnya karena pertanyaan yang berkumandang dari istrinya yang muncul dari dapur. Dia memutar badan dan menatap Vivian yang sudah berpakaian rapi, padahal ini hari minggu. 

"Di apart." Anjelo menjawab pertanyaan yang tadi sempat menggantung. 

"Di apart yang mana?"

Decap lidah mengangkasa. "Kenapa kau jadi bawel sekali, Vivian? Bukankah selama ini, kau tak pernah peduli akan hal itu? Apakah kau lupa ... jika kemesraaan, keharmonisan serta perhatian di antara kita hanya ditunjukan di depan khalayak umum dan keluarga saja. Di dalam rumah dan saat sedang berdua seperti ini, jangan terlalu ikut campur apalagi mengekangku. Karena aku tidak suka. Kau pun sama bukan? Kau juga tak suka jika aku terlalu ikut campur urusanmu!" Mendapat jawaban menohok dari suaminya, Vivian langsung diam membatu. Dia mengatupkan bibir lalu pergi begitu saja dari hadapan Anjelo. 

Niatnya untuk membujuk lagi Anjelo agar memberikannya modal usaha kepadanya tak ia realisasikan. Kadung emosi. Ia pun pergi. 

Sampai di dalam kamar, Anjelo merebahkan badan. Dia menyelipkan kedua tangannya di bawah tengkuk dengan pandangan lurus menatap langit-langit kamar. 

"Ahh ... T-tuan." Mendadak kilatan adegan dan suara syahdu  Zeona berkelebat. Memantik kembali darah panasnya. 

"Shit!" Anjelo seketika bangkit sebab pusakanya terpancing ga irah. Menegang siap untuk bertempur. Keringat bercucuran. Kedua mata mulai berkabut. Dia tidak pernah segila ini. Begitu mendamba wanita untuk menuntaskan has ratnya. "I want you, Zeona! I want to fuck you right now!" desisnya memejam mata. 

1
Diah Salwa Nabila
maaf bukan menyaperi thor tapi menghampiri🙏
Ama Apr: Siap Kak☺
ke depannya aku ganti deh🤭
Diah Salwa Nabila: Iyah sama2 cuman kaya kurang cocok maaf cuman saran yah thorr hehe 🙏
total 3 replies
Gato Piola
Menyentuh banget.
Ama Apr: Makasih Kakak🥰
total 1 replies
Ama Apr
Siap Kak🥰
Makasih udah baca😊
Ma.Cristina Alvaro
Jangan lupa update setiap hari, saya suka banget dengan ceritanya 👏
Ama Apr: Insya Allah, siap Kak.
Makasih udah baca🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!