Novel ini lanjutan dari Antara Takdir dan Harga Diri. Bagi pembaca baru, silahkan mulai dari judul diatas agar tau runtun cerita nya.
kehilangan orang yang paling berharga di dalam hidup nya, membuat Dunia Ridho seakan runtuh seketika. Kesedihan yang mendalam, membuat nya nyaris depresi berat hingga memporak porandakan semua nya.
Dalam kesedihan nya, keluarga besar Nur Alam sedang bertikai memperebutkan harta warisan, sepeninggal Atu Nur Alam wafat.
Mampu kah Ridho bangkit dari keterpurukan nya?.
silahkan simak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ambisi dan Pertentangan.
Apalah daya Yuanchi Juan yang hanya wanita biasa melawan sergapan empat pria bertubuh kekar.
Kedua tangan nya di bentang ke kiri dan ke kanan, sementara ke dua kaki kaki nya pun bernasib sama.
Kini ke empat pria itu masing masing memegang satu tangan dan kaki Yuanchi Juan dengan erat nya.
Meskipun Yuanchi Juan berteriak kencang, Steve membekap mulut nya dengan kain, hingga dia tidak bisa bersuara apalagi berteriak.
"Bret!" ....
CD milik Yuanchi Juan robek sudah dengan sekali renggut oleh Steve, menampakan bukit putih kemerahan tanpa sehelai rumput pun terpampang di depan hidung Steve.
"Waaaoooo barang bagus bos!" seru salah seorang yang sedang memegang kaki Yuanchi Juan seraya meneguk air liur nya.
"Setelah aku selesai, kalian boleh menikmati nya!" ucap Steve sambil mengeluarkan kulup nya.
Air mata Yuanchi Juan berlinang, kekasih yang dia cintai, dengan tega nya memperkosa diri nya, serta menyuruh teman teman nya untuk bergiliran menikmati nya.
Cinta dan kasih sayang Yuanchi Juan, langsung berubah menjadi kebencian dan dendam yang luar biasa besar nya.
Namun baru saja celana Steve di lepas kan, secara tiba tiba dan tidak terduga duga, salah seorang keamanan apartment itu masuk, karena mendengar suara uh ah yang mencurigakan.
"Buk!" ....
"Buk!" ....
"Buk!" ....
Tiga kali tendangan judo, membuat dua pria yang memegang kaki Yuanchi Juan dan Steve sendiri terjungkal menabrak dinding.
Bapak A Jeong ini, meskipun sudah berusia paro baya, tetapi beliau ini pemegang sabuk hitam judo.
Malang nya, Steve ini terpelanting kearah meja rias, dan kepala nya membentur kaki meja rias itu hingga patah.
Sedangkan Steve nya sendiri pingsan dengan luka cukup serius di kepala nya.
Adapun kedua pemuda yang memegang kedua kaki Yuanchi Juan, tumbang semaput dengan kepala menabrak dinding.
Kini tinggallah kedua pemuda yang memegang kedua tangan Yuanchi Juan.
Baru saja kedua pemuda itu ingin melawan, dari luar apartment, masuk tiga orang keamanan apartment lagi.
Akhirnya ke lima pemuda ini diringkus dan diserahkan ke kantor polisi untuk di proses lebih lanjut.
Setelah peristiwa itu, Yuanchi Juan segera mengganti sandi pintu apartemennya itu.
Patah hati berat, membuat Yuanchi Juan tidak lagi mau mengenal seorang laki laki.
Tetapi sebenar nya, bukan cuma karena percobaan pemerkosaan yang gagal itu saja dia tidak lagi percaya pada laki laki.
Hal itu bermula ketika saat Yuanchi Juan sedang bersedih karena patah hati setelah nyaris diperkosa secara ramai ramai oleh kekasih nya sendiri, sahabat satu group K-Pop nya kedapatan berduaan dengan seorang pria paro baya yang sangat dia kenal di sebuah hotel mewah.
Sahabat nya Nuna Jong itu tertangkap basah berduaan dengan Antonius Juan papah nya sendiri.
Sebenar nya dia ingin sekali melabrak Nuna Jong, tetapi karena kasihan dengan sang mamah, terpaksa dia diam kan saja, menjadi rahasia diri nya sendiri.
Semenjak saat itu, kepercayaan nya dengan laki laki pupus hilang, trauma dan ketakutan menghasilkan ketidak percayaan nya kepada semua laki laki.
Dimata nya, semua laki laki itu sama bejad nya, yang tidak bejat itu cuma yang tidak terungkap serta tidak ketahuan saja. Namun pada asli nya, semua sama bejad nya.
Karena kekecewaan nya itu pula lah dia memutuskan keluar dari gemerlap panggung K-Pop.
Tidak lama setelah Yuanchi Juan keluar dari Seven Angels, group K-Pop itupun bubar karena pengganti sang Mega bintang nya tidak ada.
Banyak yang mencoba menggantikan Yuanchi Juan, tetapi tidak ada yang segemerlap Yuanchi Juan juga.
Lambat laun, group K-Pop ini sepi peminat, hingga tawaran show pun sepi, dan akhirnya bubar jalan.
Setelah menamatkan kuliah nya di Seoul, Yuanchi Juan di serahin oleh kakek nya Andi Juan untuk mengelola sebuah perusahaan kosmetik yang sudah nyaris tutup karena kalah persaingan.
Yuanchi Juan dengan kekuatan dan kegigihan nya, serta menjadikan diri nya sendiri sebagai bintang iklan produk kosmetik nya, akhirnya sedikit demi sedikit, dia berhasil menyelamatkan perusahaan nya dari kebangkrutan nya.
Untuk jerih Payah nya itu, Andi Juan, menyerahkan perusahaan itu menjadi milik Yuanchi Juan. Hingga kini dia menjadi CEO di perusahaan itu, sekaligus owner nya, karena tujuh puluh persen saham perusahaan itu, di berikan kakek untuk diri nya.
...----------------...
Yuanchi Juan tersentak kaget dengan saat punggung nya di tepuk oleh Deniar dengan cukup keras, hingga lamunan nya pun buyar.
"Ada apa sih Niar?" tanya Yuanchi Juan kurang suka dengan sikap sahabat nya itu.
"Habis kau tidak mendengarkan pak Usin bertanya pada mu, kita kemana?, ke kantor atau ke hotel lagi?" ujar Deniar mengulangi pertanyaan sopir Yuanchi Juan yang sedari tadi menanyakan hal itu.
"langsung ke kantor saja, aku mau istirahat, badan ku cape rasa nya" ujar Yuanchi Juan sambil menyandarkan tubuh nya di jok mobil.
Mobil pun segera meluncur kesebuah kawasan perkantoran yang semua nya berisi perkantoran yang mewah.
...----------------...
Di bandara internasional, siang itu nampak empat orang pria kekar warga negara asing mengenakan kacamata turun dari pesawat.
Ke empat pria itu mengenakan jas hitam, celana hitam, topi serta kaca mata hitam pula.
Berselang beberapa waktu kemudian, di belakang nya muncul dua orang pemuda dengan penampilan yang sama, seperti mengikuti ke empat orang pria paro baya bertubuh kekar itu.
Dengan bahasa inggris yang agak kaku, ke empat nya membicarakan sesuatu hal yang hanya di mengerti oleh ke empat orang itu saja.
"Joe!, bagai mana dengan penelusuran para anak buah mu, dapatkah mereka melacak pria yang kita cari itu?" tanya salah seorang dari mereka.
"Jack!, kalau dari data yang ada, pria yang kita cari itu sudah ditemukan, tetapi dia bukan orang kaya, apalagi konglomerat!" jawab rekan nya.
"Tugas kita mencari tahu siapa yang menyimpan dana satu milyar dolar itu, jangan sampai kita salah tangan, negeri ini tidak selemah yang kita bayangkan, agen rahasia negeri ini sesungguh nya lebih hebat dari agen Mossad atau CIA sendiri, BIN bukanlah agen kaleng kaleng, buktinya Mossad sendiri yang kata nya paling hebat, tidak bisa menembus mereka!" ucap Jack mengingatkan rekan rekan nya.
Seorang pemuda pedagang asongan menawarkan dagangan nya pada empat orang pria itu dengan berbahasa inggris.
Namun dengan kasar, salah seorang dari mereka menolak nya dan menyuruh pemuda itu menjauh.
Pemuda pedagang asongan itu kembali menawarkan dagangan nya kepada dua orang pemuda yang juga baru keluar dari airport itu. Kedua pemuda itu membeli dua botol kemasan air mineral, berbincang beberapa saat, lalu pergi.
...----------------...
Nun jauh di Utara, tepat nya di negeri kecil Brunandi, keluarga keturunan Nur Alam terpecah menjadi tujuh klan yang saling berdiri sendiri sendiri.
Yang pertama Klan Laksana Alam, putra tertua Datuk Nur Alam, lalu Klan Khaidir Alam, putra kedua Datuk Nur Alam.
Kedua klan ini menginginkan seluruh harta warisan dari Datuk Nur Alam harus dibagi rata sesuai hukum waris.
Klan yang ketiga adalah klan luar, yaitu Adi Badundun suami dari Ratna Alam dan klan Badron Bedugul suami dari Nuril Alam yang menginginkan semua harta Datuk Nur Alam jatuh kepada mereka.
Sedangkan Klan Khairil Alam yang di dukung oleh Mustika Alam, tidak ambil pusing, dibagi atau tidak, karena mereka sudah kaya raya sebelum nya.
Adapun Klan Jumadil Alam dan Klan Malik Alam, mereka juga terserah mana yang dianggap baik.
Diantara semua klan itu, yang paling keras adalah Klan Adi Badundun dan Klan Badron Bedugul ini. Konon mereka berdua ini mantan preman kota Perlis. Mereka ingin menguasai sepenuh nya, semua kekayaan dari Datuk Nur Alam.
Malam itu, di rumah Adi Badundun di daerah Sitaan kota Bandar Sri Brunandi, nampak beberapa orang sedang berbincang bincang masalah penting.
Hadir pula disitu, ada Badron Bedugul, dan kedua orang putra nya Jaidan dan Baidan.
"Bagai mana tindakan kita Bang Adi, Abang Laksana dan Abang Khaidir menyatakan bahwa seluruh harta warisan dari abah Nur Alam akan mereka bagi rata sesuai syariat Islam, bagai mana pendapat abang?" tanya Badron Bedugul pada Adi Badundun.
Kedua orang ini dahulu nya adalah kepala preman paling disegani di kota Perlis, namun setelah menikah dengan putri putri dari Datuk Nur Alam, mereka kecipratan jadi orang kaya, meskipun yang lain nya sibuk membuka usaha baru, dia masih terlena dengan harta kekayaan istri nya.
Karena tidak bekerja, saat yang lain nya mulai menapak puncak kejayaan, mereka marah jatuh dalam kemiskinan.
Hampir semua putra dari Nur Alam ini berhasil membuat usaha sendiri sendiri, hanya kedua menantu nya ini saja yang jatuh miskin.
Mendengar ucapan dari Badron ini, wajah Adi Badundun menjadi merah padam karena nya.
"Kita harus mencari cara agar semua harta itu jatuh ketangan kita, menurut desas desus, ada simpanan dari abah Nur Alam di Bank sekitar satu milyar dolar Amerika, bila ini bisa kita kuasai, biarlah harta yang lain nya mereka bagi bagi!" ucap Adi Badundun.
"Lalu siapa kira kira yang memegang uang itu bang?" tanya Badron.
"Nah itu masalah nya, aku sudah menyelidiki semua putra putri abah Nur Alam, tetapi belum membuahkan hasil sedikitpun juga, aku juga sudah menyewa gangster internasional untuk melacak keberadaan putra Firmansyah, barang kali dia yang mendapatkan warisan itu diam diam, dia kan pernah di tolong abah Nur Alam dahulu saat nyaris mati kecelakaan" ujar Adi Badundun.
"Kalau ternyata pemuda itu tidak mengetahui nya?" tanya Badron Bedugul.
"Ya jelas orang sini yang secara diam diam, ingin menguasai dana itu sendirian!" ujar Adi Badundun lagi.
"Apa tindakan kita bang?" tanya Badron Bedugul.
"Hhh!, kita selidiki siapa yang secara diam diam menyimpan dana itu, kapan perlu kita bunuh mereka semua nya, meskipun itu Aril sendiri!" ucap Adi Badundun nyaring.
Memang diantara semua putra Datuk Nur Alam, Datuk Khairil Alam atau Datuk Aril lah yang paling kaya raya, jalan itu karena dia menemukan ladang minyak di laut Utara yang sekarang sudah di garap nya sendiri.
...****************...
