NovelToon NovelToon
Bayang Dibalik Jejak

Bayang Dibalik Jejak

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Deskripsi Novel: "Bayang di Balik Jejak"

Di kota kecil Rivermoor yang diselimuti kabut, sebuah rumah tua bernama Rumah Holloway menyimpan rahasia kelam yang tidak pernah terungkap. Sejak pembunuhan brutal bertahun-tahun lalu, rumah itu menjadi simbol ketakutan dan misteri. Ketika Detektif Elena Marsh, yang penuh ambisi dan bayangan masa lalu, ditugaskan untuk menyelidiki kembali kasus tersebut, dia segera menyadari bahwa ini bukan sekadar pembunuhan biasa.

Jejak-jejak misterius membawanya ke dalam jaringan ritual gelap dan pembunuhan berantai yang melibatkan seluruh kota. Setiap langkah yang diambilnya memperdalam keterlibatannya dengan sesuatu yang lebih jahat daripada yang pernah ia bayangkan. Namun, ancaman terbesar justru datang dari bayang-bayang yang tak kasatmata—dan nama Elena ada di daftar korban berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGHADAPI KEBENARAN YANG TAK TERUNGKAP

Segalanya terasa begitu sunyi setelah dunia itu hancur. Elena merasa seolah dirinya terjebak dalam kehampaan tanpa waktu, tanpa dimensi. Hanya ada kegelapan pekat yang mengelilinginya, mencengkeram dirinya seperti bayangan yang tak dapat disingkirkan. Namun, di tengah keheningan itu, ada sesuatu yang terasa familiar, seakan dia sedang berjalan menuju kebenaran yang tersembunyi.

Setiap inci tubuhnya terasa terhimpit oleh tekanan yang tak terlihat. Elena mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba memahami apa yang terjadi. Waktu terasa berhenti, dan dia tidak tahu seberapa lama telah berlalu sejak dunia mereka runtuh. Namun, perlahan-lahan, dia bisa merasakan sesuatu yang berbeda di sekitar dirinya. Ada energi, getaran yang tak bisa dijelaskan, yang mengalir di udara, seperti suara bisikan yang tak bisa dipahami.

"Elena..." suara itu terdengar begitu dekat, namun juga begitu jauh, seakan berasal dari kedalaman jiwa. Itu adalah suara Liam, meski tidak ada wujud yang tampak.

Elena menatap sekelilingnya dengan frustasi. "Liam? Dimana kau? Apa yang terjadi?" Suaranya bergema, seperti terhisap oleh kegelapan yang tak terbatas.

Tiba-tiba, di depan Elena, sebuah cahaya perlahan muncul, semakin terang dan menyilaukan. Cahaya itu membentuk sebuah pintu, bukan pintu biasa—ini adalah pintu yang bergetar dengan kekuatan yang begitu besar. Ketika Elena melangkah mendekat, sebuah suara bergema melalui pikiran dan jiwanya, suara yang penuh dengan kebingungan dan kehampaan.

"Kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, Elena."

Dengan ragu, Elena menyentuh pintu itu, dan dalam sekejap, tubuhnya terasa terhisap ke dalam cahaya yang memancar. Dunia di sekelilingnya berputar, dan tubuhnya terasa seperti ditarik ke suatu tempat yang sangat jauh, ke dimensi yang berbeda. Akhirnya, dia terjatuh, dan dunia mengarahkannya pada satu titik—sebuah ruang besar yang penuh dengan cermin.

Namun, ini bukan cermin yang biasa. Setiap cermin ini memantulkan lebih dari sekadar bayangan fisik. Setiap cermin menampilkan gambar-gambar dari dunia yang telah dia tinggalkan. Gambar-gambar dirinya, namun dalam versi yang berbeda. Versi yang lebih kuat, lebih lemah, lebih gelap, dan lebih terang. Semua representasi dari dirinya, seolah-olah setiap keputusan yang dia buat menciptakan dunia yang berbeda.

Tiba-tiba, Elena melihat sebuah cermin yang berbeda dari yang lain. Di cermin itu, dia melihat dirinya sendiri—tapi bukan Elena yang dia kenal. Wajahnya hancur, matanya kosong, dan di belakangnya ada bayangan seorang pria yang sangat dikenal—Liam. Namun, dalam cermin itu, Liam bukanlah pria yang penuh harapan. Dia tampak lebih gelap, dengan tatapan kosong yang sama seperti wajah Elena.

"Ini bukan mungkin..." Elena berkata pelan, gemetar, matanya terbuka lebar melihat apa yang dipantulkan cermin itu. "Apa ini? Kenapa... kenapa ada bayangan seperti itu?"

Tiba-tiba, bayangan itu mengalir keluar dari cermin dan meraih Elena, seolah-olah mencoba menariknya ke dalam dunia gelap di baliknya. Elena berusaha menepis tangan bayangan itu, tapi tangannya terasa seperti dipenjara dalam cermin.

Suara makhluk itu kembali bergema, semakin jelas. "Kau belum memahami apa yang terjadi, Elena. Dunia yang kau kenal adalah cermin dari takdirmu yang lebih besar. Setiap pilihan yang kau buat menciptakan dunia baru, namun pada akhirnya, takdir ini akan tetap mengikatmu dalam lingkaran yang tak terputus. Dan Liam—dia adalah bagian dari eksperimen ini. Sama seperti kau."

Tiba-tiba, sebuah gambaran lain muncul di salah satu cermin. Elena melihat dirinya berlari melalui jalan yang sunyi, dengan bayangan hitam yang mengejarnya. Di jalan itu, dia melihat sebuah simbol—sebuah lambang yang sama dengan yang ada pada pedangnya. Pedang yang selalu menjadi simbol perjuangan dan harapan, kini muncul sebagai sesuatu yang jauh lebih gelap, seolah terkontaminasi oleh dunia yang tak pernah mereka tinggalkan.

"Liam..." Elena berbisik, suara serak, matanya dipenuhi ketakutan yang dalam. "Apa maksud semua ini?"

Bayangan yang ada di sekeliling cermin itu mulai berputar, menari-nari dengan tak terkendali, seperti gelombang tak berujung yang menenggelamkan segala sesuatu di dalamnya. Sesuatu yang lebih besar, lebih jahat, menanti mereka.

Elena merasa tubuhnya mulai terhimpit, seolah cermin-cermin itu merayap ke dalam pikirannya, mencoba menghisapnya. Tanpa sadar, dia mengangkat pedangnya, siap untuk menghancurkan cermin yang mengelilinginya, berharap untuk melarikan diri dari dunia yang tak berujung ini. Namun, pedang itu terasa lebih berat, seolah ada kekuatan yang mencegahnya untuk bergerak.

"Jangan kau coba menghancurkan takdir ini," suara makhluk itu berbisik kembali. "Apa pun yang kau lakukan, tak ada jalan keluar dari siklus ini. Kalian sudah terlalu jauh terperangkap."

Elena menggenggam pedang dengan keras, matanya berkaca-kaca. "Aku tidak akan terjebak dalam dunia ini lagi. Aku akan mengakhiri semuanya. Apa pun yang harus aku lakukan."

Namun, sebelum dia bisa melangkah lebih jauh, suara Liam kembali, kali ini lebih jelas, seperti dia benar-benar ada di sana, di sampingnya. "Elena… jika kita menghancurkan dunia ini, kita tidak hanya menghancurkan takdir kita. Kita akan menghancurkan segalanya. Kita akan memutuskan hubungan antara dunia ini dan dunia lainnya. Itu bukan hanya tentang kita berdua. Ini tentang semua dunia yang ada."

Elena terdiam, matanya penuh kebingungan. "Tapi jika kita tidak melakukan apa pun, maka kita akan terjebak selamanya. Kita akan tetap terkurung dalam lingkaran ini."

"Ini bukan hanya tentang kita," Liam menjawab, suaranya penuh penyesalan. "Ini adalah tentang apa yang kita siap untuk lepaskan, dan apa yang kita harus terima. Kadang-kadang, kita tidak bisa memilih jalan yang mudah."

Elena berdiri tegak, matanya menatap bayangan dirinya yang hancur di cermin. Dia tahu bahwa pilihan yang mereka buat akan menghancurkan lebih dari sekedar dunia mereka—itu akan mempengaruhi banyak dunia lainnya, dan mengubah segala yang mereka kenal. Apakah ada harapan untuk mengakhiri siklus ini? Apakah mereka bisa keluar dari permainan ini tanpa kehilangan segalanya?

"Kita harus memilih, Elena," Liam berkata lagi, lebih pelan, namun penuh dengan kekuatan. "Apa yang kita pilih akan menentukan takdir kita—dan dunia yang akan datang."

Elena menatap cermin itu satu kali lagi, merasakan berat keputusan yang harus diambil. Dunia ini, dunia yang telah terpecah dan terbentuk kembali, kini bergantung pada satu pilihan.

Dan saat dia memegang pedangnya, dia tahu satu hal pasti: keputusan ini tidak akan pernah berakhir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!