Halo semua nya. Ini novel author yang ke 3. Di novel ini pemeran utama nya agak berbeda dengan dua pemeran utama di novel author yang lain.
Selamat membaca, dan semoga kalian suka.
Setelah di selingkuhi, dan di tinggal nikah oleh sang kekasih, Mawar di jodohkan dengan anak dari majikan Bapaknya. Bukan nya Mawar tidak mau, hanya saja laki-laki itu bertingkah layak nya wanita. Bapaknya yang seorang supir keluarga itu, terpaksa menerima perjodohan Mawar dan Angga. Banyak yang di harapkan dari pernikahan mereka berdua. Entah bagaimana nasib Mawar selanjutnya.. Selamat membaca. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Mawar memakan kentang goreng nya dengan asyik. Ia pun sesekali menyeruput jus tomat kesukaan nya.
"Kamu, nggak pesan makan? Takut gemuk? Atau sedang diet. Eh, takut gemuk sama diet itu sama ya."
Lagi - lagi Mawar berbicara sendiri tanpa tanggapan apapun dari Angga. Sebenarnya, bukan Angga mengabaikan Mawar. Ia hanya begitu terpukau dengan wanita satu-satunya yang ada di hati nya sampai saat ini.
" Kok diam sih? Ilfeel ya sama aku. Bagus deh. Aku sih mau nya gitu. Biar perjodohan kita gagal. Hufh!"
"Aku siap menikah dengan mu!"
Suara bariton itu membuat Mawar menganga. Mengapa tiba-tiba suara Angga berubah. Bukan kah dia banci. Biasa nya banci yang ada di dalam khayalan Mawar itu, pasti melambai.
"Anak gadis kalau makan nggak boleh berantakan gini." Ucap Angga sambil mengambil tisu dan mengelap noda bekas jus tomat yang masih menempel di bibir Mawar.
"Memang nya kenapa kalau aku berantakan. Kita akan gagal menikah gitu?"
"Siapa bilang? Kalau kamu berantakan, tugas ku nanti yang akan membuat mu menjadi rapi."
Uhuk,,,
Mawar tersedak kentang goreng yang sedang ia makan. Apa-apa an Angga itu. Buat jantung nya deg deg ser.
Mawar memang cepat meleleh. Hanya saja gengsi nya juga besar. Apalagi yang membuat nya meleleh saat ini adalah laki-laki setengah wanita. Ralat. Bukan setengah, seperti nya seperempat.
"Jadi, apa kegiatan mu sekarang? Tanya Angga.
" Aku wanita pengangguran yang hanya merepotkan orang tua."
" Bagus deh kalau begitu. Berarti setelah menikah dengan saya, kamu akan menjadi istri saya sepenuh nya. Saya tidak suka menikah dengan wanita karir."
Lagi-lagi Mawar tergagap. Laki-laki jenis apa Angga ini. Ya, Mawar tahu dia memang dari spesies lain. Akan tetapi, semua yang di katakan Mawar ia malah suka.
Mawar jadi bingung, apa lagi yang harus ia lakukan agar Angga Ilfeel pada nya. Ia pasti akan di olok-olok jika memang jadi menikah dengan laki-laki cantik seperti Angga.
Bukan itu saja, ia pasti akan di katakan wanita Matre. Menikah dengan Banci demi harta. Uh, Mawar langsung galau.
"Memang nya pekerjaan mu apa? Kok bisa penampilan mu jadi cantik begini. Nanti aku di kira suka sesama jenis lagi."
"Aku fotografer. Dan aku suka gaya ku. Ada yang salah?"
"Salah besar! Aku nggak suka punya suami yang lebih cantik dari aku."
"Jika seperti itu, aku akan membuat mu lebih cantik dari ku."
"Tidak, aku nggak suka laki-laki gemulai. Apalagi nanti pas malam pertama. Pasti kamu nggak bakal nafsu sama aku. Pasti kamu selera nya sama laki-laki."
Mawar langsung menutup mulut nya. Apaan ni mulut. Bisa-bisa nya ngomong kayak gitu. Niat nya padahal mau buat Angga membatalkan pernikahan mereka. Tapi sekarang, seperti Mawar yang kelihatan murahan.
" Dari mana kamu tahu kalau aku nggak akan bernafsu saat melihat mu. Apa perlu kita coba sekarang?" Tanya Angga membuat Mawar terbungkam.
Mata Angga langsung menatap langsung ke arah Mawar, yang jantung nya sedang tidak baik-baik saja.
"Rani yang bilang. Punya mu itu nggak akan bisa berdiri kalau lihat perempuan."
Iya. Untung saja ia bisa mengkambing hitam kan Rani kali ini. Bukan kah memang benar Rani mengatakan hal itu.
"Jadi, apa selama ini ia pernah melihat ku? Atau pernah melihat milik ku?"
"Entah. Bisa jadi mungkin. Dia itu kan bisa merayu siapa aja. Apalagi dia menikah dengan calon suami ku setelah hamil anak nya. Ah, kok jadi curhat gini, ya."
"Jadi, kamu mau bukti?"
"Hah? Bukti apa?"
"Bukti kalau aku bakalan bernafsu lihat kamu."
"Nggak perlu!" Ucap Mawar sambil melotot.
"Tadi, kamu sendiri yang bilang."
"Bukan aku. Tapi Rani. Dia itu saudari aku dari Ibu yang berbeda."
"Nggak usah nyalahin orang lain, kalau memang kamu sendiri yang penasaran." Ucap Angga membuat Mawar malu.
Sebenarnya Mawar tidak bermaksud mengatakan hal itu. Hanya saya, ia sudah kehabisan kata-kata. Apapun yang ia katakan, Angga langsung bisa menjawab dan membalikkan kata-kata.
Ah, Mawar sungguh merasa sangat malu. Pasti Angga akan mengira ia wanita mesum. Tanpa Mawar sadari, Angga diam-diam tersenyum saat melihat tingkah laku konyol Mawar.
Rani, iya. Akan ia pelajaran wanita itu suatu saat nanti. Karena dia lah, Angga bisa menjadi seperti ini. Karena hasutan dari nya ia menjadi salah sangka kepada Mawar.
Mawar melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya. Ia sedang berfikir bagaimana cara nya untuk pergi. Akan tetapi, Angga seperti tahu dan bisa membaca isi pikiran nya.
"Kalau kamu sibuk, silahkan pergi sekarang juga. Aku nggak apa di tinggal sendiri di sini." Ucap Angga.
"Beneran?"
"Iya. Pertemuan kita cukup untuk hari ini."
Setelah berkata seperti itu, Angga kembali membaca majalah nya lagi. Ia menganggap Mawar sudah tidak ada di sana. Padahal Angga mau Mawar tidak pergi dan tetap bersama nya di sana.
Namun, itu hanya ada di dalam angan nya saja. Saat ia menurunkan majalah itu, Mawar sudah tidak ada pada tempat nya. Angga menghembuskan nafas nya kasar. Ia berfikir, apakah ia memang seburuk itu di mata Mawar.
*****
Mawar tiba di rumah beberapa jam kemudian setelah ia mutar-mutar tak tentu arah. Setelah pertemuan nya dengan Angga ia jadi bimbang.
Angga memang tidak gemulai akan tetapi penampilan nya itu. Mawar tidak mungkin menikah dengan seorang pria yang lebih cantik dari diri nya.
Sesampainya ia didepan rumah, tangan nya di tarik oleh seseorang.
"Reno, ada apa tarik-tarik? Nggak sopan sama kakak ipar." Ucap Mawar berang.
Bagaimana tidak, ia sangat kesal. Jantung nya masih belum pulih saat tadi bertemu dengan Angga. Dan sekarang adik ipar merangkap mantan pacar itu malah menarik nya ke semak yang ada di depan rumah.
" Apa benar kamu akan menikah dengan Banci itu, Mawar?"
"Kalau iya, emang kenapa? Masalah?"
"Kamu masih waras kan Mawar. Apa karena aku, kamu bisa jadi begini? Sadar Mawar. Laki-laki di dunia ini tu banyak. Kenapa harus menikah dengan Banci sih."
"Suka-suka aku dong. Kok kamu yang sewot sih. Urus saja itu istri mu yang sedang hamil."
"Apa karena dia kaya?"
"Oh jelas sekali. Setidak nya setelah menikah. Kami nggak akan tinggal serumah sama mertua dan ipar. Ups." Ucap Mawar sambil menutup mulut nya.
Reno berang saat mendengar kata-kata Mawar. Memang benar sih apa yang dikatakan Mawar. Akan tetapi, ego nya berkata lain.
Tiba-tiba saja ia ingin mencium Mawar, dan dengan tenaga super Mawar menendang burung kebanggaan nya itu.
"Dasar mesum!"