MASIH ADAKAH CINTA UNTUKKU?

" Rizal kau tahu kenapa papa panggil kamu kemari?"

" Tidak "

" Apakah kamu ada masalah keluarga sama Wina?"

" Apakah mama beritahukan pada papa tadi?"

" Ya. Mama marah marah sama papa dan sekarang papa juga kena marah sama mama kamu!"

" Maafkan saya pa. Tapi sungguh saya juga sangat memprioritaskan pekerjaan saya papa. "

" Ya papa tahu kamu selama ini selalu berusaha untuk menjadi laki laki yang bertanggung jawab dan bisa menyelesaikan semua tugas kamu. Tapi kamu tidak seimbang dalam hal ini."

" Bagaimana saya harus seimbang pa. Semua tanggung jawab berat itu ada di pundak saya. Papa tahu sendiri bukan jika semua itu harus menunggu saya. Jika saya tidak ada di tempat semua kru pasti kesulitan pa!"

" Ya papa sebagai penanggung jawab di sini , papa tahu sekali kau sangat sibuk. Tapi hati wanita memang beda sebab kau dan Wina memang sudah menikah selama hampir satu tahun ini."

" Jadi berikan waktu juga untuk dia.."

" Tapi pa bagaimana dengan mereka yang berlatih? Mereka pasti akan kesulitan jika Tidak ada saya di sana."

" Begini saja. Mulai besok beri sedikit waktu ringan untuk kru film. Kita atur penyuntingan film hanya delapan jam saja bagaimana?"

" Bila butuh syuting malam kita datang menjelang sore sampai malam. Tapi jika pagi maka kita pagi sampai sore saja bagaimana? Selebihnya kau bisa berdua sama Wina dan melakukan tugas kamu juga sebagai suaminya . Ingat kamu suami sah Wina kau juga harus berikan lengkap Rizal. Nafkah lahir dan batin harus seimbang Rizal."

Afrizal menunduk dan tak lagi sanggup menatap mata abu abu pria yang menjadi atasan dan papa mertuanya itu.

Sungguh hal ini sangat menyakitkan baginya. Ada setitik bening di tangan Afrizal yang jatuh dan dia hapus segera.

Ada sesak yang begitu menekan batinnya. Sungguh dia tidak ingin melakukan hal itu. Tapi status mereka memang sah.

" Ya Tuhan saya tidak bisa menerima ini semua. Bagaimana bisa saya harus meniduri wanita yang sama sekali tidak ada di hati ini. Tapi keadaan ini sungguh membuat saya frustrasi. Yang saya cinta yang saya rindu dan yang ingin saya buat dia mendesah juga bukan Wina tapi saya juga tidak bisa melarikan diri lagi. Hah bisakah Engkau buat mereka tidak mendesak saya lakukan itu, pada wanita yang bahkan saya tidak kenal selama ini."

Mata Afrizal begitu kosong dalam pandangan. Hatinya jauh mengembara ke kota yang tenang dan penuh cinta itu.

Walaupun hanya tujuh hari...

Afrizal pun melangkah ke ruangan kerjanya. Dia kembali mempertimbangkan semua lagi.

" Apakah semua ini harus berakhir seperti ini?"

" Apakah saya memang serba salah dan selalu salah?"

" Tak mampukah saya hidup bahagia dengan apa yang saya selalu rindukan dan cinta?"

" Masih adakah kesempatan yang masih diberikan untuk saya???"

" Begini amat ya akhirnya hidup saya ini. Demi meraih cita cita saya. Saya harus tinggalkan semua yang ingin saya miliki . Malah menerima apa yang seharusnya tidak saya inginkan sama sekali...?"

" Hidup ini sangat menyedihkan sekali. "

" Apakah saya tidak berhak bahagia?"

" Haruskah saya benar benar akan menyakiti dia seutuhnya????"

" Ya mungkin dia sudah sangat hancur dan sakit bukan??? Dan semua itu gara gara saya??? Saya malah menikam dia dengan dalam juga. "

" Wina saya akan berikan apa yang kau minta . Tapi jangan salah kan saya jika kau pun akhirnya menerima dan menanggung neraka mu sendiri Karena telah menyeret saya seperti ini. Selamanya kau akan merasakan rasa bersalah dan sakitnya saya saat kau jebak dan kau tipu saya dulu...!?? Kau sungguh wanita ular yang licik yang bisa lakukan apapun yang kau mau. Tapi mari kita bermain bersama dengan saya sekarang. Permainan ini baru mulai."

" Fuck you.... Shit... Saya akan berikan kau rasa yang tak akan pernah kau inginkan. "

" Karena kau yang paksa aku untuk begini!!!!"

Afrizal pun bergegas untuk ke area parkir dan langsung melesat ke jalanan membelah keramaian saat itu.

...****************...

 Di rumah mewah di kawasan perumahan elite itu tampak sebuah rumah kokoh nan mewah dan megah dengan angkuhnya berdiri di tengah perumahan elite tersebut.

Afrizal akhirnya pulang.

Wina Sangat bahagia melihat suami yang dia nikahi selama hampir satu tahun itu akhirnya datang dan pulang kembali ke rumah tersebut.

Wina langsung menyambut suaminya pulang dengan semangat dan hati yang berbunga bunga.

Tapi sambutan itu hanya ditanggapi acuh dan dingin oleh laki laki tersebut.

Tatapan matanya yang dingin, wajahnya yang keras dan kaku diam tanpa kata apapun.

Langkah lebarnya langsung menuju kamar mereka. Kamar yang tidak pernah dia singgahi sejak dia awal menikah.

" Mas kamu pulang saya bahagia sekali mas. " ucap ceria dan manja serta centil khas Wina.

" Mas kamu mau kemana?"

" Mandi!"

" Oooh iya sudah saya siapkan tadi karena mama katakan mas pulang malam ini."

Tanpa menggubris celoteh manja istrinya , Afrizal naik saja ke kamar Utama dan masuk mandi.

Shower itu dia buka keras dan mandi di malam itu terasa tidak dingin sama sekali karena panasnya tubuh dan hatinya.

Tak lama dia pun selesai, dilihat Wina sudah menanti di tepi ranjangnya.

" Mas sudah selesai. Ini baju tidur nya mas..saya bantu pakaikan ya?"

Wina yang tampil dengan lingerie nya membuat mata Afrizal sakit sebenarnya. Afrizal suka wanita yang biasa dan tidak memperlihatkan bagian tubuhnya pada siapapun termasuk dirinya.

Gaya pakaian Wina yang selalu terbuka dan mengekspos bagian tubuh setiap kali keluar itu hanya buat Afrizal jengah.

Tapi malam itu Afrizal membiarkan Wina seperti itu.

Tanpa banyak kata diraihnya tubuh Wina dan diberikannya ciuman dan pelukan yang keras dan kuat pada Wina.

Afrizal pun telah menarik semua kain di tubuh Wina , yang buat Wina sangat terkejut saat diperlakukan kasar seperti itu.

" Mas... Mas Rizal... berhenti mas... Sakit mas... Kamu jangan seperti ini. Aku istri kamu mas, bukan wanita penghibur yang kau bisa lakukan kasar seperti ini...?!!!"

" Bukankah ini yang kamu mau aku lakukan hingga kamu ancam aku di depan papa dan mama kamu, tanpa kamu tahu apa yang jadi beban dan tanggung jawab ku disana? Bukankah kau yang selama ini selalu menyeret aku sesuka hati kamu dan dengan berbagai cara kau jerat dan jebak aku... Hanya karena obsesi kamu miliki aku. Jadi sekarang aku akan berikan semua yang kau mau kau diam saja. Dan trima?!!

Afrizal pun melakukan semua dengan kasar. Atas tubuh istrinya sendiri.

Dia tak lagi peduli teriakan kesakitan yang dialami oleh Wina.

Afrizal sebenarnya hanya melampiaskan apa yang juga dia butuhkan dia tahan selama hampir setahun itu.

Tanpa belas kasihan Afrizal bergoyang menghentak dan menikmati permainan kasar dia itu pada istrinya.

Afrizal benar benar menggempur istinya malam itu tanpa ampun dan tanpa rasa iba sedikit pun bahkan dia sebenarnya sangat membenci itu semua.

Hingga Wina yang tak lagi mampu imbangi suaminya yang kalap itu menjadi pingsan.

Tapi Afrizal tak peduli dia lakukan sepuas dirinya.

Setelah selesai dan tuntas. Afrizal pun pergi mandi dan meninggalkan tubuh pingsan Wina yang dia tutup selimut begitu saja.

Afrizal kembali ke tempat kerjanya tengah malam dan akhirnya tidur lelap di sana.

Sungguh tak ada rasa apapun yang dia rasakan saat sama Wina .

...****************...

Bagaimana sikap wina nantinya?

Bagaimana juga kisah kehidupan Afrizal ke depan ?

Bersambung...