Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekian purnama
"Tante" ucap Riski Raditia, menyapa sang tante yang sedang fokus pada ponselnya, sampai tidak sadar jika Riski sudah ada dihadapannya.
"Hem?? sebentar!!" ucap Bu Merry yang mendengar suara Riski Raditia, tapi dia tidak jelas mendengar apa yang di ucapkan Riski karena terlalu fokus pada layar ponselnya.
"Tante!!!!" ucap Riski menekan ucapannya.
"iya, sebentar ini sedikit lagi." ucap Bu Merry yang belum juga selesai dengan ponselnya "Duduk dulu!!"
Tanpa menjawab Riski langsung mendudukan tubuhnya, dan karena pasti akan lama menunggu, Riski memilih untuk menyalakan poselnya.
Riski mulai membuka aplikasi diponselnya, Yang terhubung dengan sebuah cctv dan kalian bisa menebak dimana kamera cctv itu berada.
Ya benar, cctv yang terhubung pada ponsel Riski berada diruangan kerja Julya, ternyata selama ini tanpa sepengetahuan Julya Riski selalu memantau dirinya saat bekerja.
"Masih belum bisa move on?" sebuah kata keluar dari mulut Bu Merry, saat dia dengan sengaja mengintip apa yang sedang dilihat Riski.
"Begitulah, sulit melupakannya."
"Bagai mana tidak sulit, jika tiap hari kamu terus memantaunya."
"Hehe" sebuah senyuman terlukis dibibir Riski karena kebodohannya, berniat melupakan Julya, tapi setiap hari dia selalu memantau julya.
"Hehe, hehe, sudah ayo bersiap semua orang sudah tante kumpulkan diruang rapat."
"Ya ayo!" ucap Riski sambil mematikan layar ponselnya.
Sementara Julya yang tiba-tiba diminta untuk keruang miting lagi, langsung panik seketika, karena baru juga beberapa jam yang lalu dia dari sana.
"Aduh... ini ada apa lagi, kenapa harus kesana lagi sih," ucap Julya yang tidak tahu kenapa dia di panggil keruang rapat.
Dan karena banyak berpikir, Julya hampir telat, alhasil dia harus melangkah tergesa-gesa, agar bisa sampai tepat waktu.
Sebelum masuk ruang rapat Jujur Julya takut setengah mati, takut di tegur lagi dihadapan banyak orang, dan hal itu sukses membuatnya hanya mondar-mandir didepan pintu masuk ruang rapat.
Apa yang dilakukan Julya saat itu, sungguh membuat semua orang yang ada didalam ruang rapat tersenyum, karena melihat Julya yang seperti sebuah setrikaan.
"Naila, suruh dia masuk!!" ucap Ibu Merry yang ingin segera memulai rapat.
"Jul, kamu kenapa gak langsung masuk? apa kamu lupa jika ruangan ini hanya dihalangi dinding kaca, bukan tembok?"
"Lupa Mbak," sungguh malu karena pasti orang-orang didalam sudah mentertawakannua sejak tadi. Jika boleh rasanya ingin Julya menolak untuk ikut rapat, selain malas karena pasti dia selalu mendapat teguran diruang rapat, dia juga malas karena malu ketahuan mondar-mandir didepan pintu, tapi apalah daya dia harus tetap masuk.
Julya terus menunduk tanpa mau melihat kearah lain karena merasa malu, dan karena hal itu juga Julya tidak sempat melihat Riski didekat Bu merry.
"Baik karena semua sudah berkumpul, jadi saya akan memulai rapat kali ini."
"Maaf sebelumnya saya mendadak mengumpulkan kalian semua disini, karena ada hal yang harus saya sampaikan."
"Srperti yang sudah kalian dengar, saya akan berhenti bekerja setelah menikah, dan karena alasan itu saya mengumpulkan kalian untuk memperkenalkan keponakan saya yang akan menggantikan saya."
"Radit!!!" panggil Bu merry yang memanggil sang keponakan dan Radit tentu langsung berdiri dan dia terlebih dulu memberi penghormatan pada semua orang, dengan menundukan kepalanya sebentar.
"Selamat siang semuanya, perkenalkan nama saya Raditia, saya keponakan Bu Merry, dan mohon kerja sama kalian kedepannya" hanya sampai disitu perkenalkan Raditia atau Riski.
Deg.
Julya yang tadi menunduk tentu langsung mengangkat kepalanya, saat dia mendengar suara seseorang yang sudah tiga bulan ini dia rindukan, namun saat melihat orang yang berbicara rasa kecewa yang dia dapat.
"Kenapa suaranya mirip banget," batin Julya, dan karena hal itu dia menatap Radit dengan tajam, dan Radit tentu menyadari hal itu, sampai berkata "Jadi dia menyukai orang gendut, berkacamata juga jenggotan, pantas saja aku yang berpenampilan seperti kemarin tidak dilirik."
Radit yang sudah selesai memperkenalkan diri tentu langsung duduk kembali, dan semua yang dilakukan Radit setelahnya terus dipantau oleh Julya.
Ada rasa senang dalam hati Radit karena pada akhirnya dia mendapatkan perhatian Julya, wanita yang sudah beberapa tahun dia kenal juga cintai.
Namun sayang dalam kebahagiaannya ada setitik rasa kecewa, karena Julya lebih menyukai dirinya yang seperti ini, tubuh berisi cenderung gendut, brewokan, berkumis walau tipis dan pakai kacamata orang-orang kutu buku.
Namun begitu, rasa senangnya ternyata lebih dominan dari pada rasa kecewanya, toh dirinya orang yang sama bukan, alhasil rasa bahagianya itu tidak bisa ditutupi dan terlihat jelas Di wajahnya yang terus berseri-seri.
*
"Cie, yang tadi terus ditatap" goda Bu Merry yang tahu alasan wajah Radit berseri-seri, sampai rapat usai, dan mereka sekarang berada diruangan bu Merry.
"Iyalah, secara setelah sekian purnama, akhirnya aku mendapatkan perhatiannya,"
"Lebay"
"Cek, bukan lebay Tan, ini tuh memang beneran, Tante tahu sendiri kan, sejak kapan aku menaruh rasa padanya, tiga tahun Tan dan selama tiga tahun itu tante hitung saja berapa purnama yang sudah aku lewati."
"36"
"Tuh tahu, jadi kenapa bilang lebay, dan Tante lihatkan tadi, dia menatapku bagai mana, sungguh rasanya ingin kupeluk dia saat itu juga."
"Dasar bucin, sudah ayo kita makan siang, cacing diperut tante sudah berdemo." ucap Bu merry mengajak Radit makan siang, dan mereka berencana makan dikantin kantor, sekalian memperkenalkan Radit pada semua karyawan mereka.
Sampai di kantin kantor, Radit tentu mencari Julya orang yang dia sayang dan cinta, namun sayang Jukya tidak ada ditempat biasa dia duduk.
"Tan, dia kemana? apa sudah tidak ketempat ini lagi?" tanya Radit yang memang tidak tahu tentang Julya saat ini, karena dia memang tidak pernah menanyakan keadaan Julya pada siapa pun, termasuk sang tante, Alasannya tentu karena merasa cukup dengan memantau gerak gerik Julia didalam ruang kerjanya saja.
"Tidak tahu," jawab Bu merry yang memang tidak mengetahui hal itu.
"Kalau Mbak Nai?"
"Disana, dipojok," tunjuk Mbak Naila.
"Kenapa dia pindah tempat?"
"Kurang tahu, tapi sepertinya karena tidak ada yang mau berteman lagi dengannya," ucap Naila memberitahu pendapatnya.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏