"Lucy,kau harus mengambil minuman yang diberikan untuk papa ku. Jangan sampai papa meminum itu,tolong aku "
Bisik hendri saat hendri melihat Lucy sedang berdiri di balkon aula hotel itu dan menghirup udara malam dari sana, lucy terkejut melihat kehadiran Hendri tapi dia tak bisa mengatakan apa pun .
Lucy yakin kalau minuman itu pasti mengandung sesuatu yang bisa menjebak Pak Hadinata, hingga akhirnya lucy berjalan cepat ke arah pak hadinata dan mengambil gelas yang berada ditangan pria tua itu.
"Lucy,apa yg kau lakukan ? " tanya Hadinata
Lucy bingung,dia menatap semua orang yang berada didekat mereka saat ini . Lucy tidak menjawab dan langsung meminum nya ,kemudian dia pergi dari sana.
Hendri melotot melihat apa yg dilakukan oleh Lucy,lucy ngak perlu meminum nya sehingga saat ini terlihat tubuh lucy yang mulai kepanasan.
Hadinata yg melihat gelagat ngak benar dari lucy,dia pun mengikuti lucy hingga akhirnya dia melihat Lucy yang berjalan menuju lorong kamar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Hendri mendekati Regina, dia duduk dipinggiran tempat tidur milik Citra. Tatapan mata nya terlihat tajam,membuat Regina merasa semakin bingung.
Cup
Mata Regina melotot,dia tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Hendri. Hendri mencium kening nya begitu saja, membuat dia terkejut dan terpaku di tempat nya .
"Mama...."
Regina baru saja ingin menampar wajah Hendri dan Hendri tau itu,karena Regina sudah mengangkat tangan nya tapi suara kecil yang lucu itu terdengar dan menyelamatkan nya.
Hendri yang tadi nya membelakangi tempat tidur,kini berbalik dan tersenyum menatap ke arah gadis kecil yang masih berbaring di atas tempat tidur pasien.
"Hallo Citra,sudah sehat ?" sapa Hendri yang memang sudah duduk dipinggiran tempat tidur milik Citra .
Citra tersenyum,wajah nya masih sedikit pucat membuat Hendri merasa kasihan. Hendri melihat tangan Citra yang sudah tidak di infus lagi,dia pun membantu citra untuk duduk tapi bukan nya duduk. Citra malah ingin meminta gendong pada Hendri,Hendri pun menggendong nya dan membawa citra ke lantai.
Hendri duduk dilantai didepan bungkusan dan paperbag yang di letakan dilantai oleh Lucy dan Maria,dia memangku tubuh kecil milik Citra dan memeluk nya. Hendri mengambil salah satu bungkusan yang berisi kotak,dia membuka nya dan terlihat wajah Citra tersenyum senang .
Boneka barbie dengan segala pakaian dan perlengkapan nya,membuat citra menatap ke arah Hendri dengan mata yang bersinar. Apalagi saat hendri memberikan boneka itu pada citra,Citra terlihat sangat senang sekali .
"Ini untuk Citla?" tanya gadis kecil itu.
Hendri menganggukan kepala nya, Citra langsung menatap ke arah Regina. Regina menggelengkan kepala nya, dia ngak mau anak nya menerima hadiah yang mahal dari seorang pria. Siapa pun itu,dia ngak ingin membuat Citra berharap seperti dirinya yang mengharapkan suami nya dulu
Melihat Mama nya menggelengkan kepala nya, Citra langsung merenggut dan memberikan boneka yang tadi dia pegang pada Hendri. Dia berusaha untuk berdiri tapi ditahan oleh Hendri,Hendri mengerti kalau Citra mengikuti keinginan mama nya tapi dia dapat melihat bagaimana Citra yang sangat merindukan sosok papa .
"Citra,sekarang saya adalah calon papa nya Citra. Citra mau punya papa seperti om Hendri kan? Semua ini milik Citra,Papa Hendri hanya ingin memberikan Citra saja. Jika Citra ngak mau maka papa akan membuang nya ,kasihan mereka ngak akan ada yang mengurus nya lagi" ucap Hendri dengan pelan dan dapat di dengar oleh Regina.
Regina melotot,dia tak percaya jika Hendri mengatakan hal itu pada Citra. Dia tidak ingin membuat Citra merasa sedih karena harus berharap pada Hendri,apalagi dia yakin kalau keluarga Hendri tidak akan menerima dirinya yang bukan hanya wanita miskin tapi seorang janda dengan anak pula.
"Ma....hhmmm,apa boleh Citla mengulus meleka?" tanya Citra dengan mata yang berkaca kaca,Regina merasa sedih mendengar nya tapi kemudian dia menganggukan kepala nya.
"Hhmmm....pak Hendri,bisa kita bicara berdua ?" ucap Regina dengan tegas,dia ingin membuat Hendri menjauhi mereka . Dia ngak mau anak nya berharap pada Hendri,dia takut jika nanti nya anak nya merasa sedih .
"Bicara apa ? Mengenai hubungan kita ? Kita akan menikah dan tinggal bersama jika Citra menerima ku sebagai papa nya, Citra mau kan kalau mama menikah dengan papa Hendri ?" ucap Hendri dengan santai tanpa melihat wajah Regina yang sudah melotot, dia tak percaya kalau Hendri mengatakan hal yang ngak masuk akal .
"Hendri" bentak Regina dengan cukup kuat,bukan nya marah . Hendri malah tertawa ,begitu juga dengan Citra . Kedua nya tertawa bersama, membuat Regina semakin terkejut.
"Apa sayang ? Kamu kok ketus banget sih ?" ucap Hendri sambil menatap ke arah Regina dengan tawa yang belum berhenti .
Citra juga melakukan hal yang sama,dia malah berbalik dan memeluk tubuh Hendri seperti hendri adalah papa kandung nya. Hal yang sudah lama sekali tidak di lihat oleh Regina,dia tidak percaya kalau wajah Citra bisa sebahagia ini tapi rasa takut itu masih ada.
Regina takut jika nanti nya keluarga Hendri menolak dirinya ,atau mungkin keluarga Hendri menerima nya tapi tidak menerima Citra. Hal yang tidak ingin dia lakukan ,dia ingin hidup bersama anak nya. Bagaimana pun keadaan mereka,dia tetap ngak ingin berpisah dengan anak nya .
"Mama sedang berantem dengan papa Hendli ya? Makanya tadi papa Hendli mencium mama karena ingin membuat mama tidak marah lagi ya,memang nya papa Hendli membuat salah ya?" tanya Citra dengan pelan ,Citra takut mama nya marah pada papa baru nya dan akhirnya dia tidak bisa bertemu dengan Hendri lagi.
Citra baru pertama kali bertemu dengan Hendri,tapi dia sudah merasa nyaman dan tidak ingin berpisah dengan Hendri. Mungkin karena ketulusan Hendri pada Regina dan Citra ,makanya Citra merasa nyaman .
"Citla setuju ma,mama sama papa Hendli saja. Citla mau tinggal sama papa Hendli " jawab Citra dengan pelan,Regina hanya menghela nafas nya dengan kasar.
"Sayang,Citra baru bertemu dengan om Hendri. Om Hendri juga ngak bisa lama disini,om Hendri banyak kerjaan " ucap Regina dengan pelan,dia mengambil tubuh Citra dan menggendong nya lalu meletakan nya diatas tempat tidur.
Citra masih memegang boneka barbie , dia menatap ke arah mama nya dan papa baru nya . Dia tidak ingin melihat mama nya sendirian menangis saat malam,sering sekali Citra melihat mama nya menangis setelah mendapatkan panggilan telpon dari nomor yang tak tersimpan di ponsel mama nya.
Citra pernah melihat nya ,dia ingin melindungi mama nya dari orang yang menyakiti mama nya. Tapi dia masih kecil,dia butuh orang dewasa yang bisa menjaga dan melindungi mama nya ,apalagi wanita yang pernah mengaku istri dari papa nya yang dulu ingin mengambil nya dan tinggal bersama mereka . Hal itu membuat Citra semakin takut,dia yang masih kecil sudah mengerti kalau papa nya hanya ingin mengambil nya karena mereka belum memiliki anak .
Regina menarik tangan Hendri dan berniat untuk keluar dari ruangan itu ,tapi tiba tiba pintu terbuka sebelum Regina dan Hendri keluar. Terlihat pasangan paruh baya masuk dengan santai,membuat Regina melotot dan terkejut.
Regina melepaskan genggaman tangan nya pada Hendri,dia berdiri terpaku ditempat nya. Tubuh nya terasa tegang,Hendri menyadari hal itu. Kemudian Hendri melihat ke arah citra yang sudah turun dari tempat tidur dan berlari mendekati Hendri,dia merasa ketakutan .
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘