Erika gadis biasa yang harus bekerja keras untuk menyambung hidup karena dia menjadi tulang punggung keluarga.
Namun karena parasnya yang cantik membuat gadis seumurannya iri terhadapnya karena banyak pemuda desa yang ingin mendekatinya.
Hingga suatu hari Erika harus terjebak dalam situasi yang membuat dirinya harus terpaksa menikahi seorang pria asing yang tidak di kenalnya karena kecerobohannya sendiri dan di manfaatkan oleh orang yang tidak menyukainya.
Tara, nama pria itu yang bekerja di salah satu proyek perumahan di desa Erika.
Bagaimanakah kisah Erika dan Tata menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Saya nikah kan engkau dengan Putri saya yang bernama Erika Zahra Amanda dengan uang sebesar Satu juta rupiah di bayar tunai" ucap ayah sambil menjabat tangan pria asing itu.
"Saya Terima nikah dan kawinnya Erika Zahra Amanda binti Alam sanjaya dengan mas kawin uang satu juta rupiah di bayar tunai"balas Pria asing itu dengan lancar.
" Sah"sahut semua warga yang hadir.
Aku dan pria itu langsung menandatangani kertas yang membuktikan jika kami sudah menikah.
"Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri" ucap pak kades dan aku hanya diam saja.
Lalu aku melirik pria di sampingku yang sekarang sudah menjadi suamiku. Pria asing yang baru berapa jam aku temui bahkan aku tidak mengenalnya sama sekali.
Aku langsung melirik mama dengan wajah sedih.
"Ma" panggil ku dengan wajah sedih.
"Sabar sayang, kejadian ini pasti akan ada hikmahnya"ucap mama menenangkan ku sambil mengusap punggungku.
" Ayo kita pulang"Ajak ayah. Aku pun mencoba bangun namun kaki ku sakit dan aku tidak bisa berdiri.
"Kaki kamu kenapa? " tanya Ayah.
Aku dan pria asing itu saling pandang. "Dia keseleo pak" jawab nya.
"Kok bisa? " tanya bapak.
"Nanti saja di rumah cerita nya" ujar mama dan langsung mengajak ayah pulang.
"Tara, bantu Erika pulang" titah mama dan pria itu hanya mengangguk.
"Abang mau ngapain? " tanya ku saat dia membungkuk.
"Gendong kamu" jawabnya santai lalu benar-benar gendong aku membuat aku langsung pegangan di lehernya karena takut jatuh.
Setelah sampai di luar dia menurunkan aku dan menyuruh aku naik ke motor ku dan dia yang membawa motor ku. Sampainya di rumah,aku kali ini gak di gendong melainkan di papahnya sampai masuk rumah.
"Baju kamu kenapa pada kotor Erika? " tanya mama yang melihat keadaan baju ku yang kotor terkena tanah saat jatuh tadi.
"Aku kan sudah cerita sama mama kalau aku jatuh bukan habis mesum" jawab ku dengan nada kesal.
"Mama gak nuduh kamu kaya gitu Erika" tegas mama.
"Ya terus kenapa kalian gak bantu aku buat jelasin ke semua orang? " tanya ku masih kesal.
Namun sekarang yang jawab bukan mama melainkan ayah "Keadaannya sudah tidak memungkinkan untuk menjelaskan apa yang terjadi karena yang mereka tahu kalian itu sudah mau berbuat tidak senonoh" dengan suara sedikit keras karena membuat adik ku bangun.
"Sudah kalian tidur sana sudah malam juga" titah ayah dengan nada tinggi dan aku pun langsung bangkit dan berjalan masuk kamar. Namun pria itu tidak mengikuti ku jika ayah tidak menyuruhnya ikut aku.
Saat di kamar dia hanya berdiri saja tidak bicara apa-apa.
"Mau abang dulu apa aku yang ke kamar mandi? " tanya ku.
"Kamu saja dulu" jawab nya. Aku pun langsung mengambil handuk dan baju karena gak mungkin aku di baju di kamar.
Saat keluar dari kamar mandi aku terkejut saat melihat mama berdiri di depan kamar mandi.
"Mama ngagetin saja" ucap ku sambil menyentuh dada.
"Kasih ini sama pria itu" titah ibu sambil memberikan sarung dan kaos oblong punya ayah. "Gak mungkin dia tidur dengan pakai baju kotor" lanjut mama.
Aku pun mengangguk lalu masuk dan menyerahkan baju dan sarung. "abang ganti baju karena gak mungkin tidur pakai baju kotor begitu" ujar ku.
Dia pun mengambilnya lalu pergi ke kamar mandi. Aku pun duduk di tepi tempat tidur sambil melihat kaki ku yang sakit. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan membuat kepalaku melihat ke arah pintu dan betapa kagetnya saat melihat sosok pria asing yang sekarang menjadi suami ku Kian Nara Dirgantara atau disebut Tara terlihat ganteng dengan memakai kaos oblong dan sarung.
"Ada yang salah? " tanya nya karena aku terus menatapnya
"Gak ada" jawab ku sambil memalingkan tatapan ku.
Dia berjalan mendekati ku "Aku tidur dimana? " tanya nya.
Aku langsung menunjuk di sampingku membuat dia terkejut.
"Sementara abang tidur di sini tapi abang jangan macam-macam" ucap ku.
Dia pun mengangguk dan langsung naik ke tempat tidur. Tempat tidurku memang sedikit besar jadi cukup untuk berdua malah masih bisa di sekat sama guling namun aku tidak mau takut dia berpikiran jika aku benci dia.
Saat aku akan mengajaknya bicara dan melihat ke arahnya eh ternyata tuh orang sudah tidur saja.
"Gampang banget tidurnya " pikirku.
Aku pun langsung membaringkan tubuhku namun aku tidak bisa tidur karena mengingat kejadian barusan karena hanya ke salah pahaman aku harus berujung menjadi istri orang.
"Tapi kenapa namanya tidak asing ya! " pikirku "Tapi dimana aku mendengarnya".Aku terus bergumam.
" Tau ah,mending tidur sudah hampir jam dua pagi aku masih belum tidur"gumam ku lalu menutup mata.
Pagi nya aku bangun saat mendengar kumandang adzan. Karena sudah biasa jadi aku langsung bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu sholat. Selesai sholat biasanya aku tidur lagi bahkan aku lupa jika saat ini aku sudah menjadi seorang istri dan bahkan aku lupa jika di sampingku ada seorang pria.
Baru saja menutup mata tiba-tiba pintu kamar di ketuk.
"Siapa sih" kesal ku sambil membuka pintu.
"Bangun jangan tidur lagi" ucap mama sambil memukul jidat ku.
"Sakit ma" keluh ku.
"Bangun bikin sarapan, lihat tuh suami kamu sudah bangun" ujarnya dan aku langsung melihat ke belakang ternyata benar dia sudah gak di tempat tidur.
"Cepat bangun" peringatan mama.
"Iya ma" jawab ku sambil menutup pintu dan berjalan ke kamar mandi masih dengan kaki yang sakit. Keluar dari kamar mandi aku langsung membantu sang mama untuk menyiapkan sarapan. Setelah selesai Aku memanggil ayah dan Tara untuk sarapan.
"Abang mau kemana sudah rapi? " tanya ku yang memang selalu kepo.
"Ke proyek karena hari ini banyak kerjaan sekalian ambil baju" jawab nya dan membuat aku langsung diam karena selalu kepo dengan urusan orang.
Mama sama Ayah cuman tersenyum karena memang udah tahu sifat anaknya. Setelah sarapan benar saja bang Tara langsung pergi dan aku minta ayah untuk mengantarkan aku ke tukang pijat untuk mengobati kaki ku yang sakit.
Setelah pulang dari tukang pijat dan masih duduk di luar tiba-tiba ada ibu-ibu yang lewat yang langsung membicarakan aku tentang kejadian semalam.
"Makanya punya anak gadis tuh di jaga bukannya di izinkan keluyuran malam" ucapnya.
Aku hanya diam saja karena masih bisa di maklum.
"Iya ya, terus kasihan ya gak bisa dapetin si Rusli anaknya juragan sayur dia malah cari kuli bangunan" timpal ibu yang satunya.
Aku yang hendak membalas ibu-ibu itu tiba-tiba mama menyiramkan air dan membuat kedua ibu-ibu itu pergi karena takut kena siram. Aku yang melihat tingkah mama hanya bisa tertawa puas karena kekonyolan mama. Mama santai saja sudah bikin orang jantungan juga.