NovelToon NovelToon
ENDING (Akhir Dari Cinta Dan Dendam)

ENDING (Akhir Dari Cinta Dan Dendam)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Kembar / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Inka

Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?

Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Di mansion Jonas

Callista meringkuk di atas sofa sembari memeluk boneka kesayangannya. Ia tidak bisa tidur dengan lelap setelah kepergian kedua orang tuanya.

Tok

Tok

Tok

"Nona, saya mau menyiapkan air hangat dan obat flu untuk Anda."

"Tidak perlu Nanny. Aku bisa sendiri." ujar Callista dengan suara sedikit keras.

Kepala pelayan itu langsung berlalu dari sana mendengar perkataan Callista.

#

#

#

Disisi lain

Kalix menemani kedua putranya sepanjang hari di rumah sakit. Ia menyerahkan semua pekerjaannya kepada Aston.

Kalix tersenyum tipis melihat wajah kedua putranya. "Kalian sangat mirip dengan Papa."

Ceklek

Saat pintu terbuka dari luar, Alice masuk ke dalam sembari membawa makan malam dan pakaian ganti untuk putra dan kedua cucunya.

"Mama tidak perlu repot-repot membawanya. Kalix bisa meminta Aston membeli pakaian baru untuk kami."

"Mama kebetulan singgah di mansion mandi, berganti dan menyiapkan makan malam dari rumah. Lagian Mama sudah membawanya. Kamu tidak perlu menambah beban pekerjaan Aston." ujar Alice meletakkan makan malam untuk putranya di atas meja.

"Mandilah terlebih dahulu. Mama yang akan menjaga kedua putramu."

Alice menyerahkan paper bag berisi pakaian kepada putranya.

Kalix menerima paper bag dari ibunya dan masuk ke dalam kamar mandi. Kebetulan kamar rawat kedua putranya berada di kamar VVIP. Jadi, di dalam kamar itu sudah tersedia ruangan tamu, kamar mandi dan lainnya.

Saat Kalix sudah masuk ke dalam kamar mandi. Alice melangkah kearah box bayi kedua cucunya. Tiba-tiba kedua bola mata wanita paruh baya itu berkaca-kaca.

"Grandma tidak tahu bagaimana jalan pikiran Papa kalian. Andaikan Mama kalian ada disini bersama kalian. Mungkin kalian tidak akan masuk ke rumah sakit dan dipaksa tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu sejak lahir."

Kedatangan kedua pengasuh cucunya kembali menyadarkan Alice. Ia membalikkan tubuhnya dan tersenyum tipis menatap keduanya.

"Mereka sudah tidur. Kalian bisa istirahat sebentar di ruangan tamu." ujar Alice tersenyum tipis.

Tak beberapa lama Kalix keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar dan pakaian yang casual.

"Kamu mau kemana?" tanya Alice meneliti penampilan putranya.

"Kalix mau keluar sebentar, Ma. Kalix memiliki pekerjaan penting bersama Aston. Kalix akan kembali agak larut malam. Lebih baik Mama juga istirahat. Sepertinya kedua putraku sudah merasa lebih baik."

"Apa kamu tidak berniat mempertemukan keduanya dengan Catherine? Bagaimanapun, Catherine masih harus menyusui kedua putramu."

"Kalix akan mempertimbangkannya, Ma." ujar Kalix sebelum keluar dari kamar rawat putranya.

Di parkiran rumah sakit, Aston sudah menunggu Kalix. Hari ini mereka memiliki pertemuan penting dengan seorang klien investor asing dari luar negeri.

"Tuan, saya sudah menemukan informasi yang Anda inginkan."

Beberapa hari yang lalu Kalix meminta Aston menyelidik identitas Catherine. Karena Ia merasa wanita itu bersikap sangat berbeda dengan Catherine di dalam cerita beberapa teman dekat Felix di masa lalu.

"Kirim saja ke email ku. Aku akan melihatnya nanti."

Sepanjang perjalanan hanya keheningan malam yang menemani mereka. Aston memutuskan fokus mengemudi, dan Kalix memperhatikan hiruk-pikuk jalanan ibu kota.

Tanpa sengaja Kalix melihat seorang wanita yang sangat familiar turun dari taksi dan berjalan di pinggir trotoar dengan tatapan kosong.

"Hentikan mobilnya!" tegas Kalix buru-buru turun dari mobil.

Aston spontan menginjak rem saat mendengar ucapan tegas Kalix.

Kalix berlari kearah jembatan dan berniat menghentikan tindakan wanita itu.

Wanita itu naik ke atas jembatan dan memejamkan kedua matanya. Air mata wanita itu tiba-tiba luruh membuat hati Kalix terasa tidak nyaman.

"Catherine! Apa yang kau lakukan! Turun dari sana!" teriak Kalix dengan wajah panik.

Callista seakan tidak peduli dengan ucapan pria itu. Ia berdiri di atas jembatan dan menatap kebawah jembatan dengan tatapan penuh kesedihan.

Saat Callista berniat melompat dari atas jembatan, Kalix langsung menarik tubuh wanita itu dan terjatuh di dalam pelukannya.

"Apa yang kamu lakukan! Apa kau mau bunuh diri! Apa dengan bunuh diri hidup mu akan berubah lebih baik!" bentak Kalix dengan emosi yang menggebu-gebu.

Dengan wajah datar Callista mendorong tubuh pria itu dengan kasar. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Callista membalikkan tubuhnya dan berlalu dari sana.

"Berhenti mencari perhatian! Lama-lama orang akan muak memahami sikap kekanak-kanakan mu!" cemooh Kalix dengan wajah kesal.

Callista menghentikan langkahnya dan menatap wajah Kalix dengan tatapan penuh kebencian.

"Aku tidak pernah berharap dipahami olehmu! Bahkan aku tidak pernah mau mencari perhatian mu! Andaikan aku mengetahui identitas mu lebih awal. Aku tidak akan pernah mau jatuh cinta kepada pria seperti mu!"

"Jika Tuhan memberikan ku kesempatan kedua, aku tidak mau dipertemukan dengan pria seperti mu!"

"Rasanya air mataku sudah habis menangis kematian kedua orang tuaku. Bahkan sekarang aku merasa air mataku terlalu mahal menangis mu!"

Callista tersenyum miris sebelum membalikkan tubuhnya dan berlari menjauh dari Kalix.

"Tuan, apa Anda tidak mau mengejar Nyonya muda atau mengantarnya kembali?"

"Tidak perlu! Biarkan dia kembali sendiri!"

Dengan wajah kesal Kalix masuk ke dalam mobil dan menatap tajam kearah depan. Ia masih bisa melihat punggung Callista yang semakin mengecil.

Tak berselang lama, mobil yang ditumpangi Kalix kembali melaju. Dari jarak 200 meter mereka melihat kerumunan orang-orang.

Aston yang penasaran dengan situasi itu langsung menurunkan laju kendaraannya.

"Hentikan mobilnya!"

Lagi-lagi Kalix meminta Aston menghentikan mobil di tengah jalan.

"Baik, Tuan. Saya akan menepi terlebih dahulu."

Aston tidak mungkin menghentikan mobilnya di tengah jalan menganggu para pengguna jalan.

Kalix turun dari mobil dan berlari kearah kerumunan. Ia terpaku saat melihat tubuh seorang wanita sudah tergeletak dengan genangan darah di aspal.

"Ca-Catherine..." lirih Kalix dengan suara bergetar merasa familiar dengan pakaian yang dikenakan wanita itu.

Tanpa berpikir dua kali Kalix langsung membalikkan tubuh wanita itu dan semakin panik saat melihat Catherine tergeletak tak bergerak.

"Tidak! Catherine! Wake up!" teriak Kalix dengan suara bergetar.

1
merry jen
AP sakira in Calista yaa
Senja
sampulnya sama kek cerita aku🤣
merry jen
itu model y suka kalik gmnn kbryy tuu ,,moga perbuatan kebongkarr yaa jgnn ksh hdp enkk tu cwee
merry jen
kalikk kalik dh mnggll istrimu br nyesall kmuu ,,l perbuatan mu kejamm dnkhinn di ambil anky dr mm kndung,,dceraiin pulaa Dann dtngkpp dan mertuamu mnggll jg krnn muu ,dhh bnykk tu dosamuu kalik wkkkkkk ,,moga istrimu GK mmgglll itu cm akl aklnn y untuk buat kmu mnyesll
merry jen
jahat x kalik andai gk nahan Calista mngkin mmy Kalista gk dtabrak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!