NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Istri Keduanya

Ternyata Aku Istri Keduanya

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Pembantu
Popularitas:290.2k
Nilai: 5
Nama Author: TK

Rania terjebak dalam buayan Candra, sempat mengira tulus akan bertanggung jawab dengan menikahinya, tapi ternyata Rania bukan satu-satunya milik pria itu. Hal yang membuatnya kecewa adalah karena ternyata Candra sebelumnya sudah menikah, dan statusnya kini adalah istri kedua. Terjebak dalam hubungan yang rumit itu membuat Rania harus tetap kuat demi bayi di kandungannya. Tetapi jika Rania tahu alasan sebenarnya Candra menikahinya, apakah perempuan itu masih tetap akan bertahan? Lalu rahasia apakah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3 Mendekatinya Lebih Dahulu

Saat sedang mencuci piring, Rania tersentak seseorang mengejutkannya dari belakang sambil memanggil namanya. Kepalanya lalu menoleh dan melihat Candra lah yang mengejutkan nya, pria itu terkekeh kecil karena berhasil mengerjai nya. 

"Saya kaget, kirain siapa," ucap Rania sambil tersenyum. 

"Memangnya siapa lagi yang tinggal di sini? Kan cuma saya sama kamu," timpal Candra, "Kamu sih fokus banget cuci piring, sampai gak sadar saya pulang."

"Maaf Tuan."

"Tidak apa, jangan terlalu serius juga."

Rania ingin melanjutkan acara cuci piringnya itu, tapi fokusnya menjadi terbagi karena Candra yang terus merangkul bahunya, posisi mereka pun bersebelahan. Kenapa pria itu masih di sini sih memperhatikannya? Rania kan jadi tidak nyaman. 

"Em Tuan, saya sudah siapkan nasi goreng untuk sarapan," ucap Rania. 

"Oh iya saya kan belum sarapan, kamu sudah makan belum?"

"Sudah tadi duluan, maaf ya?"

"Gak papa, tapi nanti kita makan bareng aja."

Rania hanya tersenyum kikuk mendengar ajakan itu, tidak tahu juga harus menanggapi bagaimana. Saat rangkulan Candra di bahunya lepas, Rania langsung bernafas lega. Kalau dipikir, Candra itu sering sekali melakukan kontak fisik dengannya. Entah sengaja atau tidak. 

"Saya penasaran, kenapa kamu mau kerja jadi pelayan begini?" tanya Candra yang sedang makan. Kebetulan posisi mereka saling berhadapan. 

"Mencari pekerjaan di desa lumayan sulit, kalau ke luar kota pun saya tidak bisa karena tidak tega meninggalkan Nenek sendiri di sini."

"Kamu tinggal dengan Nenek kamu sebelumnya?"

"Iya, orang tua saya meninggalkan saya saat kecil."

"Begitu ya."

"Menurut saya kerja itu apa saja, yang penting halal dan masih bisa saya lakukan. Saya tidak gengsi kerja jadi pembantu, yang penting dapat pekerjaan."

Candra tersenyum tipis, "Kamu memang perempuan baik ya, saya bisa langsung baca karakter kamu."

"Benarkah?"

"Padahal kalau semisal kamu ke kota dan melamar jadi model atau artis sepertinya akan diterima."

"Saya tidak mengerti begituan, saya juga sedikit malu."

"Kenapa malu? Kan kalau jadi model dan artis bisa terkenal, gajinya pun lebih banyak. "

"Saya pernah membayangkan, tapi sepertinya saya tidak nyaman untuk melakukan itu."

"Hm ya sudah, apapun pekerjaan kamu asalkan buat kamu nyaman dan betah saja."

"Iya Tuan."

Sambil makan, Candra tidak bisa melepaskan pandangannya sedikit pun dari Rania. Sebagai lelaki normal, Candra tentu memiliki ketertarikan seksual pada pelayannya yang cantik dan seksi itu. Apalagi Rania terlihat polos, ingin sekali Candra mainkan sampai puas kalau bisa. 

"Oh iya Rania, saya hampir lupa," ucap Candra. 

"Iya Tuan, ada apa?"

"Sore ini teman-teman kerja saya akan datang dari kota, mereka akan singgah dulu di sini, tapi tidur di penginapan lain. Kedatangan mereka ke desa untuk ikut melihat perkebunan di sini."

"Berarti saya harus siap-siap ya Tuan?"

"Iya, kamu bisa masak lebih banyak untuk nanti makan malam?"

"Saya usahakan Tuan, tapi sepertinya mampu."

"Kalau merasa lelah, nanti saya minta Pak Rudi cari seseorang untuk bantu kamu masak deh. Gimana?"

"Boleh deh Tuan, saya juga takut keteteran. Kalau boleh tahu, memangnya teman kerjanya berapa orang?"

"Gak banyak kok, cuma berempat."

"Kalau begitu tidak usah, saya sendiri saja yang masak."

"Kamu yakin bisa sendiri?"

"Iya," angguk Rania. 

"Baiklah, saya percayakan semua ke kamu ya."

Melihat bahan-bahan makanan di dapur yang tidak terlalu banyak, membuat Rania siang itu ke pasar membeli cukup banyak bahan makanan dan bumbu. Tadi juga sempat menanyakan makanan apa saja yang harus dibuat, Candra menyerahkan semua kepadanya, tapi hanya meminta nasinya diganti dengan nasi wangi. 

Di pukul tiga sorenya, Rania mulai sibuk di dapur. Untung saja Ia bisa masak, jadi tidak terlalu cemas dan khawatir makanannya tidak akan enak. Hanya saja yang Rania khawatirkan itu, tamu dari kota keburu datang sedangkan makanan belum siap. 

"Hah akhirnya selesai juga," desah Rania bangga sendiri. Terlihat di atas meja makan sudah banyak hidangan. 

"Rania," panggil Candra memasuki dapur. 

"Iya Tuan?"

"Sudah selesai?"

"Sudah, untung saja tepat waktu."

"Kerja bagus, kamu memang hebat."

"Terima kasih, tapi sudah menjadi tugas saya."

"Tenang saja, nanti saya akan berikan bonus."

"Hehehe makasih Tuan."

Candra melihat jam tangannya, "Mereka sedang di jalan, sebentar lagi juga sampai. Mending sekarang kamu mandi, berpakaian rapih ya."

"Iya Tuan, kalau begitu saya permisi."

Walaupun di sini Rania hanya bekerja menjadi pelayan, tapi tentu Ia harus berpakaian rapih dan enak dipandang, apalagi akan ada tamu terhormat. Tepat setelah Ia mandi, suara ramai di depan membuatnya langsung bergegas ke sana. 

"Silahkan masuk," ucapnya menyambut. 

Terlihat ke empat pria tampan yang sepertinya seumuran dengan Candra malah terdiam memperhatikannya. Ditatap sedalam itu, membuat Rania jadi gugup sendiri. Apakah ada yang aneh dengannya? 

"Wah siapa nih? Ternyata si Candra udah nyiapin dulu hahaha."

"Berarti malam ini bakalan seru dong pestanya."

Kernyitan terlihat di kening Rania mendengar perkataan dari mereka yang terkesan ambigu, membuatnya bingung sendiri. Rania lalu terkejut saat seorang pria mendekatinya dan merangkul bahunya. Tetapi dengan cepat Rania melepaskan diri dan berdiri agak menjauh. 

"Kenapa?" tanya pria itu, "Ayolah santai aja, gak usah malu-malu gitu."

"Maaf Tuan, tapi saya di sini bekerja menjadi pembantu."

"Hah? Masa sih?" tanya mereka tidak percaya.

"Iya, perkenalkan nama saya Rania."

Tidak lama terdengar suara langkah kaki mendekat, terlihatlah Candra yang baru datang. Ke empat teman kerjanya itu pun langsung berpelukan seperti teman yang sudah lama tidak bertemu saja. Rania hanya diam memperhatikan sambil bingung harus bagaimana. 

"Rania, tolong bawakan minuman ya untuk mereka," perintah Candra. 

"Baik Tuan." Rania pun segera pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman. 

Saat akan kembali ke ruang tamu, suara ramai obrolan dari para pria itu terdengar dengar jelas. Langkah Rania lalu terhenti mendengar obrolan mereka yang sepertinya sedang membicarakannya. Bodohnya, Rania malah menguping. 

"Beneran cewek tadi itu pembantu di sini?"

"Iya," jawab Candra, "Kenapa emangnya?"

"Kok bisa sih ada pembantu cantik seksi gitu? Bohong pasti."

Candra terkekeh kecil, "Awalnya gue juga gak percaya, tapi dia emang beneran jadi pelayan di villa ini."

"Wih kalau gitu, lo bakalan betah dong di sini selama sebulan."

"Iya lah, betah banget."

Merasa tidak mau berlama-lama membuat mereka menunggu, dengan memberanikan diri Rania pun menghampiri dan menghidangkan minuman itu di meja. Rania menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, tubuhnya sampai merinding sendiri. 

"Silahkan Tuan," ucapnya. 

"Makasih Rania cantik, minumannya pasti bakalan lebih enak karena buatan kamu," gombal seorang pria yang tadi merangkul bahunya. 

Rania hanya tersenyum tipis lalu melenggang pergi dari sana. Berlama-lama bersama kelima laki-laki itu entah kenapa membuatnya tidak nyaman, Rania seperti merasakan aura tidak enak dari mereka. 

1
Nor Asikin
Luar biasa
Astrid Kusuma Wardhani
refleks bukan repleks.
Nora♡~
Waaaaww... hebat.... Tahniah yaa thor dan terus lah berkarya...
Benita Lestiyorini
Sudah cepetan nikah, bikin adek. Daffin biar diasuh Papanya sama Mama Livia.
Benita Lestiyorini
Ya iyalah Yoga... Chandra itu ayah kandungnya. Kamu blm apa2 sdh mengenalkan dirimu panghil Papa untuk si Daffin.
Benita Lestiyorini
Makanya Rania kamu sbg ibunya hrsnya dari bayi mengenalkan papa aslinya, bukan Papa Yoga.
Benita Lestiyorini
Apalagi Chandr dg Livia tdk akan bisa punya anak. Daffinlah satu2 nya tumpuan harapan Chandra. Kasihan bila dipisahkan dr Papanya.
Benita Lestiyorini
Kalau sy malah berharap Daffin tetap berada dalam asuhan ke dua org tunya.
Benita Lestiyorini
Meski tk ngapa2in itu tdk boleh.
Benita Lestiyorini
Heiy...Yoga tunggu sampai Rania resmi berpisah dg suaminya dulu. Heran ya kelg Rania ini memang ky ngebebasin Rania yg msh status suami org bisa bebas di kamar dg pria lain.
Benita Lestiyorini
Ingat Rania, kamu dinikahi sah oleh Chandra, bayi itu darah daging Chandra, sampai detik melahirkan pun kalian belum reami beecerai, kok kamu sdh berani menjalin hub dg pria.
Benita Lestiyorini
Bagaimanapun tidak etis seorang wanita melahirkan ditungguin bukan mahromnya.
Benita Lestiyorini
Kalau aq tetap berharap anak Chandra akan diasuh ayah kandungnya kalau Chandra sehat lg.. Bukn ayah tiri.
Benita Lestiyorini
Ih Rania, begitu mudahnya nempel laki ya. Ingat kamu hamil tua, anak Chandra, orngnya msh koma. Kamu sdh mesra2an sm laki laki lain. Bener memalukan.
Benita Lestiyorini
Aslinya hati Rania msh tertambat pd Chandra, begitupun sebaliknya Chandra jg ada rasa sm Rania, apalagi ada anak sbg ikatan mereka.
Benita Lestiyorini
Katanya seminggu lagi Rania mau lahiran ?
Benita Lestiyorini
Sudah tepat Rania. Demi kebahagiaan rumah tangga Chandra.
Benita Lestiyorini
Akhirnya damai
Benita Lestiyorini
Jangan2 itu jebakan saja Rania.
Benita Lestiyorini
Bukannya Rania belum ceri dari Chandra ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!