NovelToon NovelToon
Asupan Lorong Kehidupan

Asupan Lorong Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Preman / Penyelamat
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Miftahur Rahmi

Di sebuah desa kecil bernama Pasir, Fatur, seorang pemuda kutu buku, harus menghadapi kehidupan yang sulit. Sering di bully, di tinggal oleh kedua orang tuanya yang bercerai, harus berpisah dengan adik-adiknya selama bertahun-tahun. Kehidupan di desa Pasir, tidak pernah sederhana. Ada rahasia kelam, yang tersembunyi dibalik ketenangan yang muncul dipermukaan. Fatur terjebak dalam lorong kehidupan yang penuh teka-teki, intrik, kematian, dan penderitaan bathin.
Hasan, ayah Fatur, adalah dalang dari masalah yang terjadi di desa Pasir. Selain beliau seorang pemarah, bikin onar, ternyata dia juga menyimpan rahasia besar yang tidak diketahui oleh keluarganya. Fatur sebagai anak, memendam kebencian terhadap sang ayah, karena berselingkuh dengan pacarnya sendiri bernama Eva. Hubungan Hasan dan Fatur tidak pernah baik-baik saja, saat Fatur memutuskan untuk tidak mau lagi menjadi anak Hasan Bahri. Baginya, Hasan adalah sosok ayah yang gagal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miftahur Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayah yang gagal

Saat keduanya orang tua Fatur bercerai dan fatur frustasi.

Akhirnya, setelah mengetahui kenapa Vino sering membullynya. Fatur menyadari hidup Vino juga sama sepertinya. Luka bathin yang selama ini dia rasakan membuatnya menjadi pribadi keras.

Fatur menghela napas panjang. Ternyata bukan dia sendiri yang merasa hidup paling hancur. Ternyata banyak juga para anak-anak mendapatkan tekanan bathin dari keluarganya sendiri. Fatur sangat menyesal telah membuat Vino meninggal dunia.

Sore itu, Fatur memutuskan mengunjungi makam Vino, setelah dia mendatangi makam Astuti. Dia membaca yassin dengan pelan. Air matanya mengalir. Perkelahiannya dengan Vino memenuhi pikirannya.

Flashback

Fatur bermain basket untuk melepaskan rasa lelah. Ketenangannya di usik saat musuh.

"Gimana kabarnya orang kaya turun takhta? Frustasi ya, karena baru saja jatuh miskin?" ejek Vino menatap Fatur sinis.

Vino tahu, Fatur baru saja mengalami masalah. Ibu dan ayahnya bercerai dan tidak mau bertanggung jawab pada anak-anaknya. Fatur melempar bola sembarangan, menatap Vino tajam. Menarik nafas panjang, lalu menghembusnya perlahan. Fatur menatap orang itu, dengan tatapan yang tak kalah, sinisnya.

"Seharusnya kau tak perlu bertanya. Tentu kamu sudah melihat, yang kulakukan sekarang, dan kau telah merusak moodku." Fatur mendekati Vino.

"Seharusnya, kau diam saja. Jangan kebiasaan mencampuri urusan orang lain." ujar Fatur dingin.

“Pergi dari hadapanku. Sebelum ku patahkan tulang belulangmu." ancam Fatur.

Bukannya takut dapat ancaman dari Fatur. Vino malah tersenyum.

"Waw. Orang miskin melawan..." Vino bertepuk tangan, dan tertawa dengan keras. Menyepelekan Fatur.

“Lihat guys. Orang miskin ini masih berani melawan, walaupun udah jatuh miskin.” Laki-laki itu berbicara dengan keras pada teman-temannya.

“Jika kau laki-laki, aku tantang kau. Kita bertarung secara jantan." tantang vino. Yang ditantang dengan senang hati menerima tawaran itu. Maka tak terhindari lagi, sebuah perkelahian hebat, terjadi diantara keduanya. Keduanya memiliki ambisi untuk saling, membunuh.

“Hentikan..." teriak seorang perempuan, menengahi perkelahian, itu. Namun naas baginya. Dia terkena pukulan Vino, yang membabi buta menyerang Fatur. Astuti jatuh meringis kesakitan.

“Apa kau baik-baik saja?" tanya Fatur khawatir. Fatur melirik kearah Vino yang hendak kari. Fatur ingin mengejar Vino, tetapi Astuti melarangnya.

"Aku akan merasa baik-baik saja, jika kau tidak berkelahi lagi. Kenapa kau selalu saja melakukan hal ini Fat? Apa yang kau, lakukan ini tidak baik, bagi dirimu dan orang lain. Jadi, berhentilah untuk tidak berkelahi lagi. Ku mohon, berhentilah melakukan hal yang merusak dirimu, sendiri." Ujar Astuti memelas.

“Bukan aku yang memulainya..." jawab Fatur cuek.

“Tapi kamu tidak boleh terpancing emosi, olehnya..." Astuti menatap Fatur dalam. Berharap Fatur akan mengerti, apa yang dia katakan dan tidak lagi, melakukan hal-hal yang merugikannya dan orang lain.

“Sudahlah tidak usah dibahas..." potong Fatur cepat. Astuti hanya bisa mengembuskan nafas panjang. Kata-katanya tidak akan pernah didengar oleh Fatur yang kepala batu itu.

“Aku tidak ingin kau disakiti Fat..." ujar Astuti memelas menatap Fatur sedih.

“Diamlah! Kau tidak seharusnya ingin menghentikan perkelahian tadi, dan membuat dirimu terluka..." jawab Fatur sengit.

Dia buang muka, ketika Astuti menatapnya, dan ingin berbicara lagi. Fatur segera menempelkan satu jarinya kebibir Astuti. Kode. Supaya dia lebih baik diam saja. Fatur membantu Astuti berdiri. Lagi-lagi seseorang merusak suasana hati Fatur. Kehadiran Eva ditengah-tengah mereka. Membuat Fatur semakin murka. Eva menghampiri Fatur dan mendorong tubuh Astuti menjauhi Fatur.

“Pergi!" usir Eva.

“Untuk apa kau kesini?" bentak Fatur geram, menatap mata Eva garang.

"Tak seharusnya kau berada ditempat ini. Kau tidak pantas berada ditempat ini. Pergi dan bersenang-senanglah dengan kekasihmu itu." teriak Fatur geram. Membuat dua wanita itu, terkejut.

“Pergi! sebelum aku melakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal." Fatur geram.

“Aku dengar dirimu berkelahi dengan Vino. Jadi aku kesini untuk menemuimu..." ujar Eva gugup. Ketakutan.

“Apa pedulimu menemuiku pergi!” bentaknya.

“Aku ingin tetap bersamamu disini..." jawab Eva pelan.

“Aku tidak sudi bersama seorang wanita simpanan sepertimu disini. Pergi Menjijikan. jawab Fatur semakin berang.

“Apa yang kau katakan?"

“ Kenyataan!"

“kau tega sekali mengatakan itu padaku. Tega sekali kau Fat...”

“Kau telah menghancurkan kebahagian keluargaku dan aku. Jadi pergilan bersenang-senang diatas tangis orang-orang yang kau sakiti." ujar Fatur dingin.

“Sayang..." Eva meraih tangan Fatur. Fatur melepaskan tangan itu kasar.

“Jangan pernah lagi,l panggil aku dengan sebutan itu. Aku tidak tertarik lagi padamu, wanita perusak rumah tangga orang. Demi uang, kau rela menjual dirimu sendiri. Keterlaluan..." semakin dingin nada suara Fatur, semakin tajam pula tatapan yang dia beri pada mantan kekasihnya tu.

“ Aku masih mencintaimu”

“ Aku membencimu. Aku muak denganmu” teriak Fatur lagi dan eksekusi terakhirnya, Fatur menampar wajah perempuan itu lagi.

“Pergi atau kau akan mendapatkan sesuatu yang lebih parah dari itu.”ancam Fatur. Fatur memapah Astuti menjauh dari situ.

"bagaimana seorang ayah bisa membuat seorang anak yang masih berumur 18 tahun, bisa melakukan kekerasan dan sebagainya. Apa fungsi seorang ayah disana? Kenapa bisa membuat anak yang polos menjadi berandalan? Dimana sosok ayah yang bisa mengajarkan kebaikan? Kamu telah gagal menjadi seorang ayah, ayah... Kamu juga gagal menjadi seorang suami." by Fatur Hasan Bahri.

Fatur tersedu saat berusaha menghabiskan bacaan yassinnya. Wajahnya basah karena airmatanya.

Setelah berjuang keras menghabiskan membaca Yassin, Fatur menunduk dalam. Lalu menghela napas panjang. Matanya lekat memandang batu nisan.

"Maafkan aku Vino." ucapnya. Suaranya bergetar. "Aku salah... Aku jahat... Aku yang telah mengambil nyawamu." Ia berhenti sejenak, berusaha menahan air mata yang hampir tumpah.

"Tapi aku janji, aku akan menebus semuanya. Sebagai gantinya, aku akan menjaga ibumu. Umi kita bersama sekarang."

Fatur terdiam, membiarkan keheningan menyelimuti hatinya. Ia memejamkan mata, berdoa dalam hati agar arwah Vino mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. Rasa bersalah yang menghimpit dadanya perlahan berubah menjadi tekad. Ia tahu tak ada yang bisa menghapus masa lalu, tetapi ia percaya bahwa masih ada kesempatan untuk memperbaiki masa depan.

Ketika berdiri, Fatur menatap nisan itu untuk terakhir kalinya sore itu.

 "Selamat tinggal, Vino. Aku janji... aku akan melindungi umi seperti aku ingin melindungi keluargaku sendiri." Dengan langkah mantap, ia pergi meninggalkan makam, membawa semangat baru untuk menebus dosa-dosanya.

Halimah ibu Vino, kini menjadi tanggung jawabnya. Ia tahu perjalanan ini tak akan mudah, tapi Fatur yakin bahwa ini adalah jalannya untuk menjadi lebih baik.

Beberapa hari setelah itu, Fatur mulai sering mengunjungi rumah Halimah. Awalnya, wanita paruh baya itu terlihat canggung setiap kali melihat Fatur datang. Ia tahu siapa Fatur anak yang sering bermasalah dengan Vino semasa hidup. Namun, Halimah tidak pernah tahu bahwa konflik mereka ternyata berakhir tragis.

Hari itu, Fatur membawa beberapa bahan makanan. Ia mengetuk pintu rumah kecil yang hampir selalu tertutup. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka perlahan. Halimah muncul dengan wajah lesu, rambutnya sedikit berantakan, dan lingkar hitam di bawah matanya menunjukkan kurang tidur.

Fatur selalu menemui Halimah dan memberikan uang dan kebutuhan lainnya. Juga memastikan Halimah aman dirumahnya. Kebahagian seorang Fatur Hasan Bahri sekarang adalah, melihat senyum uminya dipagi hari dan disere harinya. Bahagianya sederhana. Ingin membuat Halimah bahagia.

"Bagaimana bisa seorang gadis yang masih duduk di SMA menjadi simpanan suami orang? Serendah itukah cinta orang zaman sekarang? Rela merendahkan harga diri demi uang. Harusnya belajar jadi anak pinter, agar sepuluh tahun akan datang tidak jadi beban orang tua." by Fatur Hasan Bahri.

1
Ikan Teri
/Casual/
Miftahur Rahmi23
Ayo tebak siapa yang teror Hasan dan Eva?
Graziela Lima
Cerita yang mampu.
Miftahur Rahmi23: Makasih kak udah mampir. semoga suka ya, dengan ceritanya
total 1 replies
Ming❤️
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
Miftahur Rahmi23: udah upload chapter 4 kak, tapi belum disetujui sama editor. makasih ya kak, udah mau baca novel saya. jika ada salah dalam penulisan, apalagi titik koma nya, harap di koreksi ya kak. maklum masih amatir kak😥😃
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!