Siapa sangka niatnya merantau ke kota besar akan membuatnya bertemu dengan tunangan saudara kembarnya sendiri.
Dalam pandangan Adam, Emilia yang berdiri mematung seolah sedang merentangkan tangan memintanya untuk segera memeluknya.
"Aku datang untukmu, Adam."
Begitulah pendengaran Adam di saat Emilia berkata, "Tuan, apa Tuan baik-baik saja?".
Adam segera berdiri lalu mendekat ke arah Emilia. Bukan hanya berdiri bahkan ia sekarang malah memeluk Emilia dengan erat seolah melepas rasa rindu yang sangat menyiksanya.
Lalu bagaimana reaksi tunangan kembaran nya itu saat tau yang ia peluk adalah Emilia?
Bagaimana pula reaksi Emilia diperlakukan seperti itu oleh pria asing yang baru ia temui?
Ikuti terus kisah nya dalam novel "My Name is Emilia".
***
Hai semua 🤗
ini karya pertamaku di NT, dukung aku dengan baca terus kisah nya ya.
Thank you 🤗
ig : @tulisan.jiwaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Pertunangan
Malam berganti siang. Hari berganti hari. Tibalah saat yang dinantikan oleh sepasang kekasih yang sedang kasmaran itu. Hanya berjarak satu bulan dari makan malam spesial mereka, kini acara pertunangan pun akan digelar di salah satu hotel mewah milik keluarga Adam.
Tidak banyak tamu yang diundang mengingat ini hanya acara pertunangan. Hanya keluarga dan para sahabat terdekat saja serta beberapa rekan kerja yang sudah bekerja sama lama dengan Adam yang hadir pada acara pertunangan itu. Dari pihak keluarga Adam hanya ada ibunya saja, sementara dari pihak keluarga Emelda tidak terlihat seorang pun yang datang karena Emelda bilang dia anak tunggal dan orang tuanya telah lama meninggal dunia.
Ruang aula yang besar tempat mereka akan bertunangan terlihat sangat indah. Nuansa ungu dan putih sangat terlihat menonjol disana. Bunga-bunga berwarna ungu dan putih menghiasi setiap sudut ruang dan meja-meja tempat para tamu nanti. Emelda sangat menyukai warna ungu. Acara kali ini didesign sesuai dengan seleranya.
Emelda terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna putih tulang. Gaun model sabrina yang menampilkan bahunya yang putih dengan bagian dada yang sedikit turun hingga terlihat sebuah tanda seperti tahi lalat tepat di atas dada sebelah kirinya. Gaun itu menjuntai panjang dengan belahan hingga selutut di salah satu sisinya.
Adam jangan diragukan lagi. Dengan setelan jas hitam dan kemeja putih serta dasi, rambut yang di sisir rapi ke belakang, memancarkan ketampanan yang membuat kaum hawa tak berkedip saat melihatnya.
“Kau sangat cantik hari ini, Sayang.” Puji Adam saat melihat Emelda di depannya.
“Kau juga terlihat cukup...sexy.” bisik Adam tepat di telinga Emelda membuat si gadis pipinya merona merah.
“Kau juga sangat tampan. Aku jadi takut banyak wanita di luar sana yang berusaha merebutmu dariku.” Ujar Emelda.
“Jangan khawatir, Sayang. Aku tidak akan mempedulikan mereka. Yang ada di hatiku saat ini dan seterusnya hanya kamu.” Kata Adam berusaha menenangkan Emelda.
Emelda tersenyum malu dengan perkataan Adam. Kalimat itu berhasil membuatnya yakin bahwa hanya dialah satu-satunya wanita pujaan hati Adam.
Sampailah pada puncak acara dimana Adam menyematkan cincin di jari manis sebelah kiri Emelda sebagai tanda mereka resmi bertunangan. Cincin berlian bermata ungu yang sangat berkilau dan indah itu terlihat begitu pas tersemat di jarinya. Sementara cincin bermata biru yang diberikan Adam dulu sudah dilepasnya terlebih dahulu sebelum acara dimulai. Para tamu undangan pun bertepuk tangan dan bersorak gembira melihat sepasang tunangan itu.
Aura bahagia terpancar dari wajah keduanya. Emelda tak menyangka sebelumnya bahwa Adam akan mengajak nya bertunangan dengan cepat. Kalau diingat-ingat menaklukkan hati pria dingin seperti Adam bukan lah perkara mudah. Tapi lihatlah sekarang, malah Adam yang sangat agresif ingin segera mengikatnya.
Satu per satu tamu yang hadir memberikan ucapan selamat dan do'a kepada mereka agar hubungan mereka dilancarkan ke tahap yang lebih serius lagi yaitu pernikahan.
“Wahhh wahhh wahhh, siapa sangka pria dingin sepertimu ini bisa bertunangan juga rupanya.” Celetuk salah satu teman nya yang bernama Darius.
“Cepatlah menyusulku kalau sudah ada yang mau denganmu.” Jawab Adam sambil terkekeh pelan.
“Itu masalahnya, Dam. Wanitaku sudah diambil pria lain.” Kata Darius dengan ekspresi sedih sambil melirik sekilas ke arah Emelda yang berdiri tepat di sebelah Adam.
“Makanya kau harus bergerak lebih cepat agar wanitamu tidak diambil orang lain. Kalau aku jadi kau, aku tidak akan membiarkan siapapun mengambil wanitaku.”
“Benarkah? Apa yang akan kau lakukan kalau ada yang mengambil wanitamu?”
“Aku akan merebutnya kembali.”
Darius terlihat menyunggingkan senyum mendengar perkataan Adam. Kemudian setelah mengucapkan selamat ia beranjak untuk menikmati hidangan yang telah disajikan.
Adam terlihat masih mengobrol dengan beberapa teman yang lain sementara Emelda sudah tak di sampingnya. Emelda merasa haus jadi dia pergi ke meja tempat minuman tersusun dengan rapi. Tangan nya bergerak mengambil sebuah gelas berisi minuman berwarna merah. Lalu diminumnya sedikit.
Saat akan berbalik Emelda dikejutkan oleh sosok Darius yang entah kapan sudah berada di belakangnya.
“Darius, kau mengagetkan ku saja!” ketus Emelda.
“Benarkah? Padahal aku yang seharusnya kaget dengan pertunangan mu ini.” Kata Darius dengan santai.
“Apa maksudmu?” tanya Emelda dengan suara agak tinggi.
“Ku rasa kau yang lebih tau apa maksudku.” Jawab Darius cuek sengaja memancing emosi Emelda.
“Aku tidak tahu maksudmu dan tidak mau tahu. Tolong jangan mengacau hubungan ku dan Adam.” Kali ini nada suara Emelda cukup tenang namun terdengar sangat tegas.
“Oh jadi disini aku lah yang menjadi pengacau nya?” tanya Darius penuh sindiran.
“Terserah apa pendapatmu.”
Tak ingin berlama-lama disana, Emelda segera menjauh meninggalkan Darius dengan senyum menyeringai di wajahnya.
Perdebatan dengan Darius tadi berhasil membuat Emelda merasa kesal. Entah apa yang membuat Darius berani berkata seperti itu di tengah acara pertunangan nya.
Emelda melihat Adam masih sibuk mengobrol dengan beberapa temannya. Tiba-tiba dia merasa aneh pada kepalanya. Rasanya pusing sekali. Ia melihat sosok Adam yang berjalan menghampirinya tapi sosok itu terlihat berbayang. Ada yang salah kah dengan penglihatannya.
Grep! Adam dengan sigap merangkul pinggang Emelda agar tidak hilang keseimbangan. Saking pusing nya Emelda hampir saja tumbang. Untung saja ada Adam yang cepat membantunya berdiri kembali.
“Are you okay?” tanya Adam khawatir.
“Ya. Aku baik-baik saja. Sepertinya aku agak kelelahan. Kepalaku agak pusing.” Jawab Emelda sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing.
“Kalau begitu aku antar kau ke kamar sekarang. Nanti aku akan memanggilkan dokter untuk memeriksamu.”
“Tidak. Tidak usah panggil dokter. Biarkan aku istirahat saja di kamar, Dam. Nanti juga pusing nya hilang setelah tiduran.”
“Kau yakin, Sayang?”
Emelda hanya menganggukkan kepala.
“Baiklah. Ayo aku antar ke kamar sekarang.”
Adam pun membawa Emelda ke salah satu kamar hotel yang sudah ia siapkan khusus untuk Emelda. Sementara Adam sendiri menginap di kamar lainnya.
Adam adalah laki-laki yang sangat menghormati wanita. Meskipun ia sudah lama bersama Emelda tapi dia tidak pernah melewati batas dalam berhubungan. Ia hanya ingin melewati nya saat mereka sudah sah menjadi suami istri.
nana naannananaa