Inara Early Wijaya atau kerap di sapa Nara,gadis berusia 21 tahun yang sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama, selain mahasiswi dia adalah seorang CEO di wijaya grup milik sang Ayah, kedua orang tua Nara meninggal karena kecelakaan maut 4 tahun lalu yang menimpanya. setelah ke dua orang tuanya meninggal Nara lebih memelih tinggal di jogja karena salah satu peristiwa.
Nara tinggal di sebuah apartemen miliknya, namun juga sering menginap di tempat sang paman yang ia panggil Abi, yang memiliki sebuah pesantren yang cukup terkenal.
Tanpa di ketahui Nara sebelum kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya ,Nara sudah di nikahkan oleh seorang anak kiyai kerabat Paman Nara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
" Sayang minta tolong rapikan kemeja mas dong"ujar Atlas menghampiri Nara yang sedang menyiapkan sarapan bersama sang Adik dan juga Mbak ndalem
" Dih manja banget" ejek Agnia.
" biarin sih,sewot banget kamu,makanya nikah biar bisa romantis- romantisan kayak gini" ujar Atlas kemudian mencium pipi Nara.
" mas, malu tau" balas Nara sambil mengelap Pipi yang di cium oleh sang suami.
" hahaha kak Nana aja geli di cium sama kakak, sampai di lap pipinya" Agnia kembali mengejek Atlas.
" sayang kok di lap sih pipinya" rengek Atlas.
" mas malu ih di liatin, sana ke meja makan dulu mending" Nara berusaha menjaga image sang suami di depan mb ndalem.
" ih kok kamu usia mas sih sayang, ya udah dech kalo gitu mas ke depan saja" Atlas kemudian berjalan menuju ke ruang keluarga yang berada di samping meja makan.
" Kak, kenapa jadi kayak gitu sih?" pertanyaan Agnia membuat Nara tersenyum.
" entahlah dek, mungkin lagi pengen manja saja" balas Nara.
" Gus Wildan manja yaa, kalo sama sampean Ning?" tanya salah satu Mbak ndalem.
" begitulah mb, kalo begitu ini aku bawa ke depan ya.."
" biar saya saja Ning" sahut salah satu mb ndalem bernama Nida.
" udah gapapa mb, mending sampean sarapan, setelah ini belanja kan mb"balas Nara.
" Iya mb, ini biar aku sama Kak Nana yang siapin di meja makan" sahut Agnia.
" ya sudah kalo begitu kita pamit dulu yaa Ning, Assalamualaikum " pamit mereka.
" Waalaikumsalam "
Nara dan Agnia menata makanan yang di masak mb ndalem ke meja makan.
" kak rotinya habis, kakak mau makan apa kak?" tanya Agnia saat melihat persediaan roti tawar habis.
" kakak mah gampang dek, kakak minum susu aja"
" ya sudah kalo gitu Nia buatin yaa kak!!"
" ehhh gak usah dek, biar kakak buat sendiri sama mau buatin kopi kak Atlas"
" ya sudah kalo begitu Nia ganti baju dulu yaa kak"
" Iya dek"
Agnia beranjak ke kamarnya yang berada di lantai dua, sebelum Nara beranjak ke dapur, Nara melirik ke arah sang suami yang sedang sibuk dengan ponselnya.
" mas mau kopi apa teh ?" tawar Nara.
Tak ada sahutan dari sang suami Nara lebih memelih beranjak ke dapur membuat susu untuk dirinya dan juga teh untuk sang suami, tak lupa ia juga membuatkan untuk kedua mertuanya dan adik iparnya.
Saat kembali ke meja makan Nara melihat semua sudah berkumpul termasuk sang suami.
" Ya Allah nduk.. kenapa ndak minta tolong sama bi sumi saja" Ujar sang mertua saat melihat menantunya membawa nampak berisi 4 teh dan 1 susu.
" gapapa umma"
Nara kemudian menyajikan teh di hadapan mertuanya dan juga sang suami.
" mas segini cukup?" tany Nara saat menambilkan makanan untuk sang suami.
" cukup" balas Atlas singkat.
" makasih yaa nduk.. teh buatan kamu mantep poll" ujar kiyai Jauhary.
" biasa saja abah,Nara cuma buat teh yang di racik bi sumi "
" iyaa tapi manisnya pas lho ndukk" puji Nyai Fatimah.
" rotinya habis mah" bukan Nara namun Agnia yang menjawab pertanyaan Nyai Fatimah.
" sesekali gapapa nduk sarapan Nasi"
" susu saja cukup umma, nanti kalo laper Nana bisa ambil sendiri kok umma"
" Iya Umma, Alhamdulilah kalo abah dan umma suka"
Atlas menyodorkan sendok berisi Nasi goreng dan juga telur ke arah sang istri.
" makan" pinta Atlas.
" mas saja, Nana bisa nanti makannya" tolak Nara.
" cepat makan, kamu terakhir makan kemarin siang"
Nara akhirnya menerima suapan tersebut dari pada urusannya semakin panjang.
" kamu kenapa enggak, suruh istri mu makan sih lee"
"asal umma tau, kemarin Nana makan siang di jam 4 sore dan itupun Atlas belikan Nasi goreng setengah pun gak habis ma, kalo malam di suruh makan lagi pasti gak mau"
" Nduk, kamu tuh harus makan banyak,biar sehat"Ujar Nyai Fatimah.
" Iya ummah,maaf yaa kalo Nana sering menjadi beban di keluarga ini" ujar Nara menundukan Kepalanyaa.
" bukan begitu maksud umma nduk.., kamu bukan buat kita, umma cuma ndak mau kamu sakit " ujar Nyai fatimah perusahaan memberi pengertian terhadap sang menantu.
" nduk dengerin abah... kamu itu menantu abah dan umma, otomatis kamu juga anak kita, bagian dari keluarga kita, kamu tau salah satu kelemahan umma adalah melihat anak- anaknya sakit, jadi umma tidak ingin kamu sakit" ujar Kiyai Jauhary.
" Iya Bah, maaf yaa umma Nana sudah salah mengartikan ucapan umma"
Nyai fatimah tersenyum ke arah Nara " Iya ndak papa nduk umma reti kok"
...****************...
Dua bulan telah berlalu, kini rumah tangga Atlas dan Nara setiap hari kian romantis, Nara sekarang mengajar pelajaran Bahasa Inggris di pondok, namun khusu santri putri.
Ayu masih tinggal di pesantren Al hikmah, kini usia kandungannya mengajak 8 bulan, ia juga membantu pesantren di bagian tata usaha.dan ia masih berusaha memisahkan Atlas dan juga Nara.
Nara kini sedang berada di kantin bersama dengan ustadzah Khansa salah satu Ustdzah muda yang lumayan dekat dengan Nara.
" Ning, tumben banget sampean makan banyak?" Tanya ustadzah khansa.
" laper US, tadi pagi gak sempat sarapan " jawab Nara.
" Tapi biasanya juga gak sebanyak ini tau ning"
" entahlah mungkin, nafsu makan saya sedang baik "
" ya sudah makan,yang banyak Ning, saya senang liat Ning makan banyak heheh"
Nara dan Khansa kembali menikmati, saat sedang menikmati makannya perut Nara terasa mual.
huekk
Nara berlari ke kamar mandi di madrasah,sesampainya di kamar mandi Nara memuntahkan semua isi perutnya.
Khansa mengikuti Nara hingga kamar mandi.
" Ning sampean ndak papa Ning?"
" gapapa US, cuma kayaknya saya lagi gak enak badan dech"
" mau saya anter ke ndalem Ning?"
" ndak usah US, saya saja sendiri tolong bayar makanannya yaa US" ujar Nara sambil memberi 3 lembar uang seratus ribu kepada khansa.
" kebanyakan ning"
" buat sampean saja, saya permisi ya US kepala saya pusing banget"
" Iya Ning hati- hati yaa"
Nara kemudian berjalan menyusuri koridor madrasah namun saat di gerbang depan madrasah ia bertemu dengan Ayu, akhir-akhir ini Ayu memang suka mencari masalah dengan Nara.
" stop" cepat Ayu saat Nara ingin membuka gerbang.
" lepas" ujar Nara saat tangannya di cekal oleh Ayu.
" wahhh gelang baru nih,pinjam dong" ujar Ayu kemudian menarik paksa gelang milik Nara hingga terputus.
plakkk
Suara tamparan terdengar nyaring di telingan, Nara menampar Ayu.
" kurang ajar" gumam Ayu.
Ayu mendorong Nara hingga bagian perut Nara terbentur pintu gerbang, Nara merasakan sakit di bagian perutnya.
plakkk
Nara kembali menampar pipi kanan Ayu.
" Inara Early Wijaya"
Bagus ceritanya☺️🤍