NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Jadi Calon Istri Orang

Tiba-tiba Jadi Calon Istri Orang

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Ennita

Asira Davira Ciara, garis cantik nan manis yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan ternama dengan kehidupan yang hanya seputar pekerjaan dan ibunya seorang.

Sampai saat ini seorang Asira masih betah dengan kesendiriannya meskipun usianya sudah menginjak dua puluh lima tahun. Bukan tak laku namun Asira memiliki trauma tersendiri tantang cinta dan berumah tangga.

Tak ada yang bisa menebak alur cerita kehidupan dari Sang Maha Pencipta...Asira tiba-tiba di akui sebagai calon istri seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah anak dari pemilik perusahan tempatnya mengais rezeki. Dia adalah Davin Brian Ardiansyah, pemuda yang saat ini ingin terbebas dari obsesi sang kakak ipar yang sangat tergila-gila dengannya.

Terjebak dalam situasi sulit dan rumit, sehingga membuat seorang Asira di landa dilema...bingung akan keputusan yang harus di pilihnya antara menerima atau menolak kehadiran Davin di hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

❤️ Happy Reading ❤️

Dipikiran Sira saat ini masih saja terus terngiang-ngiang tentang apa yang di katakan Davin padanya tadi saat jam makan siang tadi.

"Aku tak bisa melepasmu."

"Karena kamu sudah terlanjur terlibat."

"Tapi aku akan berusaha untuk melindungimu."

"Apa kamu pikir Cika akan melepasmu begitu saja walaupun kamu sudah gak sama aku?

"Apa kamu tega membuat mama juga ibu kamu sedih jika tau hubungan kita telah kandas padahal baru berjalan beberapa waktu?"

"Apa kamu gak mau membalas Cika?"

Kata-kata itu terus terngiang berulang kali di pikiran Sira.

Sret

Grep

Sira yang berjalan sambil melamun sampai tak menyadari jika dirinya sudah berjalan hingga hampir ke tengah jalan raya.

Hampir saja dirinya akan celaka jika Davin tak melihat serta datang tepat waktu dan langsung menarik tangannya hingga kini tubuhnya berakhir berada dalam pelukan Davin.

"Kamu mau mati!" bentak Davin yang begitu kesal setalah melepaskan pelukan mereka, ada rasa marah serta khawatir yang bercampur jadi satu.

Sira yang bingung dan belum tau tentang apa yang terjadi hanya mampu diam sambil menatap ke arah Davin.

"Kalau mau mati gak gini caranya." sambung Davin lagi dengan dada naik turun menahan marah.

"Mati ... mati ... kamu itu ngomong apa?" tanya Sira yang mampu membuat Davin mengacak-acak rambutnya sendiri sangking frustasinya. "Dan kenapa juga kamu pakek narik aku, peluk-peluk lagi ... untung gak ada karyawan kantor yang lihat." sambung dengan rasa marah.

"Ya ampun Sira, apa kamu gak sadar kamu tadi ada dimana?" kata Davin dengan kesal. "Kamu itu hampir saja keserempet motor kalau aku terlambat menarik kamu tadi." sambungnya.

"Hah." kaget Sira.

"Apa yang kamu pikirkan sampai bisa seperti itu?" tanya Davin.

"Aku cuma sedikit gak fokus saja." lirih Sira.

"Bukan gak fokus, tapi kamu melamun saat jalan." sahut Davin. "Ayo sekarang naik ke mobil, aku antar kamu pulang ... aku gak mau kamu celaka lagi gara-gara kebanyakan ngelamun." ujarnya.

Sira pun memilih menurut dari pada membantah, karena bagaimanapun apa yang di katakanlah oleh Davin itu benar adanya.

❤️

"Kamu kenapa? apa yang kamu pikirin?" tanya Davin saat Sira hanya diam saja sejak mereka masuk kedalam mobil dan ini bahkan sudah separo perjalan menuju rumah Sira.

"Aku gak apa-apa." kata Sira yang menghela nafasnya terlebih dahulu.

"Apa kamu kepikiran tentang apa yang kita bahas tadi siang?" tebak Davin dengan mata melirik ke arah Sira sebentar.

"Ya begitulah." sahut Sira. "Dan seperti kata kamu, aku gak bisa berhenti ... karena akan banyak hati yang terluka dan aku gak mau itu, buat cukup aku saja jangan yang lainnya." sambungnya.

"Maaf." ucap Davin. "Aku juga sama sekali gak menyangka kalau Cika melakukan hal seperti itu.'' cicitnya.

Tapi entah kenapa jauh di lubuk hati Davin yang terdalam dirinya sangat bahagia mendengar kalau Sira tak akan mengakhiri hubungan pura-pura mereka ini.

Davin mereka dirinya sudah sangat dekat serta nyaman dengan sosok wanita yang kini duduk di sampingnya itu.

Wanita yang secara tidak sengaja di temukan dan dia ajak untuk merangkai cerita palsu. Wanita yang tak pernah di kenalnya terlebih dahulu, tapi kini malah membuat hatinya semakin berwarna.

"Mau mampir beli sesuatu dulu?" tanya Davin saat mobil mereka memasuki kawasan yang menjual begitu banyak makanan.

Di sana banyak sekali stand makanan berjejer dengan beraneka ragam jenis, dari makan berat, minuman hingga jajanan.

Tempat ini memang sengaja di sediakan agar para pedagang kaki lima tak sembarangan berjualan di bahu jalan yang mengakibatkan terjadinya kemacetan yang parah. Lagian dengan begini, pedagang aman ... nyaman karena tak perlu takut kena razia Satpol-PP dan pembeli pun juga sama, lebih nyaman dan dalam satu area bisa mencari makanan yang beraneka ragam.

"Gak usah, langsung pulang aja." sahut Sira.

"Mampir bentar ya?" bujuk Davin. "Aku ingin beliin ibu sesuatu, soalnya tadi aku di bawain banyak banget kue pas berangkat kerja." kata Davin lagi yang sejatinya karena dirinya ingin bisa lebih lama bersama Sira, ingin menghabiskan waktu sore ini dengan berjalan-jalan sebentar sambil kulineran meskipun di kaki lima.

"Kenapa harus tanya kalau ujung-ujungnya maksa." kata Sira setengah mengomel dan hanya di senyumi oleh Davin.

Bagi Davin, dia lebih senang mendengat Sira cerewet seperti ini dari pada hanya diam seribu bahasa.

Davin pun memilih tempat parkir untuk memarkirkan kendaraannya.

"Jangan di tekuk gitu mukanya...tambah jekak tau." ledek Davin ketika mereka berdua hendak turun dari mobil. "Senyum dong." rayunya.

"Hiii." Sira menampilkan senyum terpaksa hingga terlihat deretan gigi putihnya.

Mereka pun keluar dari mobil dan mulai berjalan menyusuri tempat itu.

"Ibu suka makan sate gak?" tanya Davin saat melihat tukang sate Madura di pojok sana dan aroma bakaran satenya sungguh menggoda di indra penciumannya sehingga membuat perutnya keroncongan seketika.

"Suka, sate kambing." jawab Sira.

"Kesana yuk, kita beli untuk ibu sekalian kita makan...aku laper." ajak Davin yang tanpa aba-aba langsung menarik tangan Sira agar mengikuti langkah kakinya.

"Selamat sore pak, bu'." sapa di penjual.

"Sore, tolong buatin sate kambing dua porsi." kata Davin.

"Baik, mohon di tunggu sebentar." jawabnya.

Sira dan Davin duduk di salah satu kursi yang ada di sana, kebetulan juga keadaan tempat itu belum begitu rame.

Saat ini bahkan Davin hanya mengenakan kemeja yang lengannya dia gulung hingga ke siku, jas mahalnya dia tinggal di dalam mobil. Gak lucu juga makan di tempat seperti itu menggunakan pakaian yang terlalu formal...bisa-bisa dirinya jadi pusat perhatian.

"Silahkan." kata sang penjual sambil meletakkan dua porsi sate lengkap dengan dua piring nasi putih.

"Pak, tolong minumnya...es jeruk satu." kata Sira. "Kamu mau minum apa?" tanyanya pada Davin.

"Samain aja." sahutnya.

"Es jeruknya dua." kata Sira lagi.

"Baik bu'.'' jawabnya dengan sopan.

Davin juga tak lupa untuk di buatkan sate kambing satu porsi untuk ibu Lena.

Puas mengisi perut mereka, kini mereka berdua berjalan kembali sambil melihat-lihat barang kali ada jajanan yang menggugah selera keduanya.

"Eh Dav, aku mau beli itu." tunjuk Sira pada salah satu stand jajanan.

"Ayo kita beli.'' ajak Davin.

Sira membeli crepes dengan toping coklat kesukaannya, Davin juga tergoda dengan somay yang jualan tak jauh dari sana.

Alhasil mereka pergi dari sana dengan banyak plastik berisi jajan di tangan mereka.

Ada crepes, somay, cilor, es dawet gula merah, aneka frozen good yang di bakar dan masih banyak lagi.

"Aku gak nyangka orang sekelas dirimu ternyata bisa juga jajan dan makan di tempat seperti ini." kata Sira ketika mereka berdua sudah masuk kedalam mobil.

"Aku bukan tipe pemilih makan, makanan apapun yang enak dan cocok di lidah aku...pasti aku makan." kata Davin.

Satu poin plus Davin dapatkan dari Sira, tak semua orang kaya mau makan di tempat kaki lima seperti itu.

1
Violita Andina
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
lizah meon
ceritanya bagus. jalan cerita smoth.
lizah meon
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
lizah meon
Lumayan
lizah meon
telefon aje kan senang.
lizah meon
ada juga ibu yg tidak kesah anknya melakukan zina. astaqfirullah
Erni Nofiyanti
kenapa mama nya ngga boleh tau,biar tau mantu nya kaya apa.
dari sini aja udh ngga jujur
Chris Antono
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
www.ok
ww
Aik Unique
Kecewa
Aik Unique
Luar biasa
ncapkin
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Maria
dibuat cerai aja sih cika klau ngga bisa ngerusak hubungn saudara dri damar dan davin,, si cewe ular kayak dia memang pantas dihindari. dia bisa jdi benalu buat hubungn davin dan sira,,
Najla Nur Habibah
Kecewa
Najla Nur Habibah
Buruk
Kartini Davi
davin2 kenak pukulan kan
Tiwi
ke
melting_harmony
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Morin Morin
ceritanya bagus
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Yanti Sriyanti
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!