"Ibumu pembunuh!"teriak Amanda.Dadanya bergemuruh.Emosinya berkobar-kobar melihat sang putri kecilnya kini meregang nyawa karena ulah mertuanya.
"Kamu mengatakan ibuku seorang pembunuh?Dia itu mertuamu!Yang berarti ibumu juga Amanda!"teriak Richard tak mau kalah.Ia tak mau ibunya dituduh sebagai pelenyap nyawa putrinya.
Amanda,seorang istri yang harus mencari nafkah karena suaminya , Richard tak mau bekerja setelah dipecat dari tempatnya bekerja.Ia harus mengasuh putrinya yang masih berusia dua bulan,namun tanpa sepengetahuan Amanda,ibu mertuanya memberikan makanan yang belum boleh dikonsumsi oleh bayi , hingga sang anak meninggal dunia.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?Ikuti terus yuk kisah mereka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 19
"Namun,aku juga ingin satu hal darimu.Kamu harus menjadi saksi kalau mereka sudah membuat hidupku hancur"ucap Lisa.
"Itu hal mudah untukku.Asal,kamu juga melaporkan ibu mengenai pembunuhan anakku".Semua terdiam,termasuk Lisa.
"Kamu menjebakku!"pekik Lisa tak terima dengan semuanya.
"Aku tidak mau tahu dan tidak mau tahu apapun.Yang aku mau,sekarang kamu ikut pergi denganku!!"bentak Amanda.
"Nggak!Nggak bisa!Aku nggak mau!"racau Lisa.Matanya membelalak dengan marah.Tangannya terus-menerus mengacak-acak rambutnya menunjukkan betapa frustasinya dia saat ini.
"Ah baiklah,kalau begitu ku hubungi saja Tante Sofi agar menjemputmu kembali."ancam Amanda.Lisa kembali terdiam.Dua-duanya pilihan yang sangat berat.Jika ia menyanggupi syarat dari Amanda,maka sama saja ia menjebloskan ibunya ke penjara.
Namun di sisi lain jika dia tidak mau,sama saja dia akan kembali ke neraka.
"Aku..akan ikut denganmu"jawab Lisa pasrah.
"Akhirnya..".Amanda tersenyum puas ke arah Richard lalu pergi bersama Lisa.Entah akan kemana dan apa rencana Amanda kali ini.
"Kali ini kehancuran apa lagi yang akan kamu berikan kepadaku Amanda?"gumam Richard sambil menatap Amanda dan Lisa yang sedang masuk ke dalam mobil.
Bu Ratna dan Arin terduduk lemas.Mereka berdua terduduk lemas di sofa, mata mereka terlihat lelah.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Bu?" tanya Arin.Bu Ratna menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Entahlah , ibu juga tidak tahu Rin.Ibu benar-benar tidak tahu."
Richard pun bingung,tidak tahu harus melakukan apa."Kita tunggu saja sampai Lisa pulang.Apa yang terjadi nanti,kita tanyakan langsung sama dia"ucap Richard yang langsung berbaring di lantai,karena ibunya dan arin lah yang menempati tempat tidur.
"Lapar"gumam Richard mengelus perutnya yang sedari tadi keroncongan.Jika dulu ia tinggal duduk dan makan karena semua sudah disiapkan Amanda,
kini ia harus mencari sendiri makanan itu.
Penampilan yang dulu selalu wangi dan modis,kini tak terurus.Rambut yang kusut , wajah kusam dan kumis yang mulai memanjang.
Ia bangun dari tidurnya lalu berjalan mencari warung makan terdekat.Ia juga membeli beberapa peralatan makan,mandi dan lainnya di toko terdekat.
"Richard?"terdengar suara dari belakangnya saat ia sedang keluar dari toko.Richard sontak langsung menoleh dan melihat siapa orang itu."Nabila?"
tanyaku dengan wajah kaget.Tak ku sangka di saat seperti ini aku harus bertemu dengannya.
"Kenapa kamu sekarang jadi kucel gini?"tanya Nabila sembari menatap Richard dari ujung kepala sampai ujung kaki.Sedangkan Richard hanya menggaruk kepalanya tanpa menjawab.Nabila adalah mantan kekasihnya.
"Aku dengar-dengar,kamu dan istrimu mau bercerai ya Ri?"tanya Nabila yang entah mendengar kabar dari siapa.
"Ah Nggak Bil.Kata siapa?Aku baik-baik saja sama Amanda."ucap Richard mengelak.
"Loh?Orang kakakmu sendiri yang bilang sama aku.Selama ini pernikahan kamu sama istrimu nggak bahagia.Untung aja,aku nggak jadi nikah sama kamu waktu itu."jawab Nabila yang secara langsung mencibir Richard.
Richard mengerutkan dahinya."Mbak Arin?".Nabila tertawa sinis dan langsung meninggalkan Richard begitu saja.
"Dasar laki mokondo.Udah miskin,nggak tahu diri lagi.Istri capek-capek banting tulang,jagain anak aja nggak becus.Pakai daster aja deh!"teriak seorang ibu-ibu saat lewat di depan Richard.
Bersambung..
