100 tahun yang lalu, seorang wanita bernama Xia Lin Yao, wanita yang memiliki banyak bakat, bahkan memiliki perguruan yang begitu besar. Pada suatu hari beberapa pembunuh bayaran berhasil menyelinap ke dalam perguruannya, saat dia sedang bermeditasi. Dan dia pun berhasil di tangkap oleh mereka.
Namun saat berhadapan dengan orang yang memerintahkan pembunuh bayaran itu, dia meledakan diri untuk membunuh semua musuhnya, dan saat dia terbangun, dia sudah berada dalam tubuh seorang wanita yang begitu lemah.
"Dimana aku? Kenapa aku berada di dalam tubuh wanita yang lemah ini?
**
Jangan lupa untuk mendukung cerita Xia Lin 😊😊
Dan di mohon untuk tidak melakukan plagiat pada karya orang lain. Terima kasih 🙏😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #19
Di luar paviliun yang Lin Yao tempati cukup ramai, karena lokasi paviliunnya sangat dekat dengan pasar. Jadi setiap hari pasti terdengar suara riuh orang-orang.
Saat ini pangeran Rong tengah duduk di sebuah kedai yang berada tidak jauh dari paviliun yang Lin Yao tinggali.
Entah sejak kapan pangeran Rong yang terkenal dingin dan kejam, juga tidak tertarik pada wanita. Menjadi penasaran pada seorang wanita yang terkenal lemah dan tidak berguna, karena tidak memiliki bakat di ibu kota.
"Saya tidak mengnyangka akan bertemu dengan yang mulia di sebuah kedai seperti ini." Ucap tuan muda Xiao yang sudah berdiri di samping meja pangeran Rong.
Pangeran Rong menatap tuan muda Xiao.
"Aku mengira tidak akan ada yang mengenalku di ibu kota ini, karena aku sangat jarang disini. Tetapi tuan muda Xiao begitu mengenaliku."
Tuan muda Xiao tersenyum "Yang mulia adalah orang yang telah membawa kejayaan bagi negara ini, dan membuat rakyat sejahtera. Jadi bagaimana mungkin saya tidak mengenali yang mulia."
Pangeran Rong mengangguk "Duduklah."
"Terima kasih yang mulia."
Tuan muda Xiao duduk di samping pangedan Rong.
"Tuan muda Xiao, aku mendengar paviliun keluarga mu di tempati oleh nyonya Liu dan putrinya. Apakah benar?" Tanya pangeran Rong seraya menatap paviliun itu.
"Bukan seperti itu yang mulia, sebenarnya paviliun itu adalah milik bibi Wei yang dengan sengaja di titipkan kepada keluarga kami."
"Di titipkan?"
"Benar yang mulia, bibi Wei adalah putri dari salah satu keluarga bangsawan Xia, dia menikah dengan perdana menteri Liu yang dia pikir akan membahagiakannya. Tetapi seperti yang telah yang mulia dengar kabar di ibu kota kemarin, selir perdana menteri Liu dan putrinya berani menganiaya putri dari istri sah perdana menteri Liu."
"Jadi karena itu, nyonya Liu memutuskan untuk tinggal di luar kediaman perdana menteri Liu?"
"Benar yang mulia?"
Pangeran Rong mengangguk.
"Ampuni saya yang mulia, apakah.... Yang mulia tertarik dengan orang yang ada di dalam kediaman perdana menteri Liu?"
Pangeran Rong tidak menjawab, dia justru menatap tuan muda Xiao dengan tajam.
"Ma... Maafkan saya yang mulia. Saya mengira jika yang mulia tertarik pada seseorang di kediaman itu. Karena yang mulia sangat jarang berada di ibu kota, tetapi terlihat begitu penasaran pada nyonya Liu dan putrinya."
"...... Aku hanya ingin tahu, kenapa mereka keluar dan meninggalkan kediaman Liu yang cukup bagus, dengan banyak pelayan dan pengawal ke sebuah paviliun yang hanya memiliki beberapa pengawal dan pelayan."
Tuan muda Xiao mengangguk "Yang mulia benar, orang lain yang melihat pasti akan mengira jika bibi Wei dan putrinya merasa malu, karena pertunangan Liu Lin Yao dan putra dari perdana menteri Xu di batalkan, dan dia justru akan menikahi anak dari selir perdana menteri Liu itu."
"Sepertinya anak seorang selir saat ini cukup berani, sampai-sampai tunangan anak sah pun berani di ambil."
"Benar yang mulia."
Saat pangeran Rong dan tuan muda Xiao berbicara, pangeran Rong melihat ke arah pintu gerbang paviliun itu.
"Apakah dia nona muda pertama dari perdana menteri Liu, yang sedang anda bicarakan, tuan muda Xiao?" Ucap pangeran Rong yang melihat Lin Yao dengan pakaian laki-laki keluar dari gerbang paviliun.
Tuan muda Xiao menatap kemana pangeran Rong melihat.
"Dia ini, berani sekali memakai pakaian pria keluar dari paviliun." Ucap tuan muda Xiao yang turut melihat Lin Yao.
Pangeran Rong menatap tuan muda Xiao.
"Ah, maafkan saya yang mulia. Lin Yao sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri, jadi saya merasa sedikit geram saat melihat adik saya itu keluar dengan pakai pria seperti saat ini." Ucap tuan muda Xiao dengan tidak enak pada pangeran Rong.
"Sepertinya sangat dekat sekali hubungan keluarga anda dengan keluarga nyonya Liu."
"Benar yang mulia, bibi Wei adalah orang yang sangat baik. Sejak kecil saya dan putrinya sudah bermain bersama, dia seperti adik perempuan saya sendiri."
"Aku mengerti."
Pangeran Rong menatap paviliun itu lagi "Jadi itu adalah paviliun milik nyonya Liu, dan hubungan antara tuan muda Xiao dan nona muda pertama Liu hanya.... Tunggu, kenapa aku...."
Pangeran Rong bingung dengan aoa yang tengah dia pikirkan tentang hubungan antara tuan muda Xiao itu dengan Lin Yao. Dia juga tidak tahu kenapa dia merasa senang saat mendengar hubungan mereka yang sebenarnya.
"Baiklah, aku harus kembali. Aku hanya ingin melihat bagaimana ibu kota saat ini, terima kasih sudah menemani ku tuan muda Xiao." Ucap pangeran Rong seraya berdiri.
"Baik, saya sangat senang bisa menemani yang mulia. Karena itu merupakan kehormatan bagi saya."
Pangeran Rong mengangguk, lalu berjalan pergi meninggalkan ruan muda Xiao di kedai itu.
w gak dapat motivasi hidup apapun dr cerita ini.
sekian. terima kasih
MC kaga sempurna Dimata w.
rumah bordil = rumah tempat pelacuran
rumah bordir = tempat untuk bordir ( semacam sulam ) untuk kain sebagai hiasan ataupun sebagai badge atribut
yee akan laucing pangeran kecil😊😘