EARLY

EARLY

Bab 1

Hai readers ini karya pertama ku jadi mohon kritik dan sarannya jika ada yang belom pas.

jangan lupa pencet vote, like dan komentar yaa dan jangan lupa share 😊

🌼🌼🌼

" Inara Early Wijaya" panggil seseorang sedikit berteriak. Nara pun menoleh untuk mengetahui siapa yang memanggilnya.

" bisa gak usah teriak gak,gue gak budeg" peringat Nara saat temannya sudah berjalan sejajar dengannya.

" hehehe sory, sorry" Anala merangkul pundak Nara.Anala adalah satu2nya sahabat Nara di jogja.

"tumben kamu pakek hijab?" Tanya Nala. Nara dulu sempat mengenakan hijab, namun entah mengapa setelah pindah ke jogja ia melepas hijabnya, tapi ia tak pernah melupakan kewajiban sebagai seorang muslimah, ia selalu melaksanakan sholat 5 waktu,.terkadang jika tidak sibuk ia sempatkan sholat dhuha, dan ia sering bangun tengah malam untuk melaksanakan tahajud.

Nara menepis tangan Nala dari puncaknya." gue mau ke tempat Abi".

Nala hanya membulatkan mulutnya tanpa bersuara, lalu berjalan mengikuti Nara hingga parkiran. " Ra kamu gak mau ke toko dulu gitu?" tanya Nala. Nara melanjutkan usaha sang ayah yang industri, yang memiliki puluhan cabang di bagian pakaian dan beberapa swalayan.namun Nara juga membuka toko sendiri walaupun kecil, ia memiliki toko bunga, yang di beri nama Early Flories, dan Nala salah satu pegawainya.

" mesti loe mau numpang" tebak Nara saat sudah sampai di depan mobilnya, Nala hanya tersenyum mendengar pernyataan sang sahabat.

" ya udah naik, gue anterin loe dulu" pintar Nara.

" ahh baper dech aku, matur sembah suwun, juragan" balas Nala yang masih mematung di depan mobil Nara, Nara lebih dulu memasuki mobilnya.

tin ..

tin...

" tunggu" Nala berlari memasuki mobil Nara

...****************...

Setelah menempuh mengantar Anala, Nara tancap gas menuju pesantren Al Fath, butuh waktu 20 menit dari toko bunganya ke pesantren Al fath.

Kini Nara sudah sampai di ndalem milik sang paman. " Assalamualaikum " Nara memasuki rumah milik sang paman, yang tampak begitu ramai dengan mba ndalem, yang sedang memasak.

" Waalaikumsalam " balas Nyai Hilya.atau biasanya Nara memanggil Umi.

Nara mencium tangan Nyai Hilya, kemudian Nyai Hilaya memeluk Nara dengan erat, " Umi tuh kangen banget lho.. nduk sama kamu,kamu kok ndak pernah kesini" ujar Umi Hilya lalu mengajak Nara untuk duduk di ruang keluarga.

" maaf yaa mi, akhir -akhir ini nana lagi sibuk di kantor sama UAS juga Nana" balas Nara.

" ada acara apa mi? kok tumben mb ndalem banyak banget yang masak" imbuh Nara.

"ada dech, nanti kamu siap-siap yaa, Umi udah siapin baju di kamar kamu, ada tamu penting" balas Umi Hilya.

Setelah berbincang sejenak Nara pun naik keatas

kamarnya untuk mengistirahatkan dirinya, Nara memang memiliki kamar sendiri di rumah sang paman, Waktu berjalan cukup cepat kini adzan Magrib berkumandang, Nara yang baru saja bangun segera membersihkan diri dan sholat.Setelah menyelesaikan sholatnya Nara turun untuk menemui sang paman, sesampainya di tangga paling bawah Nara mendapati banyak sekali orang di ruang keluarga.

" ehh Nara, sudah bangun to nduk" sapa Umi Hilya saat melihat sang keponakan di tangga.

Nara hanya mengagguk lalu ingin kembali naik ke kamarnya, karena tak enak dengan tamu pamannya, karena penampilannya yang mengenakan baju tidur dengan lengan pendek dan juga celana di bawah lutut.

" ehh Ra sini dulu salim dulu sama tamunya abi" pinta Rahman, paman Nara.

Tak mau buang waktu Nara menyalami tamu Rahman, sepasang suami istri yang umurnya sekisaran 55 tahunan dan pria kisaran umur 28 tahun.Nara hanya mencium tangan Nyai Fatimah, tamu pamanya yang perempuan,karena ia tau pasti kedua pria berbeda generasi itu tidak mau menyentuh yang bukan mahramnya.

" sama kiyai Jauhary dan Gus Atlas belom nduk" ujar Nyai Hilya yang mendapati sang keponakan hanya mencium tangan Nyai Fatimah.

Nara mengerutkan keningnya, pasalnya sang bibi menyuruhnya menyalami pria yang bukan mahramnya, tapi tak mau ambil pusing Nara kemudian menyalami kiyai Jauhary lalu ke Gus Atlas yang berada di sebelah Kiyai Jauhary, saat Nara mencium tangan Gus Atlas, kemudian Gus Atlas menaruh sebelah tangannya di pucuk kepala Nara dan berdoa.

Degh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!