“Menikahlah denganku, lahirkan keturunanku, dan aku akan membantumu.”
Penawaran dari Sagara dengan imbalan yang cukup fantastis membuat Lisa seakan mendapatkan angin segar di tengah tuntutan hutang yang menggunung. Namun, gadis itu tak memiliki cukup keberanian untuk mengambil tawaran itu karena Lisa tahu bahwa Sagara telah memiliki istri dan Lisa tidak ingin melukai perasaan istri Sagara.
Hingga akhirnya Lisa kembali dihadapkan pada kabar yang mengguncang pertahanannya.
Ia harus memilih antara menjadi istri kedua dan melahirkan keturunan Sagara dengan imbalan yang besar, atau mempertahankan harga diri dan masa depannya, tetapi ia harus kehilangan orang yang ia sayangi.
Lalu, bagaimana dengan keputusan Lisa? Dan apa sebenarnya yang buat Sagara akhirnya berpaling dari istrinya?
Yuk, ikuti terus kisah selengkapnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukti Perselingkuhan
“Tentu saja, ma. Aku ingin memperkenalkan Lisa secara langsung kepada kalian. Lisa, ini mama dan papaku,” kata Sagara.
Meski sedikit grogi, tetapi Lisa mampu mengendalikan dirinya. Ia ulas senyum terbaiknya sebelum akhirnya menyapa.
“Selamat malam, om, tante,” sapa Lisa, tidak lupa dirinya juga mengulurkan tangan kanannya untuk bersalaman.
Hal itu membuat mama Rida sedikit terkejut karena ia pikir sosok wanita yang dikenalkan oleh putranya akan bersikap angkuh dan sombong karena bisa merebut Sagara dari istrinya. Namun, pemikiran itu salah besar, wanita di hadapannya begitu terlihat cantik, manis, dan juga polos.
“Malam,” jawab ke duanya. Meski sedikit jengkel dengan putranya, tetapi mereka masih berlaku baik kepada Lisa.
“Ajak dia masuk, Saga. Sepertinya makanannya sudah siap,” ucap Antonio.
Lisa dan Sagara mengangguk, sejauh ini ke dua orang tuanya masih bersikap wajar terhadap Lisa. Sambil terus menggenggam tangan Sagara, Lisa mencoba menguatkan hatinya. Hidup terus berjalan dan dia sudah melangkah sejauh ini dan ini saatnya dirinya membalas kebaikan Sagara. Ya, itulah yang selalu terpatri di hati Lisa ketika keyakinannya akan masa depan mulai goyah.
Beberapa menu telah tersaji di atas meja. Lisa dan Sagara segera menempati kursi kosong setelah dipersilakan duduk oleh Antonio. Gadis itu bersyukur, meski sepertinya dirinya belum diterima baik, tetapi mereka masih memperlakukan dirinya jauh lebih baik dari apa yang sebelumnya ia pikirkan.
“Saya tidak tahu apa makanan kesukaanmu, jadi saya membuat hidangan kesukaan Sagara. Kalau kamu menginginkan sesuatu, katakan saja,” ucap Rida menatap ke arah Lisa.
Gadis itu langsung menggeleng, ia tidak pilih-pilih makanan, dan juga tidak memiliki alergi pada bahan makanan apapun, sehingga tidak perlu meminta lebih karena hidangan di atas meja sudah lebih dari cukup.
“Tidak perlu, tante. Saya memakan apa saja. Terima kasih atas hidangannya, dan maaf karena sudah merepotkan,”
Lagi dan lagi, Lisa membuat Rida terkejut. Sikap Lisa yang seperti ini, siapa yang akan menyangka jika dia merupakan orang ketiga di rumah tangga orang lain.
“Tidak masalah. Sagara yang memintanya.”
Suasana canggung menghinggapi diri Lisa, meski ke dua orang tua Sagara baik, tetapi mereka seolah tengah membangun tembok tinggi yang membuat Lisa seolah kerdil di antara mereka. Beruntung Sagara peka dengan apa yang Lisa rasakan. Pria itu segera mencairkan suasana hingga Lisa kembali tenang.
Nggak rugi juga pernah nonton drakor. Setidaknya aku nggak tumpul-tumpul banget soal table manner, batin Lisa, lega.
Acara makan malam berjalan lancar, Antonio mengajak mereka semua untuk pindah tempat ke ruang keluarga. Sebagai kepala keluarga, pria itu harus bersikap bijak dalam menyikapi tindakan putranya. Meski awalnya marah, tetapi pria paruh baya itu mencoba menyikapi tindakan putranya dengan baik.
Lisa dan Sagara duduk berhadapan dengan Rida dan Antonio dengan ditemani secangkir teh hangat beserta camilan ringan di atas meja
Sagara lantas berdeham, ia ingin menyampaikan maksud kedatangannya membawa Lisa ke rumah orang tuanya.
“Seperti yang sudah pernah Saga katakan sebelumnya, bahwa Saga akan kembali menikah dengan wanita pilihan Saga. Wanita yang akan mendampingi Saga dalam situasi apapun dan bersedia memberikan Saga keturunan.” Sagara terdiam sejenak, menatap ke dua orang tuanya bergantian.
“Saga tahu kalau tindakan yang Saga pilih tidak bisa dibenarkan, tetapi Saga tidak bisa mundur karena Lisa sudah bersedia menjadi istri Saga dan Saga harap, mama dan papa memberikan restu untuk kami berdua.”
Antonio menghela napasnya pelan. Putranya benar-benar sudah bertekad kuat untuk kembali menikah.
“Lalu, bagaimana dengan istrimu Saga. Tidakkah kamu berpikir tentang perasaannya?”
“Ketika Saga terlalu memikirkan perasaannya, Saga sampai melupakan perasaan Saga sendiri, Pa. Jadi Saga putuskan untuk mengakhiri pernikahan Saga bersama Dewi. Hal itu bukan semata karena ingin menikahi Lisa, tetapi Saga benar-benar tidak bisa kembali bersama dengan wanita yang sudah mengkhianati kepercayaan Saga.”
“Jangan bilang kalau Lisa sudah berbadan dua. Jadi kamu memilih menikah dengan dia dan menceraikan Dewi?” tanya Rida.
“Tidak, tante. Saya tidak hamil, bahkan sampai sekarang saya masih pera*wan!” jawab Lisa tegas. Sungguh, dia sedikit tersinggung atas tuduhan tanpa bukti yang dilontarkan Rida padanya.
Rida melengos mendengar jawaban Lisa. “Mama masih tidak mengerti dengan tindakan kamu, Saga. Pilihan mama tidak mungkin salah, kamu—”
Ucapan wanita paruh baya itu terputus karena sang suami lebih dulu menepuk tangannya. Antonio tidak ingin istrinya menekan putranya dan berakhir perpecahan di antara mereka. Di detik ini pria paruh baya itu masih percaya kalau Sagara hanya sedikit memberontak pada mereka.
“Apa tidak ada jalan lain tanpa menikah lagi, Saga? Jika kamu menginginkan anak, kamu bisa mengadopsi, kalau memang Dewi belum menginginkannya.”
Antonio mengira jika putranya hanya menginginkan anak seperti dirinya yang ingin sekali segera menimang cucu, sehingga putranya memberontak dan memilih meninggalkan istrinya yang masih ingin mengejar karirnya dengan alasan bahwa Dewi mendua. Tentu Antonio tidak tinggal diam, di belakang istrinya, pria itu mencari tahu kebenaran atas ucapan putranya.
“Ini bukan hanya masalah Saga menginginkan anak, Pa. Tapi Dewi sudah berselingkuh, bahkan sudah membagi tubuhnya dengan pria lain. Bagaimana Saga bisa kembali padanya jika kelakuannya saja seperti itu. Selama ini Saga bukan hanya memfasilitasi Dewi, tetapi juga selingkuhannya. Dan sekarang, ketika Saga mengambil tindakan, Saga harap baik mama dan papa menyetujui dan mendukung tindakan Saga. Bukankah Saga juga sudah pernah katakan, cari tahu kebenaran tentang semua yang Saga ucapkan!”
Di saat suasana tegang menyelimuti ruangan itu, salah seorang asisten rumah tangga memberitahu akan kedatangan tamu yang mencari Antonio.
“Maaf, tuan. Di luar ada tamu yang mencari Tuan besar,”
“Suruh dia masuk, bi. Jangan lupa buatkan minuman untuknya,” perintahnya.
Sagara dan Lisa saling berpandangan. Mengira siapa yang datang bertamu malam-malam seperti ini.
“Jangan-jangan istrimu, mas?” tanya Lisa, berbisik.
“Tidak mungkin! Dia akan langsung masuk begitu tiba di sini,” jawabnya.
Beberapa saat menunggu, tampaklah seorang pria berusia awal tiga puluhan. Memakai pakaian santai dengan sebuah map coklat di tangannya. Pria itu mengangguk dan menghampiri Antonio.
“Duduklah, Yud,”
“Terima kasih, Tuan,” katanya sambil duduk disebuah kursi tunggal yang ada di sana. “Maaf karena saya bertamu malam-malam seperti ini. Tapi ada yang ingin saya laporkan atas temuan saya, tuan. Sepertinya anda harus segera melihatnya.” Pria itu mengulurkan map di tangannya ke arah Antonio.
“Apa kamu yakin, semua bisa dipertanggungjawabkan? Saya tidak ingin mendapatkan informasi palsu, Yuda!”
“Semua bukti sudah tertera di sana, tuan.”
Antonio mengangguk, pria itu segera membuka dan melihat isi di dalamnya. Di sana terdapat puluhan foto yang memperlihatkan wajah sang menantu dengan pria yang tidak asing di matanya. Rida turut penasaran dan mendekat, seketika matanya terbelalak begitu melihat foto sang menantu tengah bermesraan dengan pria lain yang bukan suaminya.
Mulai dari foto Dewi ketika bergelayut manja, bergandengan tangan, ada juga foto ciuman antara Dewi dengan pria lain.
“I-ini? Bukankah ini Kelvin? Bagaimana bisa?”
“Saya juga sudah mengirimkan rekaman cctv yang merekam kebersamaan mereka di ponsel anda, tuan.”
“Saya sudah menyelidiki tentang Dewi dan Kelvin. Rupanya mereka sudah menjalin hubungan gelap selama kurang lebih dua tahun. Tapi sebelum itu, mereka juga pernah dekat karena keduanya merupakan teman satu sekolah ketika SMA. Tidak banyak yang mengetahui hubungan mereka karena mereka menutupinya dengan dalih karena mereka rekan kerja. Tapi di balik itu, mereka juga menjalin hubungan spesial.”
“Kamu menuduh menantu saya selingkuh?!” tanya Rida, marah.
Sagara dan Lisa kembali saling berpandangan, mereka heran dengan reaksi Rida yang menurutnya sedikit denial.
“Mamamu sepertinya butuh bukti di depan mata deh, mas,” ucap Lisa pelan dan diangguki oleh Sagara.
Yuda menggeleng. “Saya tidak asal menuduh, nyonya. Sudah ada bukti yang valid di sana. Saya juga mendapatkan informasi ini dari beberapa teman yang sekarang tidak lagi dekat dengan Dewi karena masalah ini. Mereka sempat menentang hubungan gelap Dewi, tetapi Dewi justru meninggalkan mereka. Dan anda bisa melihat dari foto terakhir yang tercetak dari rekaman cctv di sana. Disana terlihat jelas tanggal dan waktu di mana Dewi bertemu dengan Kelvin. Bukan hanya teman-teman Dewi, ke dua orang tua Dewi juga mengetahui hal itu karena Dewi beberapa kali membawa Kelvin ke rumah mereka dan menginap.”
“Apa?!”
Tubuh mama Rida melemas, wanita paruh baya itu langsung kehilangan kesadarannya karena syok luar biasa mendengar informasi mengejutkan mengenai menantu pilihannya.
“Mama!”
“Tante!"
Bersambung
***
Ubur ubur ikan lele...
Sudah ada yang mulai terbongkar, lee😙😙😙