Meyra Roseyra si gadis yang di buat tak habis pikir dengan seoarang laki laki yang tak lain dan tak bukan ia Hans Lavenzo, bukan karena apa, Hans selalu mengejar nya dan terus berusaha mendekati nya, Padahal secara terang terangan Meyra telah menunjuk kan minat tak sudi nya terhadap Hans
"Pergi, dan jangan deketin gue!! Gue muak sama Lo!"
"Pergi dari kehidupan mu, oh tidak bisa, Tau kah kamu, aku akan merasa puas jika kamu menerima ku,"
"Omong kosong!!!"
***
Tanpa meyra duga, ternyata Hans telah mengikat nya, yang membuat Meyra ingin marah tapi tak bisa karena adanya....
Yuk simak cerita nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lion dan Evan
Selepas makan siang Meyra men dudukan diri nya di tepi kolam renang saat ini setelah me laksana kan sholat dzuhur,
Meyra di kejut kan dengan seseorang yang kini menepuk pundak nya, saat ber balik untuk melihat, meyra men dapati Leo di sana
"Sendirian,"
"Hm,"
Leo manggut manggut, setelah nya ikut mengambil duduk di samping meyra
"Yang lain?" Tanya Meyra
"Tidur siang, Maybe,"
Meyra menoleh me natap Leo yang mendongak menatap langit, "Lo nggak istrahat, padahal ini ke sempatan buat kalian kan, yah tau aja kalian sibuk banget,"
Leo ter senyum tipis, "Gua nggak ngantuk,"
"Oh iya, gue lupa lo kan insomnia ya, susah tidur," Kekeh Meyra
Leo tak mem balas karena nyata nya ia seperti itu, "Lo sendiri, kenapa nggak istrahat, "
"Nggak, entah kenapa gue lagi nggak mood untuk tidur siang, aneh banget kan," meyra me ayun ayun kan kaki jenjang pada Air kolam itu
"Nggak aneh, itu kan hal wajar," balas Leo
Meyra terkekeh sebagai tanggapan
Leo menatap gadis itu dengan tatapan dalam nya, perasaan nya kian meningkat dan memiliki rasa keinginan untuk mendapat kan Meyra seutuh nya
"Lo masih nggak suka sama Hans?,"
Per tanyaan tiba tiba dari Leo itu mem buat Meyra ter henyak, meyra sudah pasti men jawab 'tidak akan pernah suka' tapi kenapa hati nya se olah olah menolak pikiran nya yang seperti itu
"Jangan kan suka yo, gue bahkan paling benci sama cowok itu,"
Senyuman lebar ter gambar di wajah Leo tanpa meyra sadari,
"Tapi lo sekarang ter ikat sama dia," Ujar Leo
Meyra meng hela nafas gusar, "masalah itu gue nggak bisa ngapain ngapain sekarang, Yang penting per nikahan jangan di lakukan secepat mungkin," Cerca Meyra
Meyra beranjak, Leo mendongak menatap meyra yang kini ber diri di samping nya dengan menatap ke arah depan
"Karna hal itu gue nggak bisa nerima," lanjut nya
Leo menunduk dalam, menyembunyi kan senyuman ke senangan nya, "masih ada harapan," batin nya
"Me---"
Leo ter diam saat tak men dapati meyra, gadis itu sudah pergi, se cepat itu, Leo meng hela nafas nya, tak lama senyuman miring menghiasi sudut bibir nya
"Kita lihat,,Hans"
****
>Menjelang malam
"Besok kita kembali ke mansion ya" Hela Leyla
"Iya lah Ela, nggak mungkin kalian nginap ke Villa selama setahun kan," balas rasya yang ber ada di meja rias di sana
"Berarti kita,, kembali BEKERJA HUHUHU," Leyla men jatuh kan diri nya pada kasur
"Ngeluh terus, padahal kak Ley cuman merhatiin data data Di butik lho," Ucap Elis yang memangku Laptop nya dengan meyra di samping nya
Ke dua nya Sedang menonton salah satu drama korea, dengan beberapa cemilan yang Di beri kan oleh Allen
"Aaaa Tau ah, malas, malas, malaaaaas," Leyla mengacak rambut nya frustasi
"Berisik, Alay kamu Ela, padahal Mah kamu udah jalan jalan masa masih ngeluh juga, kek nggak terbiasa aja kamu," Rasya melempari Leyla dengan Handuk yang ber tenggel di atas kepala nya tadi
"Nama nya juga Ela si adik dari banyak nya saudara laki laki, Dia mah suka ngeluh, kalau nggak rese bukan Leyla nama nya," kekeh Allen
Meyra hanya ter diam bahkan ia menonton drama dengan tatapan kosong nya, yah sedari tadi gadis itu melamun
Memikir kan apa yang ia kata kan pada Leo siang tadi tentang Hans, seharus nya meyra tak bilang kalau ia sangat membenci pria itu di depan saudara nya
Walau pun kenyataan nya seperti itu tapi tetap saja meyra rasa ada yang mengganjal di hati nya
Menggeleng cepat untuk menghilang kan perasaan yang menganggu nya sedari tadi
"Lo kenapa mey, padahal drama nya nggak ada hal hal aneh tuh, " Elis menatap Meyra dengan tatapan memincing
"A-ah nggak kok, cuman ke pikiran yang lain tadi," balas nya dengan cepat
"Oh yah, meyra akan kerja juga di perusahaan besar milik keluarga Kendrick kan, di Izel Company," ujar Allen
Meyra mengeryit, dia bahkan belum tahu harus melakukan apa saat tiba di sini, ia kira besok sudah akan kembali ke kampung halaman nya
Dia juga tak di beritahu bahwa dia akan kerja di perusahaan itu,
"Mungkin saja kak, aku belum terlalu tau juga,"
"Lho iya kah, seperti nya kamu akan di kerja kan di sana mey, soal nya Vazan yang memberi tahu kan kepada ku,"
Meyra hanya mengangguk sebagai jawaban, yah semoga saja biar dia tidak ter lalu ber santai diri di kediaman keluarga besar ini
"Mey,"
Meyra ber dehem saat Elis memanggil nya
"Keluar yok,"
Meyra menatap nya, dengan alis yang meng kerut, Elis yang menyadari itu pun segera menutup laptop nya, setelah nya beranjak dari atas kasur
"Kita jajan sepuas nya, di luar banyak makanan enak yang belum kita coba," antusias nya dengan senyuman nya yang mengembang
Meyra tampak ber pikir, tidak buruk juga jika ia sekali sekali ber jalan di malam hari seperti ini, lagi pula mereka sudah lama tak ber jalan ber dua
Tanpa ber pikir panjang meyra mengangguk dengan wajah yang sama dengan Elis yang ter lihat Antusias
"Ayok,"
Meyra ikut beranjak dari atas kasur , Elis segera menggenggam per gelangan tangan Meyra
"Kalian nggak mau ikut?," tanya Meyra pada ke tiga lain nya
Sontak ke tiga nya menggeleng pelan, "kalian saja, biar kita kali ini yang menyiap kan makan malam," Kata Rasya
"Iya, lagi pula kalian juga baru ketemu setelah lama ber pisah kan," Sahut Leyla dengan menatap tablet nya
Elis serta meyra saling ber pandangan setelah nya mengangguk antusias, "Baiklah," kompak kedua nya dengan saling merangkul
"Kita ber dua pamit dulu ya kakak kakak," Seru Elis
Saat membuka pintu, ke dua nya di kejut kan dengan ada nya Lion serta Evan,
"Ngapain kutu Air ke sini," sinis Elis ke arah Lion
"Lo demen banget ganti nama orang ya, ckckck," decak Lion dengan gelengan kepala nya
"Serah gue, udah,, sekarang lo bedua ngapain," ketus Elis dengan ber sedekap dada
"Kalian para cewek, kenapa belum memasak, MALAS BANGET, dah tahu para raja dah menunggu buat makan,"
Bukan itu bukan Lion yang mem jawab, melain kan Evan, Ke dua gadis itu tentu saja ter kejut, dengan mulut melongo tanpa sadar
Oke seperti nya Evan memang satu spesies dengan Makhluk kek Lion ini
"Lo, wahh bener bener ya, tampang lo bedua ngeselin banget ya," geram Elis
Meyra ter kekeh, tanpa sadar Evan melihat nya dan ter paku, dengan cepat pria itu menggeleng cepat, "sadar, sadar , sadar," ucap nya tanpa sadar
"Lo kenapa?," kernyitan dari tiga manusia itu ter tuju pada Evan
"Meyra cantekkk bangett Bro," Spontan Evan dengan mencengkram Kerah baju Lion
Meyra tentu saja ter kejut, Elis menyipit kan mata nya, "sahabat gue emang cantik nya nggak ngotak sih, tapi yang memiliki meyra hanya satu orang aja," Elis menatap ke dua pria itu yang menunggu lanjutan ucapan nya begitu pun dengan meyra
"Siapa, Hans kan maksud lo," Tebak Lion, "yah anggap aja saudara gue itu beruntung banget,"
Elis menggeleng dengan memejam kan mata nya, "CK salah,"
"Lah kalau bukan Hans siapa lagi Kebo, Masa iya Ayam," Ujar Lion
Elis menyipit kan mata nya dengan menatap malas ke arah Lion,
Plak
Evan memukul lengan Lion yang terkejut karena nya, "Yang bener deh lo,,"
Elis menatap kagum ke arah Evan, 'akhir nya ada yang waras, kalau Evan ikutan miring kek Lion udah pas--'
"Seharus ny Bukan Ayam, Tapi Gue,"
Skakmat, ter sentak, dan tak menduga
Oke Elis tidak akan mempercayai ke dua nya, 'sama aja'
"Tau ah, Inti nya meyra tuh punya Gue seorang, Punya Elis, dan akan selalu begitu, bukan begitu meyra," Sentak Elis dengan Memeluk Sahabat nya itu
Ke dua pria yang menatap nya di buat merinding seketika, "kalian pelangi ya," sahut Evan dengan ekspresi wajah nya yang menunjuk kan ke jijik kan nya
Meyra mengeryit, "pela--"
"Pelangi pelangi, kudu pala lo pelangi, yah nggak lah, gue masih waras, gue tuh cuman sayang banget sama besty gue satu ini, sayang , sayang banget pokok nya," Potong Elis
"Dah ah, kalian menghalagi jalan kami, minggir, minggir, "
"Lo bedua mau ke mana?" Kompak Ke dua pria itu
"Kepo," Balas Elis, meyra hanya ter kikik,
"Oh yah kalau mau makan, bilang tuh sama Kak rasya, kalau nggak sabaran siap siap kena amuk," Ucap Elis yang kini pergi dari sana dengan meyra yang ia rangkul
Tanpa sadar bahwa ke dua pria itu telah menyengir, dan menatap satu sama lain kemudian mengangguk
****
Hans ter diam dengan mata ter pejam di bathup nya, isi kepala pria itu di penuhi dengan Satu gadis tentu saja meyra
Membiar kan Air yang cukup dingin mem basahi Badan nya, Hans tak memeduli kan itu
Cukup lama ber diam, Pria itu hanya menghela nafas nya, memikir kan Hubungan dia dan Meyra membuat kepala pria itu meremang kesakitan
"Meyra," gumam nya dengan ringisan kecil yang ia rasakan dari sakit di tubuh nya
Mengingat sorot mata Gadis itu yang selalu menatap nya dengan sorot kebencian membuat denyut sakit di dada nya kian menambah
"Akhh"
Nafas Pria itu tak beraturan sekarang, dengan menyentuh dada nya kuat, Hans mendongak
"Lagi," ucap nya
Tok tok tok
Hans mengatur deru nafas nya, saat mendengar suara ketukan kamar nya, setelah di rasa cukup baik pria itu keluar dari bathup dengan memabaluti badan atletis nya dengan Handuk
Keluar dari kamar mandi, pria itu ber jalan men dekati pintu kamar nya
Ceklek
"Hans, eh lo baru selesai mandi, hm bagus bagus, tepat sekali,"
Itu Lion, dengan Evan, yang mengetuk kamar Hans, ke dua nya melihat pria itu dengan punggung lebar nya di tambah dengan perut nya yang ter dapat bentukan bentukan yang membuat para kaum wanita histeris jika melihat nya
"Ada apa?" Suara dingin nan ber bass itu mengalun ke arah ke dua pria itu
Ke dua nya saling menatap, "Lo pakai baju sana, setelah itu kita nyusul Elis,"
Hans dengan sorot mata elang nya itu, menatap ke dua nya dengan tatapan yang menyirat kan,,untuk apa
Lion yang melihat itu pun seketika paham, "bukan elis doang Hans, nih anak bilang nya Elis doang, " Lion menggeplak belakang kepala Evan
"Meyra juga ada di sana," Ucap nya setelah nya mengabai kan tatapan tajam Evan yang mengarah pada nya
Lion membulat kala pintu itu kembali tertutup, mereka bahkan tak mendapat kan jawaban
"Sebentar,"
Suara dari dalam itu mengartikan untuk ke dua pria itu menunggu Hans yang mungkin saja masih ber pakaian
"Giliran sebut Nama gadis nya dia langsung gercep banget, emang dah saudara gue yang satu tuh agak laen," hela Lion tanpa sadar Evan kini menyengir ke arah nya
Bukkk
"Akhh, sakit sial**" Lion mengusap Belakang kepala nya
"Impas," jawab santai Evan
****
Setelah beberapa menit menunggu, ke empat pria itu kini keluar dari Villa itu, dan mem beritahu kan pada yang lain
Dan yah yang menyadari nya hanya Leo, pria itu me nanya kan mereka akan ke mana,
saat Evan menjawab nya tak butuh waktu lama Leo langsung ber lari ke arah ke tiga pria itu, dan yah ia ikut
Hans memejam kan mata nya menahan amarah nya, Leo hanya menampil kan senyum licik nya
Rencana Awal ingin mengajak Hans hanya untuk alasan jika mereka ketahuan mengikuti ke dua gadis itu
Lion dan Evan akan mengguna kan dalih bahwa Hans ingin ber jalan juga dengan tunangan nya
Biar kan kali ini mereka ber bohong, hanya dapat satu dosa aja kan, begitu pikiran ke dua nya
Tapi jika di tambah dengan Leo harus dengan dalih apa lagi mereka guna kan, tidak mungkin Leo ingin mengikuti saja, eh tapi tidak buruk juga
"Meyra ke mana?" Tanya Hans saat tiba di luar Villa
Lion masih ber pikir begitu pun dengan Evan, mereka juga tak tahu ke dua nya ke mana, bahkan saat me nanya kan kepada ke dua gadis tadi mereka hanya menjawab dengan Kata 'kepo'
"Oh mereka pergi di kepo,"
Lion membulat dengan pernyataan dari Evan, apa apaan pria ini, lagi dan lagi Lion menggeplak belakang kepala Evan
"Kepo," Ulang Leo yang kini mulai tak mengerti begitu pun dengan Hans yang hanya mengernyit samar
"Oh bukan, mereka ke sana, ah iya ke Sana kan di sana banyak makanan, haha benar di sana ya kan Van," sela Lion dengan tawa paksa nya
Evan yang melihat tatapan Lion yang mengisyarat kan agar ia mengiya kan ucapan nya Akhir nya mengerti
"Oh iya, di sana itu nama nya kepo, jadi mereka ber dua ke sana, ayo jalan sekarang," balas Evan yang kini ber jalan mendahului ke tiga nya
Lion menepuk jidat nya, 'kepo lagi' Lion ter tekan
Setelah nya ke tiga nya pergi dari sana, dengan Lion yang merasa tak tenang, takut takut ke dua gadis itu tak ber ada di sana