Sukma adalah seorang gadis kota yang sangat cantik dan mempunyai tubuh yang sexy.
Dia di khianati oleh Kekasihnya yang bernama Bagas.
Bagas adalah lelaki biasa yang berasal dari perdesaan dan dia merupakan sosok lelaki tidak bertanggung jawab.
Sukma di kubur dalam keadaan setengah sadar sesaat dya melahirkan anak hasil dari buah cinta mereka.
Untuk kelanjutan mari kita simak!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I.U Toon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembawa sial
Liza yang merasa terbebani dengan ucapan kakek dan warga desa yang terus menggunjing dirinya dan keluarganya.
Dia terus meratapi dan merenung diri, dia tidak keluar dari kamar nya seharian.
Bagus yang lapar mencoba mencari ibu sambungnya untuk meminta makan.
ketika membuka pintu kamar, dia mendapati ibunya telah pingsan di lantai.
Dia tidak tau sejak kapan Liza pingsan disana.
Dan yang dia tau sekarang iyalah mencoba mencari pertolongan.
Bagus segera berlari keluar menuju kerumah Dika pamannya.
"Tok... Tok..
"tok.... Tok...
" Nenek......... " teriak Bagus mencari neneknya.
Ceklek........ Pintu terbuka
"Kenapa Gus" Tanya Dika pamannya. Ternyata yang membuka pintu adalah pamannya.
"Mamah..." Bagus menunjuk ke arah rumahnya...
Dikarenakan masih berusia lima tahun, bagus belum lancar berbicara dengan baik dan benar. Bahkan dia sendiri masih bingung kenapa ibu sambungnya bisa tertidur di lantai tak sadarkan diri.
Dika yang menyadari ada sesuatu yang telah terjadi pada Liza, Dika segera berlari menghampiri Liza, begitu sampai dia mendapati Liza yang pingsan di lantai. Dika segera mengangkat tubuh Liza dan membaringkannya di atas kasur.
Tak lama kedua orang tua Dika dan istrinya juga menyusul kerumah Bagas untuk melihat kondisi Liza.
Dika meraih ponsel yang ada di dalam saku celananya, lalu menelpon Bagas abangnya.
" Halo mas,"
"Iya halo dik, kenapa ? " tanya Bagas
"Liza pingsan dirumah mas" jawab Dika
Tanpa menanyakan lebih, Bagas langsung menutup telponnya dan langsung berkemas hendak pulang kerumah.
Saat dalam perjalanan Bagas mengendarai mobilnya dalam kecepatan tinggi, dia sangat khawatir jika terjadi sesuatu hal buruk terjadi pada istrinya.
Mobilnya melaju kencang, tak seperti biasanya.
Kurang dari satu jam Bagas tiba dirumahnya.
Dia langsung keluar mobil berlari menuju rumahnya untuk menghampiri Liza.
"Assalamualaikum"..
"Walaikumsalam" sahut papa yang membuka pintu.
"Liza kenapa pa?" tanya Bagas panik.
"Tadi dia pingsan, kami langsung kemari.
Sekarang dia udah sadar kok" sahut papa
Bagas segera menghampiri Liza di kamarnya.
Liza yang lemah setelah sadar dari pingsan nya masih berbaring di atas tempat tidur.
begituu dia melihat Bagas tiba..
"Mas...... " Mengulurkan tangannya seakan minta pelukan dari Bagas.
"Kamu kenapa sayang? Bagas memeluk Liza
Merasa kondisi Liza telah baik-baik saja Dika dan keluarga memutuskan untuk pulang kerumah mereka, melihat hari juga sudah mulai petang. Mereka mengingat kata-kata sang kakek di tengah pasar tadi.
Bahwa warga dilarang keluar rumah selepas magrib. Setiap rumah harus dikunci rapat-rapat dan memperbanyak ibadah.
Selepas melaksanakan shalat berjamaah dirumah mereka berkumpul dimeja makan.
"Ayo Gus,, makan.... Mau ayam?" seru Liza
"iya mah.. Mau... " Bagus mengambil ayam goreng yang di piring.
Bagas yang sedari tadi memandangi wajah Liza..
" Tadi Dika bilang ada keributan di pasar"
"Mas mintak maaf karena tidak ada bersamamu".
Tanya Bagas sambil menundukkan pandangannya.
"Kadang-kadang ketika kita merasa ketakutan kita sering berbicara asal-asalan." ucap Bagas lagi.
"kita " Liza memperjelas
" Maksud mas mereka " menjelaskan.
Liza hanya diam, dan meneruskan makannya.
Masih jelas di ingatannya tentang perkataan kakek tua tadi di pasar dan para warga yang telah mengatakannya pembawa sial.
Ingin rasanya dia berucap dan menjelaskan perasaannya saat ini tapi melihat suasana sedang tidak mendukung. Bagus juga tidak sepantasnya mendengar tentang percakapan yang tak seharusnya dia dengar.