NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Kontrak Dengan Pewaris Tunggal

Terpaksa Menikah Kontrak Dengan Pewaris Tunggal

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: eilha rahmah

Sebuah cerita tentang perjuangan hidup Erina, yang terpaksa menandatangani kontrak pernikahan 1 tahun dengan seorang Presdir kaya raya. Demi membebaskan sang ayah dari penjara. Bagaikan mimpi paling buruk dalam hidup Erina. Dia memasuki dunia pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap akan dicintai.

Akankah dia bisa menguasai hatinya untuk tidak terjatuh dalam jurang cinta? ataukah dia akan terperosok lebih dalam setelah mengetahui bahwa suaminya ternyata ada orang paling baik yang pernah ada di hidupnya?

Jika batas waktu pernikahan telah datang, mampukan Erina melepaskan suaminya dan kembali pada kehidupan lamanya? Atau malah cinta yang lama dia pendam malah berbuah manis dengan terbukanya hati sang suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eilha rahmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Clarissa Clara

Di gedung Zenica Corpora, di sebuah ruangan Presdir, Arga dan Noah sedang berbincang santai. Di sanalah Arga menceritakan semuanya, alasan kenapa dia memilih Erina sebagai istri kontraknya. Dan fasilitas apa saja yang dia berikan pada istri kontraknya itu.

"Aku akan melepaskannya setelah satu tahun"

"Apa kau yakin bisa menjaga hatimu untuk tidak menyukainya?" Noah memicingkan matanya, merasa sangat tidak yakin dengan apa yang baru saja diucapkan oleh sepupunya itu.

"Apa kau sudah gila! Dia sama sekali bukan seleraku"

Ya, wanita dengan penampilan sederhana seperti Erina memang sangat jauh dari tipe ideal Arga. Noah tahu betul jika tentang hal itu, dia juga tahu ada siapa di dalam hati Arga saat ini. Hanya ada satu nama, cinta pertama Arga. Seorang artis ibu kota dengan penampilan luar biasa, nyaris sempurna. Clarissa Clara.

Tiba-tiba saja Noah teringat sesuatu tentang artis itu. Manajernya sempat menghubungi kantor Noah beberapa saat yang lalu.

"Kabarnya Clara hari ini pulang ke tanah air ya" Noah langsung memberitahukan perihal mantan kekasih Arga tersebut.

"Hheemm"

Tidak ada perubahan dalam ekpresi wajah Arga. Menandakan jika dia sudah tahu rencana kepulangan artis sekaligus model terkenal yang dulu pernah mendiami hatinya.

Clarissa Clara, siapa yang tak kenal dengan artis terkenal itu. Dia sempat pergi keluar negeri selama dua setengah tahun dengan alasan untuk mengasah kemampuannya, menyelam lebih dalam di dunia modeling. Dan kepergian gadis itu pula yang menyebabkan luka di hati Arga kian menganga hingga saat ini.

Jika saja saat itu Clara tidak nekat pergi tanpa sepengetahuan Arga. Mungkin hubungan mereka akan tetap berlanjut hingga saat ini. Atau mungkin bahkan menuju ke jenjang yang lebih serius. Namun apa boleh dikata, Clara cukup keras kepala dan bisa dibilang cukup ambisius dengan pencapaiannya.

"Tadi siang manajernya menghubungiku, untuk menyiapkan kamar VVIP di hotel Zenica. Bagaimana menurutmu?" Noah kembali bertanya.

Sebagai Direktur yang memegang salah satu hotel bintang lima yang masih dalam naungan Zenica Corpora, Noah tetap harus meminta ijin terlebih dahulu pada atasannya. Selain karena masalah profesionalitas namun Noah jelas sudah tahu seperti apa hubungan Arga dengan Clara di masa lalu.

"Siapkan kamar paling bagus, pastikan semua fasilitas tidak ada yang bermasalah. Keberadaannya di hotel kita akan mengundang banyak perhatian publik. Jika dia puas dengan pelayanan kita, maka reputasi hotel kita akan meningkat pesat" Ucap Arga santai, dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.

Noah tergelak. Arga tetaplah Arga yang dulu, laki-laki dingin yang tidak ada seorangpun tahu apa isi otaknya. Awalnya dia kira jika Arga akan menolak mentah-mentah maksud kedatangan Clara, entah karena masih dendam atau memang tak ingin menemui gadis itu lagi. Namun ternyata dia salah, Arga malah ingin memanfaatkan kedatangan Clara untuk meningkatkan reputasi hotel miliknya yang baru berdiri beberapa tahun terakhir.

"Baiklah, jika itu maumu. Aku akan melakukan yang terbaik yang aku bisa"

Tanpa menunggu perintah lebih lanjut, Noah meminta ijin keluar ruangan untuk menyiapkan apa yang diminta Arga barusan.

Arga hanya menganggukkan kepalanya, mempersilahkan Noah untuk pergi. Dia memandang nanar pada gelas dan piring kosong di atas meja. Kepalanya tiba-tiba panas, sejak mendapat kabar akan kepulangan Clara dari luar negeri, beban pikiran Arga rasanya semakin bertumpuk saja.

Kejadian itu memang sudah lama, namun bagi Arga rasanya baru kemarin Clara pergi meninggalkannya. Bahkan saat dirinya dalam keadaan terpuruk usai sehari kehilangan kedua orang tuanya. Clara tetap pergi tanpa sepatah katapun.

Arga menyenderkan kepalanya di sandaran sofa, membenamkan matanya. Membiarkan pikirannya melanglang buana.

Sekretaris May hanya bisa menatap Arga dari balik meja kerjanya. Dia sama sekali tidak berani bersuara, bahkan untuk membereskan bekas piring dan gelas kosong yang di tas meja pun rasanya dia tidak punya nyali.

***

Setibanya di rumah sakit, Erina langsung menuju ke ruangan tempat kakek di rawat. Disana sudah ada Bibi Sofia dan dua orang perawat yang sedang berjaga. Sepertinya kakek sedang tertidur lelap, Erina enggan untuk mengusiknya.

"Selamat siang Bi" Erina menghampiri Bibi Sofia yang sudah berdiri dari sofa tak jauh dari ranjang tempat kakek berbaring.

"Erina, Kamu kok kesini? Arga bilang kamu ada urusan" tanya Bibi Sofia keheranan.

"Erina hanya mampir sebentar Bi" Erina melangkahkan kakinya menuju sofa. Lalu duduk dengan tenang di samping Bibi Sofia.

"Dokter bilang perkembangan kakek sangat mengagumkan, mungkin beberapa hari lagi sudah bisa pulang"

"Benarkah?" Erina segera menutup mulutnya menyadari jika suaranya terlalu lantang. "Maaf Bi, aku terlalu bersemangat"

"Tidak apa-apa Erin, semuanya berkat kamu. Karena kedatanganmu disini kakek benar-benar punya kemauan untuk sembuh"

Erina hanya bisa tersenyum canggung, merasa tidak pantas dengan pujian berlebihan yang Bibi Sofia berikan.

Sekitar 30 menit Erina menunggu di rumah sakit, namun kakek tak kunjung bangun. Sedangkan dia masih ada satu urusan yang mau tidak mau harus dia selesaikan hari ini juga. Yaitu mengembalikan ponsel milik Noah. Lagi pula bagaimana caranya Erina menghubungi Noah, dia tidak punya nomor HP laki-laki itu.

Setelah berfikir beberapa saat akhirnya Erina memutuskan pergi ke gedung Zenica. Noah bekerja disana kan, pasti saat ini dia sedang bekerja.

Perjalanan dari rumah sakit ke gedung Zenica tidak memakan waktu terlalu lama, hanya sekitar 30-40 menit. Kalau tidak macet tentunya. Dan dia bisa pulang sebelum makan malam.

Erina sudah sampai di lantai 10, resepsionis bilang kalau ruangan Tuan Noah ada lantai ini. Setelah bertanya-tanya Erina akhirnya menemukan ruangan yang dia maksud.

Tarik nafas dulu sebelum masuk!

Cklek! Terdengar suara gagang pintu dibuka dari dalam. Jantung Erina seperti mencelos, dia belum siap namun tiba-tiba Noah membuka pintu sebelum Erina mengetuknya.

"Astaga!" Erina memekik kaget, begitu pula dengan Noah. Mereka sama-sama terkejut, pasalnya Noah sama sekali tidak tahu jika ada orang di luar ruangannya.

"Kakak Ipar?" Noah mengamati lebih dalam raut muka Erina.

Apa? Kakak Ipar? Sejak kapan aku jadi kakak iparmu?

"Maaf menggangu waktumu, aku hanya mau mengembalikan ini" Erina menyodorkan ponsel milik Noah, lalu berbalik badan berniat untuk segera pergi. Namun tangannya cepat di tarik masuk ke dalam ruangan oleh Noah.

Eh...Eh...Eh... Kenapa dia menarik tanganku? Mau apa dia?

"Duduklah dulu" Noah menarik lengan baju Erina sampai di depan sofa.

"Aku harus pulang, Pak Tan menungguku dibawah" tolak Erina.

"Apa seperti itu caramu bertamu?"

Erina diam, dia tahu memang sangat tidak sopan. Tapi sebenarnya dia juga tak mau cari masalah. Bukankah Arga sudah mewanti-wanti untuk jangan terlalu dekat dengan Noah.

"Baiklah, sebentar saja" Erina pun akhirnya menyerah. Dia menghempaskan tubuhnya di sofa empuk. Sambil memperhatikan beberapa artikel yang beserakan di atas meja.

"Ini... Clarissa Clara kan?" Erina meraih satu artikel luar negeri, di sana terpampang sebuah foto berukuran cukup besar. Seorang perempuan cantik sedang tersenyum sambil menenteng barang-barang mewah.

"Kamu kenal dia?" Noah datang, membawakan Erina sebotol air mineral dan satu mangkok berisi potongan buah.

"Tentu saja, dia kan artis terkenal itu. Tapi rumornya dia terlibat skandal ya? Jadi dia memutuskan untuk kabur keluar negeri" Erina bercerita dengan mata berapi-api.

"Rumor itu tidaklah benar, dia keluar negeri karena ingin belajar jadi model" Noah menjawab santai "Padahal di balik kesuksesan yang dia dapatkan sekarang, ada hati laki-laki yang sedang hancur karena di campakkan"

"Benarkah?" Erina mendelik tidak percaya. "Laki-laki macam apa yang bisa mendapatkan hati bidadari seperti Clarissa Clara? Dia pasti laki-laki yang sangat tampan dan kaya raya"

Noah tergelak mendengar ocehan Erina, seandainya dia tahu siapa laki-laki itu. Dia tidak akan bisa bicara sembarangan seperti saat ini.

"Lalu bagaimana hubungan mereka sekarang?"

Noah mengernyitkan keningnya, wanita di depannya ini ternyata cukup kepo juga orangnya. Tapi sangat menyenangkan bisa bicara panjang lebar dengannya meski harus membahas hubungan orang lain.

Noah mengangguk perlahan "Tentu saja, laki-lakinya di campakkan begitu saja padahal sehari sebelumnya dia baru saja kehilangan kedua orangtuanya karena kecelakaan"

"Apa Clara yang memutuskannya?"

"Tidak juga sih, tapi bayangkan perasaanmu saat kau kehilangan ke dua orang tuamu sekaligus, orang yang paling dekat yang seharusnya mensupportmu malah meninggalkanmu begitu saja ke luar negeri"

"Tragis sekali ya, tapi bagaimana kau bisa tahu hubungan Clarissa Clara sampai sedetail ini? Apa jangan-jangan kamu laki-laki itu?" Erina menatap Noah penuh prihatin.

"Heh! Bukan! Kami berteman akrab, makanya aku tahu"

Dan obrolan mereka pun berlangsung sangat lama, Erina bahkan melupakan Pak Tan yang harus menunggu di lobby selama ber jam-jam. Astaga Erina, apa kau tak takut kuwalat....

.

.

(BERSAMBUNG)

"

1
Aini~
di BAB ini Arga keterlaluan banget loh, kasihan banget Erina... nyeseknya sampai sini loh thor... 😢😢
Aini~
heh, kasian loh... dia udah effort banget.
egoisnya kebangetan si arga nih...
Aini~
wadduh, kok jadi posesif kebangetan gini???
Aini~
ngomong aja kalau cemburu, jangan malah bilang jelek. semua orang jadi salah paham kan!!!
Aini~
biarin aja sih Bi, biar kepala Arga di geplak sama tongkat si kakek
Reni Anjarwani
lama2 males sama arga
Aini~
makanya, jangan cuma bisa bilang jelek. istri kalau lebih di perhatikan lagi bakalan lebih cantik dari perempuan2 di luar sana...
Reni Anjarwani
kalau suatu saat ditinggal erins bakal menyesal arga , pas ditinggal paa arga udah cinta , tenang erina cuma 1 th kontrak pernikahanmu
Aini~
Jadi Erina cuma dipakai buat alat balas dendam, benar2 keterlaluan si Arga😡
Aini~
Kenapa dia masih mengingat mantan yang jelas2 sudah ninggalin dia,
Aini~
tenang Erina, si Arga udah kelihatan bucin tuh, gak usah takut kecintaan sendiri 🤭🤭
Ablay Chablak
cm 1bab aja thor...
Aini~
wkwkwkw... kalau tahu bakalan diapain ya Erina 🤭🤭🤭
Aini~
wkwkwkwk... saking posisifnya, kalau seperti itu kenapa dia tidak memanggil dokter wanita tadi??
Aini~
Arga kan bukan manusia normal 😅😅
Aini~
wkwkwkwkw... hayo di tagih cucu, awas ada drama2 masik RS lagi 🤣🤣
Aini~
matanya sudah keracunan cinta kali 🤭🤭
Aini~
molai kang modus beraksi 🤭🤭
Aini~
wkwkwk.. kelakuan presdir bisa di luar nurul begitu yak 🤣
Aini~
🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!