BENIH TARUHAN

Tanpa memperpanjang keributan yang Nico anggap nggak berfaedah itu akhirnya Nico segera membawa si kembar keluar dari area sekolah.Walaupun masih terdengar umpatan demi umpatan kasar wanita itu Nico tidak menghiraukannya.

Nico masuk ke dalam mobil Elang minta di kursi penumpang sebelah supir sementara Aura masuk ke bagian belakang.

Sebelum menyalakan mesin mobilnya Nico meminta data Mgr yang ada di kantor cabang dari bagian HRD.

Lalu dia pun langsung melajukan mobilnya ke arah kantornya.Sebelum sampai kantor Nico mengarahkan ke sebuah restaurant untuk makan siang bersama dua anaknya.

"Kok kita kesini Om?" tanya Aura melihat sekeliling mereka ternyata sedang ada di sebuah rumah makan.

"Kita makan siang dulu yaa,nanti baru kita ke kantor Om lagi, ketemu sama bunda."ucap Nico mengelu* lembut pipi gembul Aura.

"Sebenarnya Om baik itu siapa sih,kenapa bunda bisa nyuruh om jemput kita?"

Nico memandang wajah dua anak kembar itu.

"Kalau seandainya Om ini, daddy kalian..apa kalian percaya?" tanya Nico akhirnya mengeluarkan pertanyaan seperti itu.

"Daddy?" tanya Elang dan juga Aura.

Walaupun Nico sudah bicara dengan Elang namun,Nico perlu meyakinkan mereka untuk meyakinkan dirinya juga perasaan dua anaknya itu.

"Hiks..hiks.. daddy.." rengek Aura yang tiba-tiba menangis dan memeluk leher Nico.

"Ssstttt..sweety,jangan nangis.Apa Daddy yang buat kamu nangis gini hemm?" tanya Nico menghapus air mata yang keluar dari mata Aura.

" Nggak dad,Aura senang.Aura mau Daddy Om baik selamanya jadi Daddy aku.Aura nggak mau daddy ninggalin kami lagi."ungkap Aura dengan menyeka air matanya dengan kasar.

"Jadi, semalem om nggak bohong sama aku?" tanya Elang pad Nico.

Nico menggeleng gelengkan kepalanya dan mengacak rambut putra nya.

"Nggak boy, daddy nggak bohong sama kalian.Tapi, memang Daddy sama bunda lagi ada sedikit masalah.Daddy dulu nakal,jadi bunda lagi hukum Daddy." ungkap Nico mengarang cerita untuk dua anaknya.

"Kenapa marahan?" tanya Aura dengan mata mengerjap yang terlihat menggemaskan.

"Daddy pasti nakal." tebak Elang membuat Nico dan Aura menoleh ke arah Elang.

"Beneran, daddy nakal yaa..biasanya kalau kita nakal bunda nggak marah,kenapa Daddy nakal ,bunda harus marah?"

Pertanyaan anak kecil yang membuat Nico sedikit kesulitan berfikir.Mencari alasan pada keluarga,teman,atau bahkan reka bisnis itu biasa tapi, untuk saat ini yang menuntut jawaban itu anaknya yang begitu kritis.

"Yahhh..Daddy nakalnya nggak kayak kalian,jadi bunda susah buat maafin Daddy." ucap Nico

"Ahhh..pusing jadinya.Kenapa orang dewasa itu rumit sih,capek jadi orang dewasa."keluh Aura dengan gaya gemasnya.

"Sudahlah,jangan pikirin Daddy sama bunda,sekarang..kamu boy dan sweety nya Daddy,kita makan sekarang.Karena bunda pasti nungguin kita di kantor,belum lagi kalaian juga harus bobo siang,Daddy sama bunda juga harus kembali bekerja." ungkap Nico.

Akhirnya mereka pun makan dengan lahap dan juga dengan suasana yang tenang.Sebelum nya pun Nico mengajak mereka membeli baju baru untuk ganti mereka nanti di kantor.

...****************...

Sedangkan Leka yang ada di kantor sedari tadi mencemaskan keadaan kedua anaknya.Saat akan meminta ijin pada Nico untuk menjemput si kembar tiba-tiba dia mendapat notif pesan dan itu dari Nico yang mengatakan jika dirinyalah yang akan menjemput kedua anaknya.

Nico pun mengatakan bahwa tidak akan mengatakan hal yang macam-macam selagi Leka menurutinya.

Leka mondar mandir di depan pintu ruangan Nico sambil menunggu kedua anaknya yang di jemput oleh Nico.

"Bundaaa!!" seru si kembar saat melihat sang bunda yang sedang mondar -mandir di depan pintu ruangan Nico.

"Elang,Aura..!!" pekik Leka dan memeluk kedua anaknya.

"Kamu kenapa,apa yang terjadi?" tanya Nico saat melihat wajah Leka yang terlihat cemas.

"Kamu nggak macem-macem kan?" tanya Leka balik tanpa menjawab pertanyaan Nico.

"Macem-macem gimana,aku cuma jemput anak kit_

"Lebih baik kamu masuk keruangan,ada dokumen yang harus kamu tanda tangani.Terus tadi bagian HRD ngasih aku beberapa dokumen Manager,katanya kamu yang minta.Aku taruh di atas meja kerjamu." ucap Leka dengan gaya bahasa yang santai.

"Hemmm,baiklah..kalian istirahat.Ini ganti buat mereka.Kamu urus mereka dulu.Aku cek dokumen dari HRD dulu." ucap Nico dan langsung masuk ke dalam ruangannya.

Sementara Leka mengarahkan kedua anaknya untuk beristirahat di kamar yang ada di dalam ruangan Nico.

...----------------...

"Bunda hiks hiks.." Aura tiba-tiba saja menggaruk tengkuknya.

Wajahnya merah membuat Leka panik.Leka langsung memeriksa keadaan putrinya.

Terlihat banyak ruam di kulit bocah mont*k itu.

"Ya Allah Aura..kamu kenapa ini ?" tanya Leka panik.

Sementara Elang melihat bundanya panik pun turun dari tempat tidur dan berlari keluar dari kamar.Elang melihat Daddy nya yang sudah ada di kursi kebesarannya.

"Dad..!!" panggil Elang sedikit keras.Apalagi melihat wajah Elang terlihat panik.

"Ada apa boy?" tanya Nico melihat ke arah sang putra dan beranjak dari tempat duduknya mendekati Elang.

"Aura dad.." ucap Nico. Dia bingung untuk mengatakan apa,karena Elang pun tak tahu apa yang terjadi pada sang adik.

Nico berlari menuju kamar dan terlihat Aura yang sedang memun*ahkan makanan yang di bantu Leka.

"Ada apa ini Le,Aura kenapa?" tanya Nico melihat putrinya yang terlihat tak baik-baik saja.

Tanpa pikir panjang Nico mengangkat tubuh Aura dan menggendong nya keluar dari ruangannya sedangkan Leka menggandeng tangan kecil Elang mengikuti langkah Nico yang membawa Aura.

Sampai di lobby banyak pasang mata melihat keempatnya.Apalagi Nico yang menggendong Aura dan terlihat sangat panik.

"Kamu masuk ke belakang,Abang di depan sama daddy !!" perintah Nico pada Leka dan Elang.

Terus terang Leka terkejut mendengar sebutan Nico pada Elang.Namun,bukan sekarang waktu yang tepat untuk membahasnya.

Leka memangk* Aura dan Elang duduk di bangku samping Nico.Nico pun mengecek seat belt Elang agar terpasang dengan benar.

Nico pun akhirnya mengemudikan kendaraan nya dengan kecepatan diatas rata-rata.Nico pun menyuruh Elang untuk memejamkan matanya agar dia tak takut melihat Daddy nya mengemudikan mobilnya dengan kencang.

Namun,bukan Elang yang punya darah Nico yang tidak suka dengan tantangan.Dia menatap wajah Nico yang panik Elangpun menyentuh lengan Nico untuk membuat daddynya lebih tenang.

Benar saja Nico melihat sekilas ke arah Elang dan tersenyum.Perasaannya yang tadi kalut sekarang lebih tenang dan sebisa mungkin dia mengendalikan dirinya.

Tak lama kemudian mobil mewah itu masuk di depan lobby Rumah Sakit dan Nico segera keluar dan menyerahkan kunci mobilnya pada petugas.

Dokter !!!"

Bersambung