NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Milik Jendral Vampire

Gadis Cantik Milik Jendral Vampire

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kutukan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: bbyys

Saat Sora membuka mata, dia terkejut. Dia terbangun di sebuah hutan rindang dan gelap. Ia berjalan berusaha mencari jalan keluar, tapi dia malah melihat sebuah mata berwarna merah di kegelapan. Sora pun berlari menghindarinya.

Disaat Sora sudah mulai kelelahan, dia melihat sesosok pria yang berdiri membelakanginya. "Tolong aku!" tanpa sadar Sora meminta bantuannya.
Pria itu membalikkan badannya, membuat Sora lebih terkejut. Pria itu juga memiliki mata berwarna merah.

Sora mendorongnya menjauh, tapi Pria itu menarik tangannya membuat Sora tidak bisa kabur.

"Lepaskan aku." Sora terus memberontak, tapi pegangan pria itu sangat erat.

"Kau adalah milikku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bbyys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Masuk Penjara

Arabella menghentikan ayahnya untuk membungkukkan badannya. Arabella memandang Sora dengan tatapan tajam.

"Aku yang akan meminta maaf." Ia berjalan mendekati Sora, membungkukkan sedikit badannya sambil mengangkat rok gaunnya.

"Saya Arabella Prison meminta maaf kepadamu. Maaf karena sudah menuduhmu tanpa bukti."

Hanya beberapa detik saja, ia kembali berdiri tegak. Sora bisa melihat tatapan matanya yang meremehkannya, ia tidak bersungguh-sungguh ingin minta maaf. Tapi Sora tidak peduli karena dia tidak ingin memiliki masalah dengannya.

"Saya menerima permintaan maaf anda." sahut Sora.

"Karena masalahnya sudah selesai, bagaimana kalau anda mencoba makanan dari koki di kediaman kami dulu." ucap Count Prison tersenyum ramah.

Para pelayan mengganti teh yang sudah dingin dengan yang baru, Count Prison menyodorkan beberapa kue ke atas piring Jendral.

Ashley menyeruput tehnya tapi ia tidak

menyentuh kuenya sama sekali.

"Koki kami sangatlah handal. Kue ini adalah makanan terbaik di kediaman ini."

Count terus menawarkan tapi Ashley tetap tidak mau memakannya.

"Maaf. Aku tidak suka makanan manis."

tolak Ashley membuat Count terdiam tak bisa memaksanya lagi.

"Kalau begitu bagaimana kalau anda makan siang di sini. Kami akan menyajikan makanan terbaik untuk anda."

Count Prison tampak ingin mendapatkan perhatian dari Jendral. Entah apa yang ia rencanakan, ia menjilat dengan lancarnya.

"Tidak perlu!" tolak Ashley lagi. "Saya memiliki urusan lain. Urusan saya sudah selesai. Jadi saya pamit undur diri."

Ashley bangkit dari duduknya, beranjak dari tempatnya.

"Jendral!"

Tapi tiba-tiba Ashley jatuh, tubuhnya melemah. la terus memegangi kepalanya. Keringatnya mengucur. Sora memegang tubuhnya, suhu tubuhnya terasa panas. Nafasnya juga terasa berat.

"Ada apa dengan anda?" tanya Javier yang cemas.

Ashley tidak menjawabnya, ia terus meringis kesakitan.

"Ada apa dengan Jendral? Apa mungkin sakit?" terka Sora khawatir.

"Mari bawa Jendral ke kamar, saya akan panggilkan dokter." Count menawarkan.

Javier memapah Jendral dan membawanya ke dalam kamar tamu yang terletak di lantai 2. Sora mengikutinya dari belakang.

Sora tidak pernah melihatnya sakit seperti itu kecuali saat kutukannya kambuh. Tapi jika melihat dari gejalanya, itu bukan karena kutukannya.

Javier merebahkan tubuh Jendral diatas tempat tidur.

Dokter datang dengan cepat. la langsung memeriksanya.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Count.

Semua orang menatap Dokter, menunggu jawaban.

"Sepertinya jendral kelelahan sehingga menderita demam. Istirahat sebentar akan membuatnya lebih baik." jelas dokter. la memberikan sebuah obat. "Ini adalah obat penurun panas, jendral akan lebih baik setelah meminumnya."

Javier menuruti perintah dokter. la memberikan obat itu, nafas jendral kembali normal. la tidak terlihat kesakitan lagi.

"Saya akan menyiapkan ruang tunggu untuk kalian." tawar Count.

Seorang pelayan membawa mereka ke sebuah ruangan yang tampak seperti ruang tamu, jaraknya tak begitu jauh dari kamar tamu. Mereka menunggu disana.

Ruangannya cukup luas dan nyaman. Mereka juga menyediakan teh serta beberapa camilan.

Javier dan yang lainnya tampak cemas, mereka hanya bolak-balik keliling ruangan sedari tadi.

"Ukh!"

Sora merasakan rasa sakit di jari kelingkingnya, perasaannya menjadi tidak tenang.

"Akhhhh ...."

Tiba-tiba terdengar suara teriakan wanita.

Semuanya langsung keluar ruangan. Arah suaranya dari kamar yang di tempati Jendral.

"Jendral!"

Semuanya terkejut, melihat Jendral yang sudah tersadar, berdiri di depan Arabella yang terduduk disana. Yang lebih mengejutkannya lagi, Arabella memakai gaun tidur yang sangat seksi. Sora menarik selimut dan menutupi tubuhnya.

"Jendral, apa yang terjadi?" Javier datang menghampiri.

"Cepat tangkap Count dan Putrinya!" tegas Ashley.

Dengan sigap kedua prajurit itu langsung berlari mengejar Count. Arabella hanya bisa terdiam tak melawan.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi?" Javier kembali bertanya. Ia berusaha mencari tahu.

"Count dan Putrinya telah memberiku racun." ucapan itu membuat Sora dan Javier terkejut.

Racun? Bagaimana bisa mereka meracuni Jendral di tempatnya sendiri.

"Wakil Jendral!" Kedua prajurit itu kembali. "Maaf kami kehilangan Count, ia sudah melarikan diri."

"Orang licik itu, bagaimana bisa ia kabur dan meninggalkan Putrinya." geram Javier. "Cepat tangkap Putrinya."

Kedua prajurit itu menarik tangan Arabella, Arabella memberontak.

"Lepaskan aku! Aku tidak bersalah." teriaknya.

Arabella diseret oleh Prajurit. la terus memberontak menyatakan tidak bersalahnya.

"Javier cepat! Kau cari Bajingan itu. Jangan biarkan dia kabur." ucap Ashley marah.

"Baik Jendral" Javier pergi, kini hanya tinggal mereka berdua yang ada disana.

"Ukh ..." rintih Ashley. Ia memegangi kepalanya.

"Kau tak apa?" tanya Sora mendekat.

Sora memeriksa dahi Ashley yang terasa panas.

Biasanya suhu tubuhnya dingin tapi kini badannya panas seperti teko yang baru di tuang air panas. la terlihat sulit bernafas, nafasnya terasa berat.

"Lepaskan aku!" Ashley mendorong Sora, kukunya yang panjang menggores lengan Sora. "Segera, pergilah dari sini!" usirnya.

Sora tidak bisa membiarkannya menderita sendirian seperti itu. Rasa sakit yang ia rasakan, Sora bisa merasakannya juga. Ada perasaan tak nyaman di hatinya.

"Aku akan bantu kau kembali ke tempat tidur." tawar Sora. Lalu berjalan mendekat.

"Darah manis!" gumam Ashley.

Tiba-tiba matanya berubah menjadi merah, ia menarik Sora masuk kedalam kamar. Melemparnya ke atas kasur.

"Darah manis!" Ia mendekatkan wajahnya ke leher Sora, nafasnya menjalar hingga ke dada Sora.

"Akh!"

Tiba-tiba Ashley merobek baju Sora, membuat kancing bajunya lepas dan terpental kemana-mana. Ashley menciumi tandanya didada Sora. Sora bisa merasakan nafas berat dan panasnya. Sora hanya bisa diam sambil menutup mata berharap hal ini cepat berakhir.

"Aku sudah menyuruhmu untuk pergi tapi kau tidak mau pergi." Bisiknya, suaranya yang berat dan lembut menggelitik di telinga Sora. "Aku ... tidak bisa menahan diri lagi." ucap Ashley dengan nada berat.

Ashley menahan kedua tangan Sora, menyentuh bibirnya. Ashley mencium bibir Sora. "Bibirmu sangat manis." Desahnya. la terus mencium Sora berkali-kali. Ciuman intens.

"Hentikan!" Sora berteriak saat dia merasakan tangan Ashley yang menyentuh pahanya. Menjalar perlahan ke atas. Sora memberontak.

"Hentikan!" Sora menamparnya dengan keras, tamparan itu membuat Ashley berhenti.

Ashley langsung melepaskan Sora dan mundur. "Maafkan aku ..." ucap Ashley lirih.

Saat melihat Sora yang sudah kacau. Mata Ashley kembali normal. la memandangi Sora dengan tatapan bersalah, lalu memalingkan wajahnya.

"Aku sudah menyuruhmu untuk pergi." ucap Ashley pelan.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Ini bukan tanda dari kutukan." tanya Sora khawatir.

Sora merasakan keanehan dari sikap Ashley, sikapnya berbeda. Biasanya saat kutukannya kambuh, ia akan bertindak layaknya binatang buas. Tapi kali ini ia bertindak seperti binatang birahi, pandangannya penuh nafsu.

"Aku juga tidak mengerti. Aku merasakan perasaan tak nyaman di tubuhku, tiba-tiba pandanganku kosong dan tak ingat apa-apa lagi." jelas Ashley bingung.

"Apa mungkin mereka memberikanmu obat perangsang?" terka Sora.

Sikap Ashley sudah aneh saat ia meminum teh yang disajikan. Apalagi Arabella yang datang ke kamar Ashley dengan pakaian minim seperti itu. Itu bisa menjelaskan semuanya kalau mereka memasukkan obat ke minumannya.

"Akh!" Tiba-tiba Ashley berteriak dengan kencangnya, ia memegangi kepalanya. Kepala Sora ikut sakit, sakitnya seperti ditusuk-tusuk jarum.

"Ada apa denganmu?" tanya Sora berjalan mendekati Ashley.

"Berhenti! Diam disitu. Jika kau mendekat, aku tidak tahu bisa menghentikan diriku lagi apa tidak."

Perasaan tidak nyaman di dada Sora kembali terasa. Ashley membuka laci-laci meja, Seperti mencari sesuatu. Semua laci ia buka. Lalu tangannya terhenti, ia memegang sebuah pisau kecil yang biasa digunakan untuk membuka surat.

Ashley menusuk dadanya menggunakan pisau, darah mengucur dari celah lukanya.

"Apa yang kau lakukan?" Sora langsung berlari menghampiri, menekan lukanya untuk menghentikan pendarahan. Darahnya terus mengalir, darah merah kehitaman mengotori tangan Sora. Dia terus menekannya.

"Jendral!"

Javier datang ingin memberi kabar, ia terkejut melihat darah yang mengalir dari tubuh Jendral.

"Apa yang kau lakukan?"

Tiba-tiba Javier mendorong Sora dengan kuat, membuatnya terlempar jauh. Kaki Sora terkilir dan punggungnya terbentur kasur.

"Jendral!" panggil Javier cemas. Karena terlalu banyak kehilangan darah, Ashley tak bisa mempertahankan kesadarannya. la pun tak sadarkan diri.

"Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan?" Javier langsung berdiri dihadapan Sora, keningnya mengkerut serta tatapannya yang tajam mengarah pada Sora terlihat sangat marah.

"Bukan aku yang melakukannya." Sora berusaha membela diri. Dia tahu Javier pasti mengira kalau dialah yang sudah menusuk Ashley.

Sora menjelaskan dengan serius sekaligus cemas. "Jendral sendiri yang melakukannya."

"Tanganmu penuh dengan darah Jendral, kita akan tahu kebenarannya saat Jendral sadar."

Kemarahan sudah menutupi hati serta pikiran Javier, ia tidak mau mendengar penjelasan Sora.

"Bawa gadis itu, aku akan mengintrogasinya."

Seorang prajurit berambut biru datang, ia membuka jubahnya dan menutupi tubuh Sora.

Pakaian Sora tampak kacau, kancing bajunya yang sudah lepas membuat bajunya terbuka. Prajurit itu menarik tangan Sora, membawanya naik ke atas kuda.

Javier menggendong Jendral masuk ke dalam kereta kuda. Keretanya sudah jalan. Sora melihat pemandangan yang berbeda.

"Sebenarnya, aku mau dibawa kemana?"

tanya Sora bingung.

Jalan yang di lalui berbeda dengan jalan yang tadi di tempuh. Hampir satu jam Sora duduk di atas kuda, entah sejauh mana mereka akan membawanya.

Hari ini dia mengalami hal yang berat. Tubuhnya sakit dan ada luka dimana-mana, pikirannya juga sangat lelah. Sora memejamkan mata sebentar dan tertidur.

"Bangun!" Prajurit itu berteriak, membuat Sora terbangun.

Mereka sudah berhenti, Sepertinya sudah sampai.

Sora turun dari kuda dibantu prajurit itu. Matanya kembali terbelalak, dia tidak pernah melihat rumah yang sangat besar seperti itu. Dibandingkan dengan rumah Count, rumah ini jauh lebih megah dan mewah.

Rumah yang sangat besar, Sora berfikir sepertinya akan memakan waktu berhari-hari hanya untuk membersihkannya.

"Ayo, jalan!" tarik Prajurit itu.

Prajurit itu menarik Sora lewat pintu belakang, ada sebuah menara disamping rumah. la terus menariknya, menuruni anak tangga.

"Akh!" Dengan kasarnya, Prajurit itu mendorong Sora masuk kedalam penjara dan menguncinya.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau memasukanku ke dalam penjara?" tanya Sora heran sekaligus takut.

Prajurit itu tidak menjawab, ia mengabaikan Sora lalu pergi meninggalkannya seorang diri disana.

Penjaranya pengap tidak ada cahaya yang masuk, hanya cahaya remang-remang dari lentera. Suasana penjaranya sangat menyeramkan.

"Aku tidak suka disini." gumam Sora ketakutan. Tubuhnya gemetaran. Dia tidak bisa menahan air matanya, ia menangis dengan keras.

"Apa aku akan mati disini?"

1
Aksara_Dee
sampai sini dulu ya Thor, nanti lanjut lagi..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!