Nura sangat membenci Viona seorang gadis sholehah, cantik dan berprestasi di sekolahnya. Di hari ulang tahunnya, Nura merencanakan sesuatu yang jahat kepada Viona.
Dan akhirnya karena perbuatan Nura, Viona menyerahkan kesuciannya kepada pemuda asing.
Viona terpaksa menikah dengan pemuda lumpuh. Setelah hamil, Viona memutuskan lari meninggalkan suaminya dan mencari ayah dari anaknya.
Berhasilkah Viona menemukan ayah dari anaknya?
Ikut ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Ungkapan Cinta Alvaro
Arya mendapatkan suntikan dana untuk tempat karokenya dari Syakira. Arya mulai membantu mencari informasi tentang Viona dengan membayar beberapa orang.
Informasi yang didapatkan Arya adalah, Viona anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya baru bekerja di perusahaan Alvaro. Viona berasal dari keluarga sederhana. Viona dan kakaknya adalah anak berprestasi yang sering mendapatkan bea siswa.
Arya juga mendapatkan informasi, Viona pernah dijebak temannya di hotel. Menurut informan itu, Viona bersama seorang pria di dalam kamar hotel. Sejak kejadian malam itu Viona yang ceria mendadak menjadi pendiam. Viona juga mengurangi aktivitasnya di luar rumah.
Arya segera melaporkan informasi yang dia dapat kepada Syakira. Syakira akhirnya menemukan cara untuk memisahkan Viona dan Alvaro. Syakira juga diam-diam membayar orang untuk memata-matai Viona.
🌑 Di rumah sakit.
Viona memeriksakan dirinya karena sudah seminggu ini Viona merasakan mual dan pusing yang luar biasa. Viona bahkan sampai dipasangin infus dan harus berisitirahat di rumah. Alvaro sangat mengkhawatirkan Viona.
Dan setelah diperiksa dokter, ternyata Viona sedang mengandung. Usia kehamilannya mencapai 6 minggu. Dokter Eka mengucapkan selamat atas kehamilan Viona. Viona meminta tolong agar merahasiakannya kepada Alvaro. Viona beralasan memberikan kejutan kepada Alvaro.
Dengan lesu Viona keluar dari ruangan Dokter Eka. Viona memang telat haid. Viona bingung apa yang harus dia lakukan. Viona malu untuk berterus terang kepada Alvaro.
Viona menemui Alvaro di ruangan Dokter Dodi. Viona meminta izin untuk pulang duluan. Alvaro meminta Raka untuk mengantar Viona pulang tapi Viona bersikeras untuk pulang sendiri. Akhirnya Alvaro mengizinkan Viona pulang walaupun di dalam hati Alvaro merasa berat.
Viona melangkahkan kakinya meninggalkan rumah sakit. Viona memandangi perutnya yang masih belum terlihat buncit. Viona sedih, bingung harus bagaimana dengan nasib pernikahannya.
Setelah jauh berjalan, Viona merasa lelah dan berhenti di restoran cepat saji. Viona memesan burger, kentang goreng dan juga minuman dingin. Viona duduk di pojok restoran.
Viona masih memikirkan nasibnya. Viona ingin sekali jujur kepada Alvaro tapi Viona takut Alvaro akan membencinya dan menyuruh Viona menggugurkan kandungannya.
Viona yang masih belum mengingat kejadian malam panas itu sangat membenci Nura. Karena Nura lah dia menjadi begini. Viona hamil dan lebih parahnya Viona tidak tahu siapa ayah dari si jabang bayi.
Viona terus membayangkan bagaimana jika anak yang di dalam kandungannya ini lahir dan mencari ayahnya. Apa yang harus Viona katakan.
Di saat Viona bergelut dengan pikirannya. Seseorang datang dan duduk di hadapannya. Viona tidak menyadari kehadiran orang itu. Viona terus menghabiskan makanannya. Dan pandangan Viona menatap orang yang ada di depannya.
"Astaghfirullah hal adzim!" Viona memegang dadanya.
"Buseeeeetttt!" Syakira tidak kalah terkejutnya.
"Maaf, sejak kapan Anda duduk di sini?" Viona menstabilkan napasnya.
"Sejak zaman dahulu!" Syakira menyilangkan kedua tangannya dan menatap tajam ke arah Viona.
"A ... ada apa Kak?" tanya Viona.
"Tinggalkan Alva."
"Kak Alva sudah memilih aku. Kakak cantik, pasti banyak yang suka. Mengapa Kakak tidak merelakan Kak Alva saja."
"Apa kamu masih punya malu? Sebelum menikah dengan Alva kamu sudah tidur dengan pria lain. Kamu sudah membohongi Alva."
Viona membelalakkan matanya. Viona kaget Syakira mengetahui rahasianya.
"Apa kamu malu anak yang ada dalam kandunganmu nanti gak ada Ayahnya? Alva kamu jadikan pelarian. Kamu menjadikan anakmu nanti sebagai pewaris harta Alva. Dasar orang miskin!"
Syakira berdiri dan meninggalkan Viona sendiri. Syakira masuk ke dalam mobil. Dari dalam mobil Syakira tertawa melihat Viona yang meneteskan air mata.
"Viona, Viona, orang seperti lu itu pasti gak tegaan. Gue berani taruhan, sebentar lagi lu merasa gak nyaman dan pergi meninggalkan Alva. Gue udah gak sabar nunggu episode berikutnya," sambil tertawa Syakira melajukan mobilnya meninggalkan restoran cepat saji.
Alva menelpon Viona menanyakan keberadaannya. Setelah diberitahu Viona, Alva dan Raka menuju restoran cepat saji.
Raka menepikan mobilnya. Viona masuk ke dalam mobil memberikan makanan cepat saji kepada Raka dan juga Alvaro.
"Terima kasih," Raka mengambil bungkusan yang diberikan Viona kepadanya.
"Kamu sudah makan?" tanya Alvaro.
"Sudah, tapi ini buat nanti. Aku pengen makan burger lagi di rumah," jawab Viona.
Di sepanjang perjalanan menuju rumah, Viona hanya diam memikirkan omongan Syakira. Viona baru dua minggu menjadi istri Alvaro dan mereka sama sekali belum pernah melakukan hubungan suami istri. Bagaimana jika perut Viona membesar, apa yang akan dilakukan Alvaro.
Tiba-tiba Viona kembali merasa mual. Viona menepuk pundak Raka menyuruhnya untuk menepikan mobil. Raka segera menepi. Viona keluar dari mobil memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya.
Viona mulai merasa lega tatkala ada tangan yang dengan lembut mengusap punggungnya. Viona mendongak dan ternyata orang itu adalah Alvaro.
"Kak Alva bisa berdiri?" Viona dengan cepat berdiri di samping Alvaro.
"Iya, berkat kamu sedikit demi sedikit aku mulai bisa berjalan," jawab Alvaro.
Mereka kembali menuju rumah. Setelah membantu Alvaro, Raka berpamitan. Tinggallah Alvaro dan Viona di dalam rumah.
"Viona, ada yang ingin kamu sampaikan? Sedari tadi aku lihat kamu gelisah," tanya Alvaro.
"Kak Alva, aku punya teman. Dia hamil tapi anak itu bukan anak suaminya. Misalkan Kak Alva jadi suaminya apa yang Kak Alva lakukan? Apa Kak Alva akan menceraikannya? Atau menyuruh menggugurkan anak itu?" Viona meremas-remas jemarinya.
Alvaro tahu arah pembicaraan Viona. Dalam hati Alvaro bertanya, apakah saat ini Viona tengah mengandung anaknya? Alvaro merasa bersyukur karena dia akan mempunyai anak. Tapi di satu sisi Alvaro takut Viona akan membencinya karena tidak berani jujur.
"Seandainya aku suami teman kamu. Aku akan bertanya padanya apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak akan mengambil tindakan yang membahayakan istri dan anak yang ada di dalam kandungannya. Seharusnya teman kamu jujur pada suaminya," jawab Alvaro.
"Tidak semua suami seperti Kak Alva," Viona menatap ke arah Alvaro.
"Aku juga bukan orang yang baik. Tapi percayalah aku orang yang bertanggung jawab. Viona jujurlah ada apa sebenarnya?"
"Gak ada Kak, maaf Kak Alva, aku mau ke kamar mandi," Viona memegangi perutnya.
Bel depan berbunyi, dengan sangat hati-hati Alvaro menuju pintu depan dengan kursi rodanya.
"Hai Alva," Syakira langsung masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi tamu.
"Keluar!" usir Alva.
"Alva, aku ke sini mau kasih tau, tuh si Viona gak perawan lagi,"
"Emangnya kenapa?" Alva mendekati Syakira.
"Viona hamil. Anak yang ada di dalam kandungannya anak haram. Apa kamu mau menjadi Ayah anaknya!" Syakira meninggikan nada suaranya.
Viona yang baru keluar dari kamar mandi, diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka.
"Siapa bilang anak dalam kandungan Viona itu anak haram? Dia anakku!" kata Alvaro.
"Alva, apa sih bagusnya si Viona, hingga kamu mengakui anak haramnya!"
"Viona gadis baik-baik. Tentu saja anak yang ada di dalam kandungannya anakku. Karena aku suaminya. Viona tidak pernah berhubungan badan dengan lelaki lain selain denganku. Sekarang pergi kamu dari sini! Sampai kapanpun kamu tidak akan bisa memisahkan kami!"
Viona berlari masuk ke dalam kamar. Viona menutupi tubuhnya dengan selimut. Viona menangis setelah mendengar Alva yang membela dirinya di depan Syakira.
Viona baru menyadari ternyata Alvaro sangat menyayangi dan menerimanya apa adanya. Alvaro juga mau mengakui anak yang ada di dalam kandungannya sebagai anaknya. Viona merasa malu terhadap dirinya sendiri.
Viona mendengar suara kursi roda Alvaro masuk ke dalam kamar mereka. Alvaro mendekati tempat tidur Viona. Alvaro mengusap lembut punggung Viona untuk mengurangi rasa mual. Viona merasa nyaman setiap kali Alvaro mengusap punggungnya.
Alvaro perlahan mengecup kening Viona. Alvaro menaikkan selimut Viona.
"Aku cinta kamu," bisik Alvaro.
Alvaro perlahan naik ke tempat tidurnya. Alvaro memejamkan mata. Sedangkan Viona dalam diam meneteskan air mata.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...