NovelToon NovelToon
Pemilik Hati Eliza

Pemilik Hati Eliza

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: erulia

Eliza yang belum move on dari mantan tunangannya-Aizel- menikah karena dijebak oleh Raiyan yang merupakan ipar tiri Aizel , sedangkan Raiyan yang awalnya memiliki kesepakatan dengan adik tirinya yaitu Ardini, sengaja melanggar kesepakatan itu demi membalas dendam pada Ardini.

"Kesepakatan Kita hanya sebatas kau membuat nya jatuh cinta, lalu meninggalkannya setelah Aku dan Aizel menikah, Kau melanggar kesepakatan Kita Raiyan. " ~Ardini

"Tapi di surat perjanjian itu juga tidak ada larangan kalau Aku mau menikahinya."
~ Raiyan

akankah kisahnya berakhir indah? akankah Eliza kembali pada Aizel setelah mengetahui semua fakta yang selama ini Raiyan sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Restoran Bintang Lima dan Hoodie Kebesaran Eliza

Raiyan memanggil dan mengekori Eliza sampai ke kamar mandi,hidungnya hampir saja mencium pintu kamar mandi karena Eliza membanting pintu.

"El, buka pintunya." pinta Raiyan dengan suara lirih. Eliza tak menghiraukan panggilan suaminya itu, perasaannya masih campur aduk tak bisa di jelaskan atas jawaban yang di dengarnya.

Sampai akhirnya panggilan Raiyan berhenti, Eliza keluar menggunakan handuk kemben, dirinya kaget di depan pintu Raiyan sudah berdiri melipat tangan di dada.

"Kenapa berdiri di situ? Minggir Aku mau lewat!" ucap Eliza dengan nada memerintah

Raiyan memberi jalan sambil membungkuk dan merentangkan tangannya "Silahkan lewat, nona Eliza." disertai senyum menawannya.

Eliza memastikan Raiyan sudah benar -benar masuk ke kamar mandi barulah ia mulai memakai baju.

Eliza yang terbiasa mengenakan baju di depan lemari tak mengetahui Raiyan memunculkan sebagian kepalanya untuk menggoda Eliza "Aku sedang mengintip mu, El." lalu cepat-cepat menutup kamar mandi kembali.

"Argh!" pekik Eliza panik sambil cepat-cepat memakai piyamanya.

Sedangkan di kamar mandi Raiyan cekikikan mendengar teriakan panik wanita itu.

Eliza yang merasa perutnya keroncongan segera mengeksekusi isi kulkas Raiyan tapi ternyata hanya di isi dengan air mineral.

"Dasar Raiyan pemalas, tidak ada satu bahan makanan pun di sini." Baru saja Eliza mengumpat, Raiyan sudah turun sambil bersiul.

"Hai, sedang apa El?" tanya Raiyan dengan wajah tanpa dosa.

"Sedang membangun candi!" Eliza sewot lalu menenggak air mineral sebotol-botolnya.

"Ternyata Kamu bisa bercanda juga, hehe, kalau mau masak percuma, dapurku ini tak menyediakan bahan makanan, Aku selalu gofood."

"Sudah tahu, cuma air mineral begitu apanya yang mau di masak, ayo ikut Aku belanja." ajak Eliza tanpa menunggu persetujuan Raiyan, Eliza memakai Hoodie yang tergantung di lemari, meskipun kebesaran itu sangat sat set bagi dirinya yang sudah keroncongan.

"Kita gofood saja lah El, lagi pula besok kita akan tinggal di rumah utama lagi, percuma kalau belanja, ya ya ya." Raiyan menyatukan kedua tangannya di depan dagu, memohon agar kali ini Eliza mau mendengarkan sarannya.

"Apa? Kembali ke rumah utama? Aku tidak mau! Aku ingin tetap di sini." Eliza melewati Raiyan yang dari tadi menghalangi jalannya.

"Wah, ternyata kamu ingin selalu berduaan dengan ku ya? Sampai-sampai tak mau lagi ke rumah utama." Goda Raiyan langsung dibalas dengan cubitan kecil Eliza.

"Aw!" pekik Raiyan kesakitan.

"Sembarangan! Aku malas serumah dengan Ardini yang galak, lagi pula suaminya selalu menggangguku, selalu mencuri kesempatan untuk dekat denganku, idih, Aku tak sanggup kalau harus berhadapan dengan Ardini lagi, lebih baik Aku menghindar."

"Loh, memangnya kenapa? Bukankah Kau bahagia didekati mantan? Bukannya Kamu masih cinta padanya?" pancing Raiyan masih mencegah Eliza yang hendak pergi belanja.

"Cinta? kata siapa?" balas Eliza makin sewot

"Jawab saja, masih cinta kan?" tanya Raiyan masih tetap mengorek isi hati Eliza.

"Tidak."

"Yakin?" Eliza mengangguk.

"Jadi sekarang cintanya sama siapa?" Eliza bingung, perasaannya pada Raiyan masih samar-samar, tak mungkin Eliza mengakui kalau dirinya sudah mulai memiliki rasa pada Raiyan, bagaimana pun itu menyalahi aturan kaum hawa yang mempunyai gengsi selangit .

"Kepo, cepat bawa Aku ke supermarket." perintah Eliza karena dirinya tak bisa mengendarai mobil.

"Ya ya, bawel." celetuk Raiyan tapi tetap membuka kan pintu untuk Eliza.

"Ngomong-ngomong apa Kau benar-benar tak ingin kembali ke rumah utama?" tanya Raiyan.

"Hm... Kalau saja Kau mau mengabulkannya, tapi di sini posisiku lemah, Aku hanya mampu ikut kemanapun Kau akan membawaku."

Eliza menopang dagunya.

"Sebenarnya Aku juga mau berduaan denganmu tanpa gangguan tapi Aku baru saja kembali ke rumah utama." Eliza mengernyit tak setuju karena dengan pede nya Raiyan menyimpulkan itu satu-satunya alasan Eliza ingin tetap di rumahnya.

"Lagipula kalau hanya Kita yang ada di rumah, Aku takut khilaf, El." ucap Raiyan dengan suara se pelan mungkin.

"Maksudmu?" tanya Eliza polos

"Lelaki dan perempuan berduaan, apalgi sudah halal begini, apalagi kalau suasana hujan, masa hal begitu saja tak paham." Eliza memutar bola matanya begitu sudah nyambung dengan apa yang Raiyan maksud.

"Baiklah, Aku ikut saja kalau Kau tetap ingin di rumah utama." Jawab Eliza pasrah.

Raiyan terus melaju dan melewati supermarket, dari awal ia memang tak berniat mengantar Eliza ke supermarket melainkan ke sebuah restoran bintang lima, Eliza mencak-mencak tak karuan memperhatikan dirinya sendiri dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Dengan memakai celana tidur piyama dan Hoodie kebesaran, Eliza tahu dirinya akan mengundang perhatian orang-orang yang datang ke restoran bintang lima ini.

"Ayo masuk, jangan khawatir, Kamu cantik begitu." ujar Raiyan meyakinkan Eliza.

"Kamu sih masih enak dilihat walaupun memakai jins setengah lutut dan kaos oblong sedangkan Aku? Ayolah kita pulang saja, Aku malu Raiy, kalau Kau tak mau pulang biar Aku pulang sendiri saja!" Eliza menghentakkan kakinya dengan bibir manyun, detik berikutnya Raiyan memikul tubuh Eliza layaknya karung beras.

"Eh eh Raiyan, turunkan Aku." ucap Eliza sambil memukul-mukul pantat Raiyan.

"Sudahlah jangan banyak drama Aku sudah lapar, Besok-besok saja Kamu memikirkan penampilan, sekarang kita pikirkan dulu urusan perut yang dari tadi minta di isi." Raiyan tak memperdulikan orang-orang yang menatap aneh ke arahnya.

Eliza Yang sudah kepalang cosplay jadi karung beras tak lagi berteriak minta di turunkan, ia menutup wajah dengan tangannya.

Raiyan lantas menurunkan Eliza dan mendudukkannya di kursi salah satu meja, pelayan datang dan Raiyan memesan steak dengan kematangan well done.

Karena sudah terlanjur malu di perhatikan orang-orang,Eliza juga memesan makanan yang sama sambil menutupi wajahnya dengan sebelah tangan.

"Oh ya, Aku mau tanya satu hal,apakah yang di kolam tadi ciuman pertamamu?" Eliza manyun karena tak senang atas pertanyaan intim itu

"Ha? Serius? Ayolah jawab El, kalau diam berarti iya."

"Hm." jawab Eliza singkat.

"Jadi pacaran selama lima tahun apa saja yang Kalian lakukan?" pancing Raiyan penasaran.

"Namanya juga pacaran bukan menikah, lagi pula Aizel sangat menjagaku, dia tak ingin merusak ku demi kesenangan sesaat, itu lah kenapa dulu Aku sangat menyayangkan begitu dia memutuskan pertunangan kami." ujar Eliza membanggakan mantan terbaik sekaligus terburuknya itu.

Percakapan terhenti begitu makanan datang.

Eliza kikuk memotong daging menggunakan pisau, meskipun sudah tinggal serumah dengan orang kaya tak serta Merta membuat Eliza mahir menjalani kebiasaan seperti mereka

Eliza yang dulunya hanya makan rendang dengan tangan sekarang harus makan dengan anggunly dan menggunakan garpu pisau.

"Makan yang ini saja." Raiyan Menyerahkan steak nya yang sudah di iris-iris.

"Terimakasih." ucap Eliza bersyukur lelaki di depannya ini cukup peka ternyata.

"Kasih di terima." balas Raiyan.

"Apa Kau marah Aku mencuri ciuman pertamamu?" tanya Raiyan masih seputar first kiss-nya Eliza.

'Dasar bodoh! Aku senang, tapi Kau tak paham!' batin Eliza

"Sudah terlanjur, mau bagaimana lagi." jawab Eliza seakan pasrah dengan keadaan.

"Aku minta maaf, tapi sebagai gantinya akan ku ajari cara berciuman yang benar agar nanti kalau Kau mencium Aizel, Kau akan lebih mahir di depannya." gurau Raiyan dengan mengucapkan maaf tapi sebenarnya tak meminta maaf malah ingin mengulangnya berkali-kali.

"Hal semacam itu tak akan terjadi, jadi Aku tak perlu bantuan konyol mu itu." Raiyan tersenyum lebar atas jawaban Eliza

Drt..

Drt..

Ponsel Raiyan bergetar, ternyata papa yang menelepon.

"Halo, Aku sedang makan di restoran,kenapa Pa? Apa? Dimana? Baiklah Kami segera kesana." Raiyan menutup teleponnya panik.

"Oma masuk rumah sakit, cepat makan dan kita ke sana." perintah Raiyan yang di balas dengan anggukan dari Eliza, meskipun selama ini diabaikan, Raiyan tetap menyayangi Omanya walau hati kecilnya sempat terluka dan kecewa atas kejahatan Omanya.

1
Wayan Sucani
Gebrakan yg mantap
Mưa buồn
Masukin ke list favorite aku deh, seru banget pokoknya.
erulia: terimakasih sudah membaca novel ini,tunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
Its_PurpleColor
Endingnya puas. 🎉
erulia: halo kak,masih banyak konflik yang seru di novel ini,tunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!