Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rejeki Aaran.
Hari ini Leo dibuat dongkol oleh ulah bosnya. Setelah seharian kemarin Ia diberi kerjaan yang setumpuk bahkan sampai harus lembur, sekarang Ia juga masih harus menggantikan tugas bosnya memimpin beberapa rapat penting dengan para kepala divisi.
Leo mungkin tidak akan sedongkol ini jika bosnya itu benar-benar sedang ada halangan, namun seharian ini Leo melihat Adit hanya mengurung diri diruangannya tanpa melakukan apapun.
"masih mimpi buruk lagi pak? " tanya Leo begitu Ia masuk ke ruangan Adit setelah selesai rapat dengan para kepala divisi.
Adit menoleh kearah Leo, kemudian menggeleng
"Realitanya lebih mengerikan dari mimpi buruk" jawab Adit datar.
"maksudnya pak? " tanya Leo penasaran. Ia langsung duduk didepan Adit, menunggu bosnya itu melanjutkan ucapannya.
"Gue yang sudah menghamili Nana " ucap Adit sendu "gue baru tau kemarin pas cek cctv "
"Ya Tuhaan ! " Leo menutup mulutnya.
"Gue ga sengaja, waktu itu gue mabuk " lirih Adit
"Pantas dalam mimpi bapak,gadis badung itu ingin membunuh bapak " ucap Leo
"Gue harus gimana? " tanya Adit
"Ya bapak harus bertanggung jawab " jawab Leo cepat
"Kemarin gue sudah menemui anak itu.. tapi dia tidak mau gue bahas masalah itu " jawab Adit
"maksudnya Nana tidak mau bapak bertanggung jawab gitu? " tanya Leo
"Entahlah " Adit menggedikan bahunya.
"Gadis yang aneh " ujar Leo
"terus gue harus bagaimana? " tanya Adit
"Mungkin Nana butuh waktu " jawab Leo
"mungkin "
"Bapak harus lebih berusaha mendekati gadis badung itu.. bukankah selama ini bapak sama Nana tidak pernah akur " nasehat Leo
"iya kamu bener " ucap Adit.
"Terus kapan bapak mau memberitau orang tua Nana? " tanya Leo
"Gue belum tau " jawab Adit bingung
Rencananya Adit akan memberitau kedua orangtua Nana setelah ada pembahasan dengan Nana terlebih dahulu. Tapi kemarin Nana masih belum bisa diajak ngobrol. Mungkin benar apa yang dibilang oleh Leo, sepertinya Nana masih butuh waktu.
Bel tanda pelajaran selesai berbunyi, Nana dan Dewi bergegas keluar kelas. Wajah mereka terlihat lega setelah seharian dijejali dengan soal-soal latihan persiapan ujian nasional.
Wajah Nana langsung masam ketika melihat ban motornya kempes.
"Sialan pake kempes segala " Nana menggerutu. Padahal sepulang sekolah Ia masih harus mampir ke mini market untuk membeli diapers Aaran yang hampir habis.
Dewi yang melihat Nana seperti kebingungan menghampirinya.
"kenapa motornya? " tanya Dewi
"kempes " jawab Nana
"Pulang barengan aku saja " ajak Dewi
"Emang lo bawa motor? " tanya Nana. seingat Nana Dewi hanya satu diantara semua teman sekelasnya yang tidak bisa bawa motor.
"Aku dijemput kak Teguh.. udah ayok tuh orangnya datang " Dewi langsung menarik tangan Nana, tidak memberi kesempatan Nana untuk menolak.
Dewi langsung mendorong Nana masuk kedalam mobil.
"tapi motor gue gimana? " tanya Nana bingung
"Kenapa motor kamu? " tanya Teguh yang duduk dibalik kemudi.
"kempes mas " jawab Nana
"Ya sudah Nanti aku suruh sopir ambil motor kamu " ucap Teguh sambil menyalakan mesin mobilnya.
"Kunci motornya kasih kak Teguh " ujar Dewi
"oh iya " Nana pun memberikan kunci motor nya kepada Teguh.
"Nanti kalau motornya sudah beres biar sopir antar ke rumah kamu " ucap Teguh
"makasih mas "
Di Jalan Nana tiba-tiba ingat, Ia harus membeli diapers untuk Aaran. Dengan menahan malu Nana memberanikan diri minta Teguh untuk berhenti sebentar di sebuah mini market yang kebetulan mereka lewati.
"Aku nunggu di mobil ya " Dewi enggan untuk ikut turun.
"iya, aku cuma sebentar " pamit Nana
Dengan langkah cepat, Nana masuk ke mini market. Nana mengambil beberapa pak diapers dan memasukan ke dalam keranjang.
Nana kaget ketika Teguh sudah ada disamping nya dan memasukan lagi beberapa pak diapers kedalam keranjang belanjaan Nana hingga penuh.
"I.. ini kebanyakan mas " ujar Nana
"Buat stok, musim hujan begini biasanya bayi lebih sering ngompol "
"tapi mas.. "
"Nanti aku yang bayar " ujar Teguh sambil tersenyum.
Sebetulnya Nana masih akan membeli beberapa keperluan yang lain, namun Ia merasa tidak enak karena sudah pasti nanti Teguh yang akan membayar. Tidak mungkin Ia membayar sendiri secara terpisah.Akhirnya Nana hanya membeli diapers untuk Aaran saja, biarlah untuk keperluan yang lain ia beli besok.
"Terimakasih mas " ucap Nana ketika mereka keluar dari mini market.
"sama-sama " jawab Teguh.
Merekapun masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan. Tujuan utama Teguh adalah mengantarkan Nana baru kemudian Ia dan Dewi pulang.
"Terimakasih mas, Wi " ucap Nana begitu ia turun dari mobil. Teguh mengangguk
Nana masuk dengan menenteng satu kantung plastik besar berisi diapers setelah mobil Teguh melaju meninggalkan halaman rumah abah
" tumben beli sekaligus banyak neng? " tanya Umi.
Biasanya Nana paling beli dua pak, jika sudah habis beli lagi, menyesuaikan dengan isi dompetnya.
"rejeki nya Aaran umi, ini semua di beliin sama kakaknya Dewi " jawab Nana
"maksudnya di beliin Dr Teguh? " tanya umi
"iya umi, tadi Nana menolak. Tapi Dr Teguh maksa " ujar Nana
"Ya sudah ini namanya rejeki. ga baik ditolak " ucap umi sambil tersenyum simpul.
Terimakasih sudah bersedia membaca cerita ini, jika suka minta vote, like dan komennya
Karena itu sangat berarti untuk Author agar lebih semangat lagi nulis nya.
Happy reading