Dendam, cinta, dan kebohongan. Sebuah permainan yang berbahaya dan tak terduga. Amanda, seorang wanita yang memiliki tujuan yang jelas, mendekati suami Selena, Reagan, seorang pria tampan dan sukses.
Namun, Amanda tidak tahu bahwa Reagan memiliki rahasia yang tersembunyi di balik pernikahannya dengan Selena. Amanda terus beraksi tanpa menyadari bahwa dirinya sudah terlibat dalam permainan dan konflik yang besar.
Apa yang sebenarnya tersembunyi di balik pernikahan Reagan dan Selena yang terlihat sempurna itu? Dan apa yang akan terjadi ketika dendam dan cinta berbenturan?
Pleas yang baca dan gak suka skip aja🙏
Jangan tinggalkan jejak buruknya🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCS 30. Akibat Rencana Selena.
Reagan segera membawa Amanda meninggalkan perusahaan, ia mengarahkan kendaraannya menuju penthouse. Melihat Amanda yang menangis dalam pelukannya tanpa suara, membuat Reagan marah sekaligus merasa bersalah.
Kini di penthouse yang mewah itu, Amanda tengah duduk sendirian di meja makan. Tatapannya menembus dinding kaca, memperhatikan kolam renang dengan pikiran yang sebenarnya masih melayang.
"Makanlah."
Amanda menoleh ketika Reagan meletakkan sesuatu di hadapannya. Seporsi spaghetti dengan tampilan yang amat sederhana. Apakah Reagan sendiri yang membuatnya? Wajah Amanda terangkat untuk bisa menatap Reagan.
"Aku tahu kalau kau belum makan siang."
Reagan sudah menerima semua laporan dari orang yang ia tempatkan untuk menjaga Amanda. Wanitanya sama sekali tidak keluar dari ruang ganti setelah rumor itu menyebar.
Amanda menatap sesaat spaghetti itu, sebelum satu tangannya meraih alat makan dan mulai menikmatinya. Ia memang merasa lapar, karena ketika siang, wanita itu sama sekali tidak memakan apa pun.
"Enak?" tanya Reagan sembari mengusap saus yang ada di sudut bibir Amanda.
Amanda mengangguk, ia mengakhiri acara makannya setelah berhasil menghabiskan spaghetti yang Reagan buat untuknya. Ia meraih tisu untuk mengusap bibir dan menegak air minum yang Reagan berikan. Kini ia merasa lebih baik setelah perutnya terisi.
"Sudah lebih baik?" tanya Reagan.
Amanda menatap pria itu. Kejadian hari ini sebenarnya membuat dirinya kesal sekaligus geram. Dirinya tidak bisa melakukan apa pun untuk mematahkan tuduhan-tuduhan yang karyawan tujukan padanya. Amanda juga tidak bisa leluasa bertindak karena harus memikirkan Reagan.
Aghhh! Rasanya ia ingin sekali berteriak di wajah Selena. Permainan wanita itu sukses membuat nama Amanda buruk.
Reagan tersenyum kecil melihat wajah kesal itu. "Maafkan aku karena terlambat mengetahuinya. Aku juga tidak ada di sana."
"Memangnya apa yang bisa kau lakukan jika ada di sana? Mengakuinya juga tidak mungkin."
Reagan terkeke mendengar Amanda yang mulai menggerutu. "Apa kau sedang melampiaskan rasa kesal mu padaku?" tanya Reagan dengan mempertahankan wajah tengilnya. Ia senang karena Amanda kini sudah ingin membuka suara.
Amanda memutar bola mata dan malas menatap Reagan. Ia tengah kesal, tapi pria itu bisa-bisanya menggodanya.
"Memangnya kau sudah siap, jika aku membuka tentang hubungan kita pada semua orang?" tanya Reagan serius. Ia memutar kursi yang Amanda tempati untuk bisa berhadapan dengannya.
Pria itu tak mendapatkan jawaban. Ia memperhatikan lekat Amanda yang terlihat tengah berpikir keras. Wanita itu sedang merasakan perasaan dan pikirannya bertikai. Amanda sadar, saat ini waktu belumlah berpihak pada hubungannya dengan Reagan. Ia tak bisa mengharapkan lebih.
Amanda menghela napas dan ingin menjatuhkan pandangannya seraya menunduk, tapi gerakan itu lebih dulu ditahan oleh Reagan. Ia menyentuh dagu wanitanya dan menatap mata yang biasanya selalu memperhatikannya dengan intens.
Tapi pandangan itu sudah tak lagi Reagan temukan. Ia hanya bisa melihat kegelisahan, marah, sedih serta tak bersemangatnya Amanda.
Reagan membawa tangannya berpindah untuk mengusap wajah Amanda, sebelum pria itu mendekat dan mencium bibir wanitanya.
"Kau mengetahui segalanya, Amanda. Aku mencintaimu. Dan hanya menginginkan dirimu."
Tangan Reagan berpindah untuk menahan belakang kepala Amanda. Ia kembali mendaratkan ciuman di bibir wanita itu. Menyesapnya perlahan sembari memejamkan mata.
Amanda juga melakukan hal yang sama, merasakan ciuman Reagan dan membalasnya.
Reagan meraih tubuh Amanda dan membawanya berdiri tanpa melepaskan tautan bibir mereka. Semakin lama ciuman itu semakin menuntut dan panas. Tangan Reagan juga sudah bergerak liar menyusuri tubuh Amanda yang masih terbalut pakaian.
"Agkhhh..."
Amanda terkesiap ketika kini dia telah duduk di pangkuan Reagan. Pria itu ternyata sudah membawanya ke sofa. Sangking terbuainya dengan apa yang Reagan lakukan, Amanda tak menyadari jika mereka telah meninggalkan meja makan dan berakhir dengan posisi intim di atas sofa.
"Ternyata kau menikmatinya, Sayang."
Wajah itu memerah. Membuat Reagan tersenyum. Amanda mendorong dada pria itu dan ingin beranjak dari sana, namun Reagan tak membiarkannya. Tangan pria itu melingkar di pinggang Amanda, bahkan menarik tubuh wanita itu untuk lebih menempel padanya dan Reagan kembali menyerang wanita itu.
"Emmpphhh..."
Reagan tak memberi celah pada Amanda. Tangan pria itu sudah bergerak cepat menyusup ke dalam pakaian Amanda. Menyentuh langsung perut datar itu dan mengusapnya. Tubuh Amanda meremang, merasakan panas sekaligus dingin seiring tangan Reagan yang terus naik merayap dan meremas dadanya.
"Aghhh..."
Desahan itu akhirnya lolos dari bibir Amanda. Reagan membawa wajahnya turun, menyapu area leher wanitanya dan meninggalkan beberapa jejak merah di sana. Tangan Reagan dengan cepat melepas atasan yang Amanda kenakan dan melemparnya sembarang.
Kini di hadapan wajahnya sudah terpampang sesuatu yang mengagumkan sekaligus menantang. Reagan menelan salivanya, gairah pria itu sudah tak bisa di tahan. Ia menatap Amanda yang masih terengah dengan tangan yang tak berhenti bekerja.
"Rey...!" Amanda terkejut ketika Reagan telah melepaskan bra-nya.
Reagan hanya tersenyum. Wajah Amanda sudah sangat merah.
"Sebaiknya kita menikah sekarang saja," ucap Reagan yang membuat netra Amanda seketika membola.
Reagan kembali menyerang Amanda, menyesap bibir wanita itu dan langsung menelusupkan lidahnya demi membelit lidah Amanda seraya memberikan remasan lembut di kedua dada Amanda. Amanda tak sempat memahami perkataan Reagan, pria itu sudah membuatnya kembali terbuai. Reagan begitu ahli memanjakan titik-titik sensitif pada tubuh wanitanya.
Amanda mengeratkan lingkaran tangannya di leher Reagan ketika pria itu beranjak berdiri dari sofa. Dengan posisi yang begitu intim, Reagan membawa Amanda berpindah ke dalam kamar dan terus menyesap bibir kenyal wanitanya. Ia merebahkan tubuh itu perlahan di atas ranjang yang luas. Tak hentinya Reagan mencumbu wanita yang kini berada di bawahnya. Ia terus menjelajahi tubuh Amanda, menikmati reaksi tubuh itu yang menggelinjang hebat akibat permainannya.
"Rey..." Amanda menahan tangan Reagan yang kini sudah berada di inti tubuhnya. Wanita itu menggeleng, dan bisa Amanda lihat tubuh kekar itu. Astaga! Kapan Reagan melepaskan kemejanya?
Reagan lagi-lagi menyeringai ketika melihat Amanda menatap tubuhnya dengan tatapan damba.
"Kau yakin ingin menolaknya?"
"Aahh..."
Reagan mendorong pelan jarinya dan mulai bermain pelan di area terlarang itu. Menikmati desahan manja yang semakin memancingnya untuk bertindak lebih.
"Kau bahkan sudah sangat basah, Sayang."
Amanda mendengus melihat Reagan yang berada di atasnya tertawa. Pria itu sangat menyebalkan. Amanda memejamkan mata saat Reagan yang tidak menghentikan aksinya di bawah sana. Reagan semakin mempercepat laju gerakan jarinya dengan terus memperhatikan wajah Amanda. Dan ketika Amanda ingin mencapai puncaknya, Reagan menghentikan gerakannya secara tiba-tiba.
"Rey...!"
Reagan terkekeh mendengar rengekan itu. Amanda kesal Reagan mempermainkan dirinya. Pria itu merangkak mundur, ia turun dari tempat tidur untuk melepaskan celananya dan kembali mengukung tubuh Amanda. Mereka sudah sama-sama polos, tak ada sehelai benang pun yang menutupi.
"Aku akan melakukannya perlahan."
Tubuh Amanda menegang saat bisa merasakan sesuatu yang amat keras mencoba memasuki dirinya. Kedua tangannya meremat kuat sprei ketika merasakan perih dan sesak di bawah sana.
"I Love you, My Wife," gumam Reagan berat saat ia berhasil memasuki Amanda seutuhnya. Pria itu sesaat terdiam, menikmati sensasi kedutan yang meremat kuat senjatanya. Dan setelahnya ia mulai bergerak perlahan, Reagan tak ingin Amanda kesakitan. Pria itu baru mempercepat permainannya setelah memastikan Amanda yang juga mulai menikmati malam panjang mereka.
tumben amat mataku jeli. coba karya sendiri,, kelwatan teruss
Sabar Manda, semoga aja Rey bisa secepatnya mengambil alih perusahaan dan setelahnya membereskan masalah hubungan kalian ....